Perawatan Kulit untuk yang Hobi ke Laut
perawatan_kulit_akibat_sunburn

Perawatan Kulit untuk yang Hobi ke Laut

Bagi thalassophile (pecinta laut), snorkeling, menyelam, atau sekedar berjemur di pantai sangat membahagiakan. Dampak tidak enaknya baru terasa kemudian: kulit perih dan merah-merah akibat sunburn. Kulit menggelap mungkin bukan masalah. Namun, kulit jadi terlihat kusam karena lapisan kulit paling atas mati akibat terpanggang sinar UV.

Lapisan kulit mati ini akan mengelupas dengan sendirinya, tapi butuh waktu. Dan saat hendak mengelupas, kerap disertai rasa gatal yang sangat mengganggu. Ujungnya, kulit bisa luka bahkan terinfeksi karena digaruk-garuk. Untuk meminimalkannya, kulit harus dirawat selama berlibur ke laut maupun setelah liburan usai. Seperti dijelaskan oleh dr. Gloria Novelita, Sp.KK berikut ini.

Saat berlibur ke laut/pantai, berarti pajanan terhadap sinar matahari begitu tinggi. Jangan lupa atau malas pakai tabir surya. “Ada dua macam tabir surya: yang melindungi secara fisik, dan yang secara kimia. Yang fisik lebih aman, terutama untuk yang kulitnya sensitif,” ujar dr. Gloria, salah satu pendiri Skin&Co Skincare Laser Clinic, Jakarta.

Tabir surya fisik (sunblock) mengandung titanium dioxide atau zinc oxide. Adapun chemical sunscreen misalnya yang mengandung benzone (avobenzone, oxybenzone), octylcrylene, dan lain-lain. Tabir surya fisik memang tampak kurang estetik karena meninggalkan lapisan putih pada kulit. Yang jenis kimia umumnya lebih tersamar, “Tapi sering menyebabkan reaksi alergi atau iritasi di kulit.”

Makin lama berada di luar ruangan dan makin tinggi pajanan sinar matahari, SPF pun harus makin tinggi. “Untuk di pantai atau laut, pilihlah SPF di atas 50,” ucap dr. Gloria. Tabir surya yang water resistant lebih awet terkena air maupun keringat. Namun, “Efikasi sunblock pelan-pelan akan berkurang karena pajanan sinar matahari.” Untuk itu tetap harus diulang tiap 2-3 jam.

Mencuci muka pun perlu lebih sering. Sehari-hari, kita cukup mencuci muka dua kali sehari, saat mandi pagi dan mandi sore. “Saat beraktivitas di luar, banyak berkeringat dan berpanasan, boleh cuci muka di antaranya,” ungkap dr. Gloria. Mencuci muka juga dilakukan sebelum mengaplikasikan ulang sunblock. Saat berlibur ke laut, bisa cuci muka ketika di kapal untuk island hopping. Agar praktis, “Boleh pakai micellar water atau pembersih lain yang tidak perlu dibilas dengan air. Setelah itu, oleskan lagi sunblock.”

Pembersih wajah dengan kandungan glycolic acid membantu mengangkat sel kulit mati. Lapisan kulit mati yang kusam jadi lebih mudah terkelupas, sehingga terlihat lapisan kulit di bawahnya yang sehat dan cerah.

 

Perawatan setelah sunburn

Usai bermain di laut seharian, pulang ke penginapan kulit acap terasa panas, perih, dan terbakar, meski sudah dilindungi sunblock. “Kalau mengalami ini, oleskan krim atau pelembap yang sifatnya soothing atau menenangkan kulit. Contohnya yang mengandung aloe vera,” papar dr. Gloria. Ini akan membantu kulit terasa nyaman, sehingga kita bisa tidur dengan nyenyak, dan mencegah kita menggaruk-garuk.

Melakukan perawatan kulit ke dokter akan mempercepat proses penyembuhan kulit. Jenis perawatan yang dilakukan, tergantung pada kondisi kulit. “Bila kulit dalam terbakar dengan kondisi kemerahan dan sensitif, sebaiknya melakukan perawatan yang sifatnya soothing,” terangnya. Misalnya perawatan dengan kadar oksigen tinggi (70-90%), ditambah serum yang meningkatkan hidrasi kulit seperti hyaluronic acid. Juga ekstrak green tea, yang bermanfaat menenangkan kulit. Tambahan vitamin C dan E juga akan membantu proses penyembuhan.

Untuk mengelupaskan sel kulit mati, dipilih bahan eksfolian yang ringan dan tidak terlalu kuat. Antara lain lactic acid atau malic acid. Cara ini membantu kulit terasa halus, lembap, dan nyaman. “Lebih baik melakukan peeling dengan bahan yang lebih ringan, lalu diulang; daripada langsung melakukannya dengan jenis eksfolian yang lebih kuat atau konsentrasi yang tinggi, karena bisa mengiritasi,” tuturnya.

Tentu, hasilnya tidak instan. Butuh waktu hingga kulit benar-benar pulih dan kembali sehat seperti semula, tergantung berat/ringan keluhan dan jenis perawatan yang dilakukan. Secara umum, biasanya 1 – 3 bulan, dengan perawatan 2 – 4 minggu sekali.

Untuk perawatan sehari-hari tetap dilakukan seperti biasa. Yakni membersihkan wajah minimal dua kali sehari; sunblock di pagi hingga siang hari; ditambah pelembap yang membantu hidrasi kulit di malam hari. (nid)

Sunblock yang Ramah Lingkungan

Sebagai thalassophile, tentu kita juga ingin menjaga kelestarian lingkungan laut. Pilihlah sunblock yang aman untuk terumbu karang dan ekosistem laut. Dilansir dari www.chasingcoral.com, hindari yang mengandung oxybensone dan octinoxate karena berbahaya bagi kesehatan terumbu karang bahkan bisa menyebabkan coral bleaching.

Zinc oxide dan titanium dioxide lebih disarankan karena berbahan dasar mineral. Lebih aman bagi terumbu karang, dan tidak menyebabkan coral bleaching. Hindari bahan dengan partikel nano, karena bisa dicerna oleh terumbu karang. Baca tiap kandungan pada sunblock untuk memastikan tidak ada bahan yang membahayakan ekosistem laut, jangan hanya mengandalkan label “reef-safe”. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: https://www.freepik.com/free-photo/young-beautiful-girl-posing-beach-oce...