Bisakah Masker Benar-Benar Melindungi Dari Virus Corona? | OTC Digest

Bisakah Masker Benar-Benar Melindungi Dari Virus Corona?

Jumlah orang yang terinfeksi virus corona terus meningkat. Tercatat 81 orang meninggal di Cina karena virus ini. Di Indonesia sudah adan 13 orang yang diobservasi terkait virus ini.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dalam konferensi pers Senin (27/01/2020) menjelaskan dari 13 orang yang dicurigai terinfeksi virus corona, sudah 11 orang yang hasilnya negatif, dua lagi masih dalam tahap pemeriksaan.

Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa membunuh virus corona jenis baru (2019-nCoV) ini. Otoritas kesehatan Cina, demikian juga Kementerian Kesehatan menyarankan pemakaian masker untuk mencegah penularan.

Tetapi benarkah masker bisa efektif mencegah transmisi virus corona dari manusia ke manusia? Jawabannya tidak sesederhana ‘ya’ dan ‘tidak’.

Menurut Amesh A. Adalja, MD, ahli penyakit infeksi dari John Hopkins Center for Health Security, AS, masker bisa membantu melindungi dari banyak infeksi pernapasan yang ditularkan melalui droplet atau percikan dari dalam mulut, termasuk virus corona.

Baca juga : Bagaimana Coronavirus Wuhan bisa Saja Berasal dari Ular

Infeksi bisa menyebar dari orang ke orang ketika seseorang batuk, bersin atau dengan memegang permukaan benda yang sudah terkontaminasi dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata.

“Bila memakai masker, Anda bisa mencegah droplet tersebut mengenai wajah atau mulut sebelum jatuh ke tanah,” kata Dr. Adalja.

Tetapi masalahnya, masyarakat kerap tidak mengetahui cara menggunakan masker yang benar. Dan saat tidak digunakan secara benar, “Orang-orang sering menyentuh bagian dalam masker. Ini tidak akan melindungi Anda dari sakit,” terang William Schaffner, MD, profesor penyakit infeksi di Vanderbilt University School of Medicine, AS.  

Bagian dalam masker biasanya terbuat dari bahan yang menyerap air. Artinya, ada risiko kontaminasi virus/bakteri/patogen lain yang berasal dari tangan kita jika kita menyentuh bagian dalam masker.

Masalah lainnya adalah merasa tidak nyaman memakai masker selama berjam-jam; banyak ditemukan seseorang kerap kali melepas – pasang maskernya. Ini mengurangi efektifitas perlindungan dari masker.

Apakah jenis masker berpengaruh?

Mengutip rekomendasi yang dikeluarkan CDC  (Centers for Disease Control and Prevention) milik pemerintah AS, orang yang dicurigai atau sudah terinfeksi 2019-nCoV harus memakai masker ketika berada di ruangan bersama dengan orang lain.

“Bila ia tidak bisa memakai masker, orang lain yang berada di ruangan dengannyalah yang harus menggunakan masker,” tulis CDC.

Dr. Schaffner menambahkan, masker jenis N95 adalah yang paling efektif, bila dibandingkan masker bedah. Masker jenis ini mampu mencegah partikel udara masuk melewati masker hingga 95%. Tetapi masker ini kerap membuat pemakainya kesulitan bernapas.

Sementara masker yang biasa dipakai oleh tukang cat, “Kurang efektif dalam hal perlindungan saluran napas (menghadapi infeksi),” katanya.

Masker bedah, yang bisa dibeli di toko-toko/apotek, dirancang untuk menjaga agar apa yang ada di mulut dan hidung dokter bedah agar tidak menyebar ke area operasi. "Masker ini efektif untuk melakukan itu, tetapi mereka tidak kedap udara," tambah Dr. Schaffner.

Masker bedah tetap bisa memberikan perlindungan, tetapi tidak optimal.

Jadi apa upaya optimal untuk pencegahan virus corona?

Menurut dr. Feni Fitriani, SpP(K), MPd.Ked, dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Tangerang, infeksi virus corona diketahui dapat menyebabkan radang paru atau pneumonia.

“Walau sudah ada vaksin yang bisa mencegah pneumonia, seperti vaksin pneumokokus (PCV atau PPSV23), dan vaksin Hib, namun sayangnya belum ada vaksin khusus untuk mencegah virus 2019-nCoV yang mewabah saat ini,” katanya.

Secara umum yang bisa harus dilakukan oleh masyarakat adalah menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan kaya akan serat dan vitamin, istirahat yang cukup, menggunakan masker bila beraktivitas di luar ruangan, dan mencuci tangan saat bepergian terutama ketika berkunjung atau kembali dari negara terjangkit.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi virus corona:

  1. Hindari bepergian ke negara terjangkit.
  2. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata. Atau setelah memegang instalasi publik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau tisu. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, Anda dapat menggunakan handrub dengan kandungan alkohol 70 – 80%.
  3.  Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju ketika batuk/bersin.
  4.  Jika Anda demam dan batuk disertai kesulitan bernapas, gunakan masker dan segeralah berobat ke dokter. (jie)