kiki fatmala meninggal akibat kanker paru

Kiki Fatmala Meninggal Akibat Komplikasi Kanker Paru

Pemeran Mariam Si Manis Jembatan Ancol 2, Kiki Fatmala meninggal akibat komplikasi kanker paru. Ia tutup usia pada 1 Desember 2023, di umur 56 tahun, setelah dua tahun berjuang melawan penyakitnya. 

Dalam keterangan resmi keluarga – di akun Instagram @qq_fatmala – dituliskan, “Dengan kesedihan mendalam dan hati yang berat, kami mengumumkan berpulangnya yang tercinta Kiki Fatmala, yang bukan hanya anggota terkasih keluarga kami tetapi juga seorang sahabat yang dikenal oleh banyak orang. Kiki Fatmala meninggal dunia pada 1 Desember 2023 pada usia 56 tahun, karena komplikasi akibat kanker.

Sebelumnya Kiki Fatmala diketahui menderita kanker paru stadium 4, yang baru diketahui pada November 2021. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Maia ALEDUL TV pada Mei 2022, Kiki menjelaskan sama sekali tidak merasakan gejala apapun. 

Membuatnya kaget saat dokter menjelaskan bila ia menemukan ‘sesuatu’ yang dicurigai kanker di paru-paru, saat melakukan cek medis. Setelah melakukan PET (positron emission tomography) scan barulah diketahui bila kanker paru yang ia idap adalah stadium 4. 

Dalam postingan di Instagramnya pada April 2022 ia menulis “19 November 2021 hari semuanya berubah. Itu adalah hari di mana saya didiagnosis menderita Kanker Paru-Paru Stadium IV.”

Ia mengakui sangat terpuruk, merasa hidupnya sudah tidak lama lagi. Namun tampaknya Kiki Fatmala tidak mau menyerah begitu saja. Ia berjuang melalui serangkaian pengobatan mulai radioterapi, kemoterapi, hingga terapi imunologi.

Lagi immunology yg selalu di lakukan setiap bulan. Suster bilang aku gemukan, muka aku ga happy haha lucu, eh di video in ......di dalam kelemahan kita,ada kuasa Tuhan yang membuktikan nya Filipi 4:6 (TB) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan,” tulis Kiki di Instagramnya.

Momen-momen kesehariannya pun tak jarang ia bagikan, mulai dari jalan-jalan membeli buah di pinggir jalan, momen saat ia merayakan ulang tahun, hingga saat ia kembali ke gym. “Happy banget bisa mulai olahraga lagi hari ini.....bersyukur buat hari ini...#blessedlife #thankful #godisgood,” tulisnya pada 24 Januari 2023. 

Postingan terakhir sebelum Kiki Fatmala meninggal dunia adalah pada tanggal 17 Oktober 2023, saat ia dan teman-tamannya sedang berada di Bangkok, Thailand, dengan caption ‘Girls trip’. 

Fakta miris kanker paru

Kanker paru-paru terjadi ketika sel-sel tertentu di dalam paru-paru tumbuh secara tidak terkendali dan tidak normal. Ada dua kategori utama kanker paru-paru—kanker paru-paru sel kecil (small cell lung cancer / SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (non-small cell lung cancer / NSCLC). 

Sebagai informasi, dalam beberapa tahun terakhir kasus kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 10,85%. Ini menempatkan Indonesia pada kondisi serius. Sebagian besar kematian karena kanker paru disebabkan oleh asap rokok.

Data Globocan (Global Cancer Observatory) 2018 menyatakan kanker ini menempati peringkat pertama sebagai kanker paling mematikan di Indonesia, yang merenggut sebanyak 26.095 jiwa dari 30.023 kasus yang terdiagnosa di 2018. Jumlah tersebut setara dengan 71 orang Indonesia meninggal setiap hari akibat kanker paru.  

Meningkatnya kasus kanker paru bukan tanpa sebab, peningkatan jumlah perokok ditengarai berpengaruh. Penelitian menyatakan sedikitnya 80-90% kematian akibat kanker paru di dunia disebabkan oleh asap rokok; mengenai perokok aktif dan perokok pasif.

Kanker paru termasuk yang paling sulit dideteksi. Di Indonesia – seperti halnya yang terjadi pada Kiki Fatmala – 80% pasien kanker paru baru datang ke dokter sudah stadium lanjut. Angka kematian akibat kanker paru sangat tinggi, dengan survival rate (tingkat kelangsungan hidup) dalam 5 tahun sangat rendah. 

Gejala kanker paru tidak khas, sehingga sulit dideteksi. Keluhannya tersering adalah batuk, sesak nafas dan nyeri dada. Keluhan ini mirip keluhan penyakit paru umumnya. Biasanya pasien sadar ada yang salah saat mendapati batuk berdarah, membuatnya datang ke dokter. 

Saat ini pengobatan kanker paru di Indonesia telah tersedia dalam beberapa pilihan pengobatan seperti operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan yang paling terbaru ialah imunoterapi.

Baca: Harapan untuk Kanker Paru dari Imunoterapi

Kiki Fatmala bukanlah satu-satunya public figure yang tercatat pernah berjuang melawan kanker paru, di antaranya ada ‘raja minyak’ Indonesia Arifin Panigoro, politisi dan mantan penyiar TVRI Max Sopacua, Sutopo Purwo Nugroho (Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB), hingga Menteri Kesehatan periode 2009-2014 Endang Rahayu Sedyaningsih. (jie)