Diet “Kekinian” yang Sebenarnya Tidak Direkomendasikan | OTC Digest
makan_diet_kekinian

Diet “Kekinian” yang Sebenarnya Tidak Direkomendasikan

Selalu ada tren diet dari masa ke masa. Dulu, sempat booming diet Atkins, food combining, dan diet golongan darah. Diet-diet tersebut sudah mulai redup ‘kejayaannya’, berganti dengan diet yang kekinian: diet keto, diet mayo, intermittent fasting (IF), dan diet Paleo. “Menurut pengamatan saya, keemat diet inilah yang paling populer selama 2016-2017,” ujar dr. Diana F. Suganda, MKes, Sp.GK dalam diskusi “Mengenal Diet Populer” yang diselenggarakan RS Pondok Indah di Jakarta (17/01/2018).

Masih ada anggapan bahwa diet berarti tidak makan. “Padahal, diet berarti mengatur pola makan. Maka itu ada diet ginjal, diet hipertensi, diet diabetes, dan lain-lain. Itu adalah pengaturan pola makan untuk orang dengan penyakit tertentu,” tuturnya. Dokter spesialis gizi yang praktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya ini menjelaskan keempat diet yang belakangan ini ngetren. (Baca juga: Hoax yang Ngetren)

 

Diet keto

Dalam diet keto, asupan karbohidrat sangat minim. Dari anjuran diet seimbang 50%, dikurangi jadi hanya 10%. Ini membuat tubuh berusaha mencari sumber energi lain, yakni dengan memecah cadangan lemak dari hati maupun sel-sel lemak.

Namun banyak pasien dr. Diana yang menjalani diet keto memiliki profil lipid (lemak) yang jelek. Kadar kolesterol total, kolesterol “jahat” LDL dan trigliserida tinggi. “Cadangan lemak dipecah menjadi gliserol dan asam lemak, dan ini mengalir dalam darah. Akibatnya, profil lemak di darah tinggi,” ujarnya. Dalam jangka panjang, ini bisa membahayakan kesehatan karena lemak yang mengalir di darah bisa menempel di dinding pembuluh darah dan menciptakan ‘kerak’ yang disebut aterosklerosis.

Dalam diet keto, asupan karbohidrat sangat sedikit sebaliknya sumber lemak tinggi, hingga 65% dari asupan makanan. Awalnya, sumber lemaknya baik: alpukat, kacang-kacangan, atau yang berasal dari ikan. “Namun seiring berjalannya waktu, karena berpikir harus banyak makan lemak akhirnya salah kaprah: semuanya digoreng,” ucap dr. Diana. (Baca juga: Salah Kaprah Diet Keto)

 

Diet mayo

Diet mayo meniadakan asupan garam sama sekali, selama 13 hari masa diet. “Yang hilang adalah massa air, bukan lemak,” ujar dr. Diana. Dengan meniadakan asupan garam, maka tidak ada yang menahan cairan di dalam tubuh. “Yang menjalani diet mayo pasti banyak pipis. BB pasti turun, tapi yang hilang cuma cairan,” paparnya.

Coba perhatikan menu diet mayo. Bisa kita simpulkan bahwa asupan kalorinya dalam sehari sangat sedikit. “Sehari tidak sampai 500-600 kkal. Jadi selain air dibuang, juga terjadi defisit kalori. Sudah pasti BB akan turun, tapi tidak sehat,” tegasnya. Begitu berhenti menjalani diet mayo, BB pun kembali lagi dengan mudahnya, bahkan mungkin lebih banyak daripada sebelumnya. (Baca juga: Kurang Nutrisi dan Hilangnya Air dengan Diet Mayo, Bukan Lemak)

 

IF

Intermitten fasting atau puasa secara berkala intinya mengatur jam makan. Metode diet ini sempat sangat populer di Indonesia, yang dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier, dan dikenal sebagai OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet). Ciri khas dari diet ini, ada jendela makannya: 8, 6, dan 4 jam. Artinya, boleh makan apa saja dalam periode jendela makan, di luar itu hanya boleh minum air, teh tawar atau kopi tubruk yang nol kalori.

Apa yang sebenarnya terjadi? “Dengan periode makan 6 jam misalnya, pasti asupan makanan yang masuk lebih sedikit. Tidak heran kalau berhasil jadi kurus,” ujar dr. Diana. Dalam waktu yang demikian pendek, tentu tidak banyak makanan yang bisa kita asup. Sebanyak-banyaknya kita makan, lambung tidak akan sanggup menampung makanan melebihi kapasitasnya, malah akan sakit dan begah bila memaksakan.

Jeleknya dari pola makan ini, “Begitu dalam jendela makan jadi kalap, dan biasanya memilih makanan yang tidak sehat.”

 

Diet paleo

Diet paleo berasal dari kata paleolitikum, yang berarti zaman batu. “Makan seperti manusia gua yang belum bisa bercocok tanam, hanya mengambil yang ada di alam,” ujar dr. Diana. Dalam diet paleo, yang dimakan hanya makanan asli, sama sekali tidak ada makanan yang diproses. “Sebetulnya ini bagus karena tidak ada bahan pengawet, penyedap dan bahan aditif lain,” ujar dr. Diana.

Masalahnya, biji-bijian yang diolah termasuk makanan proses menurut diet paleo. Sehingga tidak boleh makan roti, mie bahkan nasi. Padahal, kita pun membutuhkan zat-zat gizi dalam biji-bijian. Biji-bijian utuh adalah sumber serat yang sangat baik.

Kacang-kacangan juga ditiadakan karena didapat dengan cara bercocok tanam, bukan langsung dari alam. Akhirnya, kita jadi tidak mendapat sumber protein nabati, padahal tubuh membutuhkan protein nabati maupun hewani.

Baca juga: Ketahui Plus dan Minus Diet Paleo 

Susu dan produk susu juga tidak termasuk diet paleo. Selain itu, telur dan daging hewan ternak yang diperbolehkan hanyalah yang memakan makanan alam. Misalnya sapi yang makan rumput atau ayam yang memakan biji-bijian.

Di satu sisi, diet paleo bagus baik karena sumber makanannya sehat. “Tapi repot sekali. Kalau makan di luar misalnya, kita kan tidak tahu ayam atau sapi itu makanannya apa,” ujar dr. Diana. Berapa lama kita bisa bertahan betul-betul memilih sumber makanan yang “jelas”? Selain itu, diet paleo juga membuat pilihan makanan jadi lebih terbatas, akhirnya kita bisa kekurangan salah satu nutrisi.

 

Fad diet

Bila disimpulkan, diet-diet “kekinian” di atas termasuk fad diet: hasilnya cepat terlihat; dalam sekian minggu BB turun drastis. “Namun berdasarkan pengalaman pasien-pasien saya, naiknya juga cepat. Karena tujuannya adalah menurunkan berat badan; hanya goal sesaat, bukan sebagai pola hidup. Begitu tercapai, tidak dipelihara,” tutur dr. Diana.

Ada siklus yang khas dari pola diet yang kurang baik: start diet → restriksi → deprivasi → crave → menyerah → merasa bersalah → mulai diet lagi. Awalnya kita mulai diet, membatasi makanan dan kalori. Terjadi asupan nutrisi yang kurang sekali, hingga sampai pada masa di mana kita craving; ingin sekali makan. Akhirnya kita menyerah, bablas makan. Setelah itu merasa bersalah, lalu mulai diet lagi. “Begitu terus sampai bertahun-tahun. Siklus ini tidak sehat karena mempermainkan metabolisme tubuh,” tegas dr. Diana.

Pola makan gizi seimbang tetap yang terbaik. Dengan cara ini, tubuh mendapatkan asupan kalori dan semua nutrisi yang dibutuhkan. Cukup memangkas kalori yang berlebihan, dan meningkatkan penggunaan energi. Untuk menurunkan 0,5 kg/minggu, diperlukan pengurangan kalori 500 kkal. “Kalau langsung mengurangi segitu, susah. Biasanya saya kombinasi: mengurangi 250 kkal, dan menambah aktivitas fisik 250 kkal,” ujarnya.

Ini bisa ditempuh dengan sesederhana tidak minum teh, kopi atau jus buah dengan tambahan gula. Ganti soft drink dengan air putih. Hati-hati dengan kerupuk, “Sepuluh bulatan kerupuk itu sudah 200 kalori.” Saat jajan, bagilah dengan teman, dan hindari dessert sebisa mungkin. Untuk mengeluarkan 250 kkal, tidak perlu langsung heboh ke gym. Cukup berjalan kaki cepat selama 30 menit, berenang sejauh 25 yard, atau gardening. (nid)