Masalah muskuloskeletal juga kerap berhubungan dengan penyakit sindroma metabolik, seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterol dan obesitas.
Gangguan muskuloskeletal merupakan suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Di satu sisi diabetes kronik dapat menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas struktur tulang, sendi, kulit dan jaringan lunak.
Gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada penderita diabetes mellitus meliputi komplikasi pada jaringan lunak : frozen shoulder (bahu yang kaku), tenosinovitis (peradangan pada tendon dan jaringan pelindung di sekeliling tendon), gangguan pada otot fleksor (otot pada bagian yang menekuk) dan keterbatasan lingkup gerak sendi.
Dr. Arif Soemarjono, SpKFR, FACSM, dari Klinik Flex Free, Jakarta, menjelaskan defisiensi insulin menghambat transfer glukosa ke sel di jaringan tubuh, menyebabkan sel ‘kelaparan’ dan terjadi peningkatan glukosa dalam darah.
Baca : Mengenal Gangguan Muskuloskeletal, Dari Saraf Kejepit Hingga Nyeri Sendi
Berdampak pada terhambatnya sirkulasi darah ke jaringan otot, membuat otot kekurangan oksigen dan nutrisi. Sel menjadi kekurangan bahan untuk metabolisme, sehingga energi yang dihasilkan berkurang; menyebabkan kelemahan. Bila hal ini berlanjut, dapat menyebabkan atrofi (penyusutan) otot.
Merokok ditengarai dapat meningkatkan prevalensi gangguan muskuloskeletal pada penderita DM. Itu karena kekurangan oksigen pada pembuluh darah, terjadi dua kali lebih banyak. Merokok meningkatkan kejadian resistensi insulin, sehingga kadar insulin menjadi lebih tinggi.
“Pada penderita hiperkolesterolemia, kolesterol dapat menyebabkan sumbatan pada aliran pembuluh darah kecil, termasuk ke otot. Padahal otot butuh nutrisi untuk bekerja optimal,” terang dr. Arif.
Sedangkan pada penderita hipertensi, terjadi kerusakan dinding pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran nutrisi otot.
Untuk obesitas, dr. Tsiros M, Buckley J, dkk., melakukan penelitian pada 107 anak obes dan 132 anak dengan berat badan normal, rentang usia 10-13 tahun (132 laki-laki dan 107 perempuan).
Disimpulkan, pada anak obes terjadi peningkatan nyeri muskuloskleletal secara keseluruhan dan di tungkai bawah. Sekitar 60% anak obes mengalami nyeri pada tungkai bawah. Penelitian ini dimuat dalam Clinical Journal of Pain, November 2013. (jie)