waspada Warna dan Tekstur Darah Haid | OTC Digest

Yuk, Cermati Warna dan Tekstur Darah Haid

Volume dan tampilan darah haid bisa menjadi indikator kondisi sistem reproduksi. Volume darah bisa bervariasi pada tiap perempuan, bahkan pada tiap periode haid. “Rata-rata yang keluar per hari pada perempuan dengan haid normal antara 40-80 ml,” terang dr. Andi Darma Putra, Sp.OG dari FKUI/RSCM, Jakarta.

Untuk mudahnya, batasan normal yakni mengganti pembalut 3x sehari. Dengan rerata lama haid 5-8 hari, maka total pembalut yang digunakan dalam satu periode haid maksimal 15-25 pembalut. “Bila lebih, sebaiknya konsultasi ke dokter kandungan,” imbuh dr. Andi.

Tampilan darah haid—warna dan tekstur—perlu diperhatikan. Untuk warna, darah kadang tampak merah gelap saat bangun di pagi hari. Ini adalah darah lama. Maksudnya, darah ini berada di rahim lebih lama, dan membutuhkan waktu lebih banyak sebelum akhirnya luruh.

Darah yang berwarna coklat gelap atau hampir hitam di awal haid atau menjelang haid berakhir, juga merupakan darah lama. Kemungkinan darah ini terperangkap di lipatan dinding rahim, sehingga baru keluar saat haid hampir selesai. Bila keluar di awal haid, merupakan sisa darah dari periode haid sebelumnya.

Kadang, darah tampak oranye dengan guratan merah karena bercampur dengan cairan leher rahim. Namun darah haid oranye juga bisa berhubungan dengan infeksi. Sebaiknya konsultasi ke dokter bila curiga ada infeksi.

Tekstur darah bisa berubah-ubah selama haid. Darah yang merah terang biasanya encer. Ada kalanya darah kental, bahkan terjadi gumpalan darah. Ini biasa terjadi saat haid sedang banyak, yakni hari 1-2. Apakah ini normal? “Tubuh kita mengeluarkan antikoagulan (zat anti pembekuan darah) agar darah haid tidak membeku. Namun, bila volume darah terlalu banyak, antikoagulan tidak dapat bekerja maksimal sehingga terjadi gumpalan darah haid,” papar dr. Andi.

Ia mengingatkan, sebaiknya konsultasi ke dokter bila gumpalan darah cukup banyak. Bisa jadi, itu merupakan gangguan yang lebih serius, misalnya keguguran. Perempuan yang sedang hamil, perlu segera ke dokter kandungan bila mengalami perdarahan atau keluar gumpalan darah/jaringan dari vagina. Kemungkinan lain, ada fibroid (tumor jinak) pada rahim, polip jinak atau endometriosis.

Bisa juga terjadi akibat perubahan hormon. Hormon progesteron dan estrogen mengatur pembentukan dan peluruhan dinding rahim. Bila kesiembangan kedua hormon ini terganggu, bisa terbentuk penebalan dinding rahim yang tebal; akhirnya volume dan gumpalan darah lebih banyak. Perubahan hormon sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya penurunan berat badan drastis, penggunaan obat seperti steroid, atau rahim yang membesar. Rahim bisa membesar permanen setelah melahirkan. Ini membuat darah lebih lama terkumpul dan membeku di dalam rahim sebelum keluar dari tubuh. (nid)