Mendampingi Penderita Stroke 1 | OTC Digest

Mendampingi Penderita Stroke 1

Kecacatan pada penderita stroke membuatnya tergantung pada orang lain. Perlu dukungan keluarga, untuk mempercepat kesembuhan. Penderita maupun yang merawat harus menyadari semua tantangan dan tanggung jawab yang akan dihadapi. Sinergi dari kedua pihak akan meningkatkan kepercayaan diri penderita dalam mencapai kesembuhan.

Posisi dan Reposisi

Bagi penderita stroke yang hanya dapat berbaring atau duduk di kursi roda,  perlu diposisikan dan direposisikan secara regular. Posisi dan reposisi yang benar di tempat tidur atau saat duduk, dapat mencegah komplikasi seperti pembentukan bekuan darah, luka, pneumonia, radang sendi dan nyeri bahu.

Tempat tidur bagi pasien stroke, harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Tempat tidur padat dianggap yang paling cocok, dengan bagian kepala cukup keras untuk menopang berat ketika disandarkan. Sebaiknya, gunakan seprai nilon sehingga mempermudah kita menggerakkan dan menggulingkan penderita.

Penderita stroke sebaiknya menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk, daripada tidur telentang. Duduk membuat penderita mudah bernapas dan memperkecil kemungkinan tersedak. Beri pasien semangat untuk duduk dan bersandar ke bagian kepala tempat tidur sesegera mungkin. Saat penderita duduk, gunakan bantal untuk menopang sisi tubuh yang lumpuh.

Perawatan Kulit, Mata dan Mulut

Luka dekubitus (akibat tekanan) kerap terjadi pada penderita stroke. Sebaiknya dicegah karena menimbulkan nyeri dengan proses penyembuhan lama. Pada pasien stroke, dekubitus dapat terjadi karena berkurangnya sensasi (daya rasa) dan mobilitas. Malnutrisi, termasuk dehidrasi,  meningkatkan risiko timbulnya dekubitus dan menghambat proses penyembuhan.

“Jika terinfeksi, luka ini dapat mengancam nyawa,” kata dr. Lucas Meliala, SpS, DAJ DSSK.

Pada penderita stroke yang imobilisasi (tidak bisa bergerak), banyak bagian-bagian tubuh yang beresiko dekubitus. Di antaranya punggung bawah, pantat, paha, tumit, siku, bahu dan tulang belikat. Untuk menghindari tertekannya saraf dan terbentuknya dekubitus, gunakan spons kering untuk membantali titik-titik tekanan tersebut. Periksa secara reguler ada tidaknya lepuh dan kemerahan pada kulit yang tidak hilang ketika ditekan, itu adalah tanda awal dekubitas.

Gunakan kain lembab yang bersih, untuk membersihkan kelopak mata. Penderita yang sering mengantuk, cenderung sering membuka mata dalam jangka panjang sehingga mata mengering dan akhirnya menyebabkan infeksi dan luka kornea. Untuk mencegah hal ini, gunakan penutupan mata dan pelumas, salep, atau air mata buatan yang dapat dibeli bebas.

Penderita yang tidak dapat minum tanpa bantuan, bersihkan mulutnya dengan sikat lembut yang lembab atau kapas penyerap sekitar satu jam. Perawatan mulut yang teratur sangat penting, terutama untuk pasien yang sulit atau tidak dapat menelan. (puj-jie)

 

Bersambung ke: Mendampingi Penderita Stroke 2