Serat Cegah Kanker Usus | OTC Digest

Serat Cegah Kanker Usus

Sebelit dalam waktu lama bisa berbahaya. Keadaan ini adalah pemicu timbulnya kanker usus. Rutin konsumsi serat dalam jumlah banyak mampu mencegah kanker usus. 

Kanker usus besar adalah salah satu kanker yang bisa dicegah dan paling dipengaruhi oleh pola makan kurang serat. Penelitian European Prospective Investigation into Center and Nutrition (EPIC) Maret 2003 mengungkapkan, peningkatan konsumsi serat pada masyarakat Eropa mengurangi risiko pembentukan kanker usus hingga 40%. Penelitian ini sekaligus membantah keraguan beberapa ahli, tentang pentingnya serat sebagai zat pelindung tahap awal pembentukan kanker usus.

Riset terbaru dimuat dalam jurnal ilmiah JAMA Internal Medicine (2015). Riset ini melibatkan hampir 80.000 orang dewasa yang terbagi menjadi 5 kelompok. Vegan/vegetarian murni (8 %), lacto-ovo vegatarian/tidak makan daging merah dan putih tapi mengonsumsi telur dan susu (29%), pesco-vegetarian/tidak mengonsumsi daging merah tapi masih mengosumsi daging putih (10 %), semi vegetarian (6 %) dan non vegetarian (48 %). 

Kelima kelompok tersebut dipantau selama 7 tahun. Selama riset berlangsung peneliti mencatat terjadi 490 kasus kanker usus. Hasil studi menunjukkan, kejadian kanker usus lebih rendah pada kelompok dengan diet vegetarian ketimbang kelompok non vegetarian. Evaluasi lebih lanjut menemukan, penurunan jumlah kasus kanker usus paling signifikan terjadi pada kelompok pesco-vegetarian.

Cegah kotoran menempel

Saat kita makan, sebagian besar makanan akan diserap dan selebihnya dibuang dalam bentuk feses (tinja). Sebelum dibuang, feses akan berhenti di usus besar, menunggu sisa makanan lain hingga terbentuk ‘badan’ kotoran (bulk).

Jika saatnya tiba, usus akan berkontraksi. Bergerak dari atas ke bawah (gerak peristaltik) untuk mengeluarkan tinja. Serat membantu memperlancar proses pengeluaran kotoran. Masalah muncul bila dalam usus kurang serat. Sisa makanan akan berhenti lebih lama di usus.

Mekanisme perlindungan usus oleh serat lewat 3 cara. Pertama, serat meningkatkan ukuran feses dan menyelubungi komponen penyebab kanker di dalam feses. Kedua, mempersingkat waktu sisa makanan melewati usus. Artinya, mempersingkat lamanya dinding usus terpapar karsinogen. Terakhir, serat larut difementasi bakteri baik (probiotik), menghasilkan asam lemak rantai pendek yang melindungi usus dari kanker.

“Jika sel usus cukup makan (menyerap asam lemak rantai pendek), tidak kontak terlalu lama dengan sisa makanan, maka usus akan sehat,” papar dr. Fiastuti Witjaksono, MS, Sp.GK, dari Semanggi Specialist Clinic. (vit-jie)

 

Baca juga: Serat, Nutrisi Yang Terabaikan