Kita kerap kali was-was jika mengalami nyeri dada. “Jangan-jangan sakit jantung,” itu yang terlintas dalam pikiran. Tetapi ternyata nyeri dada memiliki banyak sebab.
Nyeri dada bisa karena ada masalah di organ tubuh tertentu. Misalnya karena infeksi kulit oleh virus herpes. Nyeri yang dirasakan biasanya memiliki sensasi tajam, seperti ditusuk-tusuk. Letak nyeri mudah ditunjuk dengan satu jari dan, biasanya, tampak adanya kelainan di kulit.
Kaku otot arteri
Kaku otot arteri (coronary artery spasm) dada pun bisa menyebabkan sesak napas. Kondisi ini terjadi secara temporari, tetapi bisa menurunkan atau bahkan menghentikan sementara pasokan darah ke jantung.
Martha Grogan, MD., dari Mayo Clinik, Amerika Serikat menjelaskan, “Jika kondisi ini terjadi cukup lama, dapat memicu nyeri dada (angina), bahkan serangan jantung.”
Kaku otot arteri biasanya terjadi pada orang dengan risiko serangan jantung, seperti mereka yang tinggi kolesterol dan atau hipertensi. Bisa juga terjadi pada yang tidak memiliki faktor risiko, tapi berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti lupus. Bisa karena stres yang berlebihan, flu berat dan penggunaan narkoba seperti kokain dan amphetamine.
Kontraksi otot esofagus
Penyebab lain adalah terjadi kontraksi otot esofagus / kerongkongan yang mengalami “kram” karena tekanan yang terlalu tinggi dari esofagus yang berkontraksi. Kadang, esofagus menjadi hipersensitif saat terpapar asam. Kondisi ini belum diketahui pasti penyebabnya, namun bisa menyebabkan nyeri dada.
Karena terkena pukulan atau trauma latihan, tulang dada bisa memar dan dada terasa nyeri. Tulang yang sering mengalami memar ialah tulang rusuk bagian depan (dada).
Sebab lain bisa karena masalah di paru-paru. Sebagian besar penyakit pada paru-paru - seperti TB, radang paru, bronkitis, memar paru, tumor paru - dapat menimbulkan gejala nyeri dada. Nyeri biasanya bersifat tumpul dan tidak terlokalisasi seperti halnya nyeri akibat serangan jantung.
Robekan pembuluh jantung
Atau nyeri dada karena dipicu oleh robekan pembuluh darah jantung (aorta), yang disebut diseksi aorta. Ini adalah kelainan genetik, di mana dinding pembuluh darah aorta tipis. Atau karena tekanan darah yang sangat tinggi dan benturan dari luar; rasa yang ditimbulkan mirip nyeri sakit jantung.
Nyeri biasanya dirasakan di dada kiri atas. Penderita diseksi aorta biasanya lemas, jantung berdebar, keringat dingin, gelisah, hingga pingsan. Bila diukur, tekanan darahnya di bawah normal.
Maag & GERD
Nyeri dada lain penyebabnya adalah gangguan lambung lambung, seperti sakit maag dan naiknya asam lambung yang menyebabkan penyakit Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD).
Lambung terletak tepat di bawah jantung dan paru-paru kiri. Itu sebabnya, gangguan di lambung kadang atau sering dianggap sebagai sakit jantung. Menurut penelitian, 30-40% pasien yang berobat dengan keluhan nyeri dada ternyata akibat sakit maag.
Maag sakit karena dinding lambung luka. Pasien mengalami rasa terbakar dan panas di dada tengah. Ini muncul akibat produksi asam lambung meningkat dan naik ke atas. Asam lambung ini mengiritasi saluran cerna di daerah dada sehingga timbul rasa panas. Sakit maag juga menyebabkan mual, seperti pada penyakit jantung.
Tukak lambung / sakit maag biasa terjadi pada perokok, minum alkohol atau yang sering menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti aspirin atau NSAIDS (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) dalam waktu lama. Umumnya, rasa nyeri di dada akan hilang dengan minum obat antasid, yang berfungsi menetralisir asam lambung.
Gejala khas serangan jantung
Serangan jantung terjadi karena ada penyumbatan di arteri, yang menyebabkan otot jantung mati karena tidak mendapat asupan darah. Kematian otot bisa terjadi dalam 3-6 jam setelah serangan.
Sayangnya, sebuah studi pada 900 pasien serangan jantung menyebutkan bahwa hanya 35% yang mengalami gejala yang umum diketahui. Sisanya, pasien justru mengalami gejala yang cenderung lambat tetapi pasti.
Namun, ada gejala yang khas pada serangan jantung. Menurut dr. Dicky A Hanafy, SpJP(K)., dari RS. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, gejalanya berupa, “Rasa tertekan seperti ditimpa benda berat, sakit, terjepit, seperti diperas dan terbakar di dada.
“Kemudian, menjalar ke lengan kiri, leher sampai seperti tercekik, bahu, punggung atau rahang. Berlangsung sekitar 20 menit, disertai keringat dingin, rasa lemas dan berdebar.” Dan, keluhan tidak berkurang ketika istirahat, bertambah berat jika beraktivitas.
Jika gejala yang dialami pasien seperti di atas, sebaiknya segera hentikan aktivitas dan segera bawa ke rumah sakit terdekat. Atau, jika sebelumnya pernah berobat jantung, minum obat yang direkomendasikan seperti aspirin dan isorbid. (jie)