Stretch marks kerap menghantui ibu hamil. Guratan-guratan serupa cakar macan kemerahan di area perut, bagi sebagian perempuan bisa dirasa mengganggu secara estetik. Menurut ahli estetika dr. Kevin A.Maharis, BMedSc, DipDerm, stretch marks merupakan suatu perubahan biologis, yang penyebabnya multifaktor. “Terjadi peregangan kulit yang sangat cepat, sedangkan pembentukan kolagen tidak cukup cepat untuk mengimbanginya. Alasan lain terjadi peradangan (inflamasi) saat kulit meregang,” tuturnya, dalam peluncuran Bio-Oil Kemasan 200 ml di Jakarta, Selasa (13/02/2018).
Tidak semua ibu hamil akan mengalami stretch marks. Ini turut dipengaruhi oleh faktor instrintik tiap orang, misalnya elastisitas kulit. Namun, ada faktor ekstrinsik yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau meminimalkan stretch marks.
Saat mandi dan handukan, jangan terlalu keras menggosok perut. Gesekan atau abrasi akan merangsang respon kulit, yang bisa memperburuk stretch marks. Saat mengeringkan tubuh, cukup tepuk-tepuk perut dengan lembut dengan handuk yang lembut.
Jaga selalu kelembapan kulit. “Saat kulit meregang, akan terbentuk celah-celah. Dengan adanya moisturizer, kulit menjadi lebih elastis sehingga lebih kuat saat meregang,” jelasnya. Oleskanlah minyak, emolien atau bahan pelembap lainnya setiap sehabis mandi. Frekuensi penggunaan juga berperan, “Hasilnya akan lebih baik bila digunakan dua atau tiga kali sehari.”
Yang pasti, ini harus dilakukan saat perut belum terlalu besar. Idealnya saat masuk trimester II. Dan, jangan menggaruk meski perut terasa gatal. “Saat mulai gatal, kebih baik massage dengan produk yang melembapkan. Ini adalah prevensi. Karena menghindari jauh lebih mudah daripada mengobati stretch marks,” imbuh dr. Kevin.
Selain itu, akibat kulit meregang, terjadi peradangan di bawah kulit. Ini yang menyebabkan perut terasa gatal dan kemerahan. Untuk mengatasinya, dokter bisa meresepkan salep dengan steroid ringan dan aman digunakan saat hamil, mislanya yang mengandung hidrokortison. "Salep bisa dioleskan sehabis mandi, lalu oleskan pelembap di atasnya. Jadi hidrokortison menurunkan inflamasi, dan pelembap mengurangi peregangan kulit," jelas dr. Kevin.
Tentu, perlu hati-hati saat memilih produk pelembap, karena tidak semuanya aman digunakan saat hamil. Menurut Nurhayatini, Product Manager PT Radiant Sentral Nutrindo, kangunan minyak esensial dan nutrisi dalam Bio-Oil aman digunakan saat hamil, begitu memasuki trimester II. “Kandungan vitamin A dalam Bio-Oil sangat kecil, tidak akan membahayakan kehamilan,” ujarnya.
Agar tidak lupa memakainya sehabis mandi, Nurhayatini memberi tips: “Taruh di kamar mandi.” Dengan demikian, sehabis mandi kita pasti melihat botol Bio-Oil, dan bisa langsung menggunakannya. Sangat baik menggunakannya sehabis mandi, saat kulit masih lembab. Ini akan makin mempermudah dan mempercepat penyerapannya di kulit.
Usapkan Bio-Oil di kulit menggunakan ujung jari kelingking. “Jangan hanya dioleskan, tapi juga di-massage pelan dengan gerakan memutar selama lima menit,” tambahnya. Terobosan PurCellin Oil membuat Bio-Oil tidak lengket di kulit dan mudah menyerap, sehingga sering disebut “dry oil”.
Tantri dan Chua dari band Kotak termasuk yang merasakan manfaat Bio-Oil untuk mencegah stretch marks. Saat hamil tiga bulan, ia mulai mencari tahu produk yang bisa mencegah stretch marks. Penjaga apotek modern yang didatanginya, merekomendasikan Bio-Oil. “Dia bilang bagus banget, cepat meresap dan tidak lengket meski bentuknya minyak. Sejak itu aku rutin pakai, sampai sekarang. Tetap ada stretch marks, tapi sedikit dan sudah sangat pudar, mirip dengan warna kulit asli,” tutur vokalis Kotak ini.
Pengalaman serupa diutarakan oleh Chua, yang hobi jejingkrakan di panggung saat bermain bas. “Aku dikasih tahu Tantri, dia kan hamil duluan. Dia bilang, jangan tunggu perut gede, keburu telat,” ucapnya. Chua juga kerap mengoleskan Bio-Oil pada jari-jarinya, "Aku kan main bas, jariku kapalan. Aku pakai Bio-Oil, sekarang halus." (nid)