Solusi dan penyebab Keguguran Berulang
Keguguran Berulang

Misteri Keguguran Berulang

Keguguran diartikan sebagai kematian secara spontan dari janin yang  berusia di bawah 24 minggu. Bila usia janin lebih dari itu, disebut kelahiran prematur. Disebut keguguran berulang, jika keguguran 3 kali atau lebih berturut-turut. Dari seluruh kehamilan, kejadian keguguran berulang sekitar 0,5 – 1%. Rentan terjadi pada wanita usia 35 tahun ke atas.

Menurut dr. Indra Gusti Mansur DHES., Sp.And., penyebab keguguran terbanyak pada kehamilan sebelum 10 minggu karena kelainan kromosom. Setelah usia kehamilan 10 minggu, penyebab keguguran lebih bervariasi. Di antaranya kelainan anatomi rahim, infeksi, kelainan endokrin, kelainan imun, dan nutrisi serta gaya hidup.

Penyebab

Umumnya, keguguran berulang disebabkan kromosom tidak normal; ada struktur DNA yang hilang atau tidak teratur. Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel, yang membawa unsur-unsur genetik, dengan total 23 pasang; satu set dari ibu dan satu set dari bapak. Kadang, ketika telur dan sperma bertemu, salah satu kromosom rusak sehingga embrio  (bakal janin)  kromosomnya tidak normal; terjadilah keguguran. Ini sering dikaitkan dengan usia ibu. Makin tua usia, makin tua usia indung telur; makin mudah terjadi kesalahan kromosomal saat pembelahan sel sehingga janin tumbuh abnormal.

Sekitar 15% keguguran berulang disebabkan kelainan anatomi. Rahim yang tidak normal membuat embrio gagal tertanam sempurna.  Kelainan anatomi lain misalnya tumor, miom, polip atau sekat pada rahim; fibroid atau endometriosis; leher rahim terlalu pendek; pangkal rahim yang longgar.

Infeksi kuman seperti TORCH (Toksoplasma, Rubela, Citomegalovirus, atau Herpes), bakterial vaginosis dan kalimidia vaginosis, bisa menyebabkan keguguran. Lebih 40% ibu hamil berisiko terkena toksoplasmosis. Parasit toxoplasma gondi penyebab toksoplasmosis membuat tubuh ibu hamil membentuk antibodi khas, yaitu IgM dan IgA. Antibodi ini mengakibatkan keguguran, atau janin mengalami gangguan proses tumbuh-kembang sehingga bayi lahir cacat.

Kelainan endokrin yang mengganggu kehamilan yakni hormon progresteron, hormon tiroid (gondok), polisiktik ovarium (PCO)  dan penyakit diabetes. Beberapa penelitian melihat ada hubungan kadar hormon progesteron dengan kelangsungan kehamilan. Kadar progesteron yang rendah, dapat mengganggu proses kehamilan dan menyebabkan perdarahan.

Selama hamil, respon imun normal ibu diblokir, sehingga tidak menghilangkan material asing dari ayah pada janin. Toleransi ibu-janin ini melindungi janin dari penolakan. Bila toleransi gagal berkembang, bisa keguguran. Gangguan imunologi lain adalah sindrom anti-fosfolipid, di mana tubuh memblokade anticardiolipin (zat lemak pada membran sel) secara tidak tepat dalam darah, yang berperan penting mengatur pembekuan darah. Kelainan ini dapat menyebabkan pembekuan darah tidak normal dan keguguran.

Faktor lain adalah indeks massa tubuh (BMI), trauma fisik, stres psikologis, rokok, alkohol dan gizi buruk. Wanita di bawah tekanan psikologis, 3x lebih berisiko keguguran. Wanita perokok 20 batang/hari, 2x lebih mungkin mengalami keguguran. Rendahnya zat folat juga dikaitkan dengan cacat pada tabung saraf dan keguguran.

Tanda-tanda

Tanda-tanda keguguran, kerap tidak disadari. Keguguran melalui beberapa tahap: sakit di perut bagian bawah dan sekitar pinggang, muncul flek atau perdarahan dari vagina. Keguguran dapat berlangsung tanpa perdarahan atau rasa sakit. Janin tiba-tiba menghilang dan tanda-tanda kehamilan berhenti. Kemungkinan besar embrio sudah meninggal, namun masih melekat pada rahim sehingga perlu operasi (kuretase).

Kapan boleh hamil lagi?

Menurut dr. Indra, rahim ibu yang keguguran umumnya siap hamil lagi setelah 2x siklus haid. Perlu dipastikan, apakah faktor penyebab keguguran sudah dihilangkan, untuk mencegah keguguran terulang.

Segera Periksa ke Dokter

Dr. Indra menganjurkan, jika terjadi keguguran berulang, perlu dilakukan pemeriksaan khusus, terhadap pasien ibu maupun pasangannya (suami). Penting diketahui usia kehamilan saat keguguran terjadi, hasil USG sebelumnya, hingga struktur janin. Berbekal pengetahuan awal ini, dapat diketahui kategori keguguran dan bisa membantu arah investigasi pemeriksaan selanjutnya.

 Pemeriksaan darah pasangan suami istri perlu dilakukan, untuk mengetahui adanya kelainan kromosom, kelainan endokrin, kadar antibodi terhadap TORCH, serta kelainan imun. Untuk mengetahui adanya infeksi pada daerah mulut rahim, dapat dilakukan pengambilan contoh lendir mulut rahim dan pemeriksaan terhadap keberadaan mikroorganisme yang abnormal. Dengan alat bantu ultrasonografi (USG) dapat diketahui bentuk dan ukuran rahim, adanya miom di dinding rahim atau polip dalam rongga rahim. Jika terdapat kecurigaan adanya sekat pada rahim, dapat digunakan alat bantu lain, yaitu alat teropong ke dalam rahim (histeroskopi).

Selain untuk mengetahui kelainan anatomis  terkait status infertilitas, pemeriksaan histerosalpingografi (HSG), bisa untuk mengetahui penyebab keguguran berulang. Berbeda dengan USG, HSG merupakan pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur. (puj)