Waspadai Komplikasi Anemia Defisiensi Besi | OTC Digest

Waspadai Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi (ADB) dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak, mudah infeksi, letih, lesu, dan kecerdasan menurun. Anak usia berapa yang rentan mengalami ADB dan bagaimana mengatasinya?

 

OTC Digest mewawancarai Prof . Dr. dr. Djajadiman Gatot, SpA(K)., bagian Pusat Pelayanan Terpadu Hemofilia RSCM, dan Dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi., dari Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Departemen IKA FKUI/RSCM. Petikannya:

 

Prof. Dr. dr. Djajadiman Gatot, SpA(K)

 

Apa yang disebut anemia?

Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin (Hb) dibanding nilai normal, sesuai kelompok usia. Tidak sama kadar Hb bayi, anak-anak, remaja. Hemoglobin merupakan senyawa heme (besi) dengan globin, yang membentuk protein. Fungsinya mengikat oksigen dari paru-paru dan didistribusikan ke seluruh tubuh untuk metabolisme.

 

Menurut WHO, disebut anemia pada anak <6 tahun kalau Hb-nya < 11g/dL. Pada anak perempuan usia 6 - 14 tahun jika Hb-nya <12 g/dL, sementara pada anak laki-laki  kadar Hb <13 g/dL.

 

Khusus anak perempuan perlu diperhatikan. Saat haid keluar darah 500 – 100cc. Jika suplai darah belum tertutup sudah haid lagi, lama-lama tekor. Bisa menyebabkan fittness kurang, lemas dan lesu.

 

Apa penyebab anemia pada anak?

Secara garis besar, jika jumlah sel darah merah yang berisi Hb kurang produksinya, disebut anemia. Berkurangnya produksi sel darah merah dipengaruhi antara lain oleh defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B12.

 

Semua itu digunakan oleh sel untuk pembentukan dan pemasangan inti sel, yang nantinya akan membentuk Hb. ADB paling sering dijumpai dan rentan pada setiap kelompok usia anak. Yang paling sering mengalami adalah balita.

 

Sebab lain anemia yakni kegagalan pembentukan sumsum tulang (anemia aplastik), yang menyebabkan produksi sel sedikit, misalnya karena kanker darah. Kemudian, karena gangguan pematangan sel darah merah, yang bisa karena cacing tambang yang menggerogoti usus dan memakan zat besi.

 

Akibatnya, selain usus rusak, Hb habis. Faktor lain karena hemolisis, atau penghancuran sel darah merah karena infeksi atau penyakit, seperti thalassemia dan sferositosis.  

 

Apa komplikasi ADB?

Komplikasi ringan menyebabkan hilangnya kontur kuku dan membuat kuku berbentuk sendok yang disebut koilonikia. Atau membuat atropi papil lidah, yakni hilangnya benjolan di lidah (papil). Bisa timbul radang. Akan segera sembuh jika diberi besi.

 

Komplikasi berat membuat tubuh gampang infeksi. Sebabnya, besi dipakai dalam proses pembuatan dan aktivitas sel yang menyerang kuman. Juga mengganggu mental dan prestasi belajar anak.

 

Jika sudah masuk kategori berat, walau diberi besi, sembuhnya lama barangkali malah menetap. Akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak. Banyak penelitian menunjukkan, anak yang mengalami ADB konsentrasinya terganggu dan prestasi di sekolah turun. Jika terjadi defisiensi besi lebih dari 2 tahun, jangan harapkan daya pikir atau IQ anak kembali normal (100%), responnya jadi lambat. 

 

Kekurangan zat besi menyebabkan anemia?

Tubuh mempunyai mekanisme mencegah anemia. Pertama, saat tubuh butuh besi akan mengambil dari cadangan besi (feritin), disebut deplesi besi. Ditunjukkan dengan kurangnya feritin, sementara besi yang beredar dan kadar hemoglobin normal.

 

Jika semakin berkurang, besi yang beredar juga kurang, tapi Hb-nya tetap normal. Ini disebut tahap defisiensi besi. Paling akhir adalah anemia, Hb-nya turun.

 

Hasil penelitian FKUI, 75% dari 47 anak dengan Hb normal menunjukkan: 1 anak pada stadium I (deplesi) dan 34 anak stadium II (defisiensi). Kalau anemia berarti sudah terlambat. Tindakan koreksi harus di tahap defisiensi, kalau bisa malah saat masih deplesi besi. 

 

Untuk mengetahuinya harus dengan screening oleh ahli, dengan diagnosa antara lain: muka pucat tapi tidak terlihat perdarahan atau pembengkakan organ. Dicari apa penyebabnya seperti kurang makan, dan ada tidaknya komplikasi. Misalnya, di daerah pinggiran jika dicurigai anemia kemudian diberi preparat besi.

 

Kalau dalam satu minggu kadar Hb naik, berarti memang ADB. Jika tidak naik berarti bukan ADB, melainkan ada sebab lain. Jika berulang lagi, berarti penyebabnya seperti cacing tambang yang tidak diobati.

 

Pemberian preparat besi 1-2 minggu dan kemudian kadar Hb naik, bukan berarti selesai karena cadangan besi belum terisi. Cadangan besi paling cepat berkurang, tapi paling akhir terisi.  

 

 

Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi

 

Apa dampak ADB pada otak dan intelegensi anak?

Manfaat Fe pada otak sangat banyak. Antara lain mempercepat pertumbuhan cabang sel otak (dendrit), yang berpengaruh pada kecepatan pemrosesan informasi.

 

Kemudian menunjang proses myelinisasi (selubung sel syaraf). Jika myelin bagus, pemrosesan informasi juga bagus dan anak akan cerdas, pemecahan masalah dan respon anak lebih baik.

 

Berdampak pula pada gangguan metabolisme di hipokampus (pusat kendali emosi) dan prefontal (pusat kendali kognitif). Kekurangan besi, selain menyebabkan kecerdasan dan prestasi sekolah rendah, ketrampilan pemecahan masalah kurang, juga menimbulkan gangguan perilaku seperti hiperaktif, sulit mengendalikan diri dan emosi.

 

Bagaimana upaya pencegahan ADB?

Pertama, melalui pemberian ASI. Bayi sangat baik menyerap besi dari ASI, tapi tidak cukup karena jumlahnya sedikit. Pada bayi cukup bulan, kandungan Fe di ASI akan habis dalam 6 bulan, sementara pada bayi prematur, Fe habis dalam 4 bulan. Semakin kecil bayi, kandungan Fe dalam ASI makin sedikit.

 

Suplementasi Fe perlu diberikan sebelum cadangan besi habis. Mulai bulan ke-4 pada bayi normal sebanyak 1 mg/kgBB/hari, maksimal 15 mg/hari. Sedangkan pada anak prematur dimulai pada bulan ke-2 sebanyak 2-3 mg/kgBB/hari, maksimal 15 mg/hari. Diberikan tiap hari sampai usia 2 tahun.

 

Anak usia 2-12 tahun cukup 1 mg/kg BB/hari, 2 x seminggu selama 3 bulan. Usia 12-18 tahun cukup 60 mg/hari, 2 x seminggu selama 3 bulan. Suplementasi Fe tiap hari tidak akan membuat tubuh kelebihan besi, kecuali ada penyakit tertentu seperti thalassemia. Tubuh punya mekanisme di usus, yang secara otomatis akan menutup penyerapan besi jika sudah cukup, dan sisanya akan dibuang.

 

Walau ada makanan sumber Fe, seperti bayam, ikan, hati dan daging, tapi perlu porsi yang banyak untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan besi. Maka, selain dari asupan makanan, suplementasi besi adalah yang paling praktis. (jie)