duduk_terlalu_lama_dalam_sehari_tingkatkan_risiko_kematian

Budaya Duduk Masyarakat Modern Tingkatkan Risiko Kematian

Tahukah Anda bila terlalu banyak duduk dalam sehari akan meningkatkan risiko kematian? Riset medis menyatakan budaya duduk di masyarakat modern menyebabkan risiko kematian meningkat lebih dari satu poin, dari total poin 2.

Masyarakat modern adalah masyarakat yang mager (malas gerak).WHO dalam terbitannya Global Health Risk: Mortality and Burden of Deases Attributable to Selected Major Risk menunjukkan bahwa kurang aktivitas fisik sebagai penyebab kematian ke 4 tertinggi setelah hipertensi, diabetes dan merokok.

Bagaimana dengan Indonesia? Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 26,1% penduduk Indonesia tergolong tidak aktif bergerak. Di kota besar, khususnya DKI Jakarta, hampir separuh (44,2%) penduduk kolompok usia >10 tahun tidak aktif.

Masyarakat modern saat ini lebih banyak duduk; berangkat kerja menggunakan motor/mobil, di kantor duduk berjam-jam, nonton TV, maen game, dll., semuanya dilakukan dalam keadaan duduk. Dr. Andi Kurniawan, SpKO., dari Sport Medicine Center, Jakarta, menjelaskan terlalu banyak duduk selain menyebabkan gangguan postur tubuh, misalnya nyeri pinggang (back pain), juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.

Budaya duduk di masyarakat modern terlihat dari tidak aktifnya kita: sarapan 15-30 menit, berangkat kerja 1-1,5 jam, kerja di depan komputer 3-5 jam, makan siang 1 jam, bekerja (lagi) depan komputer 4 jam, pulang kerja 1-1,5 jam, makan malam 1 jam, menonton TV 2-3 jam, semuanya dilakukan dengan duduk.

“Penelitian mengatakan jika kita menghabiskan lebih dari setengah waktu dalam sehari dengan duduk risiko kematian karena berbagai penyakit sebesar 1,21 (poin maksimal adalah 2), dari yang hanya duduk 25%  dalam sehari (risiko kematian 0,99),” ujar dr. Andi. “Penelitian kita antara supir bis dan kondektur bis dalam 50 tahun ke depan risiko kematian akibat serangan jantung lebih tinggi sang supir. Itu pentingnya aktivitas fisik.”

Jurnal Medicine & Science in Sport & Exercise 2009 mencatat mereka yang lamanya duduk dalam sehari hingga 75% risiko kematian sebesar 1,5 poin. Dan yang sebagain besar waktunya dalam sehari adalah duduk (>75%) probabilitas kematian hampir menyentuh angka maksimal 2 poin, yakni 1,86.

Aktivitas fisik atau olahraga

Ada perbedaan antara aktivitas fisik dan latihan fisik (olahraga).  Aktivitas fisik adalah setiap gerakan yang diakibatkan kerja otot-otot dan menghasilkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), seperti bebersih rumah, mencuci mobil atau jalan kaki.

Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang dilakukan teratur, terukur dan terus-menerus sehingga dapat meningkatkan kebugaran tubuh.

WHO menyatakan aktivitas fisik yang akan berdampak pada kesehatan adalah saat dilakukan selama 150 menit per minggu, atau 30 menit per hari, dalam 5 hari dengan intensitas sedang. Atau, bagi mereka yang sudah terbiasa, 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi/minggu; bisa kombinasi keduanya.

“30 menit itu bisa dicicil tidak harus sekaligus langsung dilakukan. 10 menit pagi, 10 menit siang dan 10 menit malam, dampak kesehatannya sama,” tambah dr. Andi.

Sementara bagi mereka yang ingin mendapatkan manfaat lebih, seperti menurunkan berat badan, disarankan melakukan aktivitas fisik 300 menit/minggu, atau 1 jam sehari selama 5 hari. Di dalamnya sudah termasuk latihan otot /beban dalam 2 kali seminggu. (jie)