Vaksin HPV Cegah Kutil pada Bayi | OTC Digest

Vaksin HPV Cegah Kutil pada Bayi

Vaksin HPV (human papilloma virus) dapat melindungi perempuan dari kanker serviks (leher rahim). Ini kanker pembunuh utama perempuan Indonesia, selain kanker payudara. HPV ditularkan melalui hubungan seksual penetrasi (85%), dan 15% karena hal lain. Misalnya memasukkan jari tangan ke liang vagina sehingga virus bisa mencapai serviks. Idealnya, perempuan mendapat vaksin HPV, sebelum melakukan kontak seksual pertama. “Dua atau tiga bulan kemudian akan terbentuk antibodi, sehingga saat menikah atau berhubungan seksual, ia sudah terlindungi,” ucap Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, anggota Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI.

Kanker serviks hampir 100% disebabkan HPV. Namun, tidak semua tipe HPV ganas dan bersifat onkogenik (bisa menyebabkan kanker), atau disebut high risk. “Yang paling berbahaya dan paling sering menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18,” terang dr. Andi Darma Putra, Sp.OG dari FKUI/RSCM, Jakarta. Tipe yang low risk seperti tipe 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker, tapi bisa menimbulkan kutil kelamin.

Virus penyebab kanker serviks dapat diegah dengan vaksinasi. Dr. Andi menyebutkan, vaksin HPV menunjukkan tingkat antibodi yang tinggi, “Yakni, perlindungan 100% terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 dalam jangka panjang.”

Vaksin tidak 100% melindungi dari kanker serviks, karena infeksi bisa disebabkan oleh tipe HPV selain yang ada di vaksin. Namun, vaksinasi memberi perlindungan silang tambahan terhadap HPV tipe onkogonik lain seperti tipe 45, 31 dan 52. Penelitian menunjukkan, vaksin HPV tidak memerlukan booster; kadar imunitas tetap tinggi dalam 9 tahun setelah vaksinasi. Saat terbaik melakukan vaksinasi yakni di usia 9-12 tahun; antibodi yang terbentuk lebih baik ketimbang bila diberikan pada usia lebih tua.

Ada dua jenis vaksin HPV: bivalen yang memberi perlindungan terhadap dua tipe high risk 16 dan 18, dan quadrivalen yang memberi perlindungan terhadap tipe high risk 16 dan18, serta tipe low risk 6 dan 11. Vaksin quadrivalen juga turut melindungi bayi. Tipe low risk bisa menyebabkan infeksi HPV pada farinks (saluran yang menghubungkan hidung dengan tenggorokan dan kerongkongan). “Bisa muncul kondiloma (kutil) pada tenggorokan bayi, bila cairan vagina ibu tertelan olehnya,” papar Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG dari FKUI/RSCM, Jakarta.

“Sebelum melakukan vaksinasi HPV, pertimbangkan apakah akan menikah dalam waktu dekat. Bila ya, sebaiknya tunda dulu,” ujar Dr. dr. Iris. Sebab, vaksin tidak bisa diberikan saat hamil, dan dilakukan dalam tiga dosis: bulan ke-0, 1 atau 2, dan ke-6. Untuk melindungi perempuan, suami bisa divaksin lebih dulu, dan ibu divaksin setelah melahirkan. Bagaimana bila vaksinasi sudah dilakukan sebagian, tapi kemudian hamil? “Yang penting sudah mendapat dua dosis pertama,” imbuhnya. Dosis ketiga bisa diberikan setelah ibu melahirkan. (nid)

 

Baca juga: Menikah, Persiapkan Kehamilan dengan Vaksinasi