Memahami Cara Kerja Pil KB untuk Mengatasi Jerawat

Memahami Cara Kerja Pil KB untuk Mengatasi Jerawat

Pil KB termasuk salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bagi perempuan, pil cukup nyaman karena tidak menimbulkan rasa nyeri/tidak nyaman, serta memiliki efektivitas dan keamanan yang baik. Selain itu, pil KB modern juga menawarkan manfaat tambahan di luar manfaat kontraseptif. Salah satu yang paling populer yaitu pil KB untuk mengatasi jerawat.

Setidaknya, ada enam hal yang bisa memicu timbulnya jerawat: faktor genetik, bakteri di wajah, masalah hormonal, kurang tidur, pemakaian kosmetik, dan makanan tertentu. Pil KB bisa berperan mengatasi jerawat yang dipengaruhi oleh faktor hormonal.

Hormon kerap memicu munculnya jerawat di masa puber, sebelum atau saat menstruasi, dan saat hamil. Namun di samping itu, ketidakseimbangan hormon yang permanen juga bisa menjadi penyebab jerawat.

Kondisi ini biasa disebut sebagai hiperandogen, di mana kadar hormon laki-laki (androgen) cenderung lebih tinggi. Hiperandrogen memuncukan berbagai masalah, di antaranya jerawat (86%), hirsutisme (pertumbuhan rambut tidak normal seperti di area kumis, dada dan perut bawah), hingga polikistik ovarii sindrom atau PCOS.

Hiperandrogen, dan Pil KB untuk Mengatasi Jerawat

Secara alami, perempuan pun memiliki hormon androgen, tapi hanya dalam jumah kecil. Bila kadar hormon ini meningkat, maka akan ditangkap oleh reseptor androgen di berbagai organ tubuh, misalnya kulit. Di kulit, androgen yang berlebihan akan memicu produksi sebum (minyak) lebih banyak. Alhasil pori-pori kulit jadi lebih mudah tersumbat, dan terjadi kolonisasi bakteri. Akhirnya terjadilah infeksi, kulit meradang, dan muncullah jerawat.

Lantas, bagaimana cara pil KB untuk mengatasi jerawat akibt hiperandrogen? Ternyata cukup sederhana. Pil KB kombinasi mengandung dua jenis hormon, yaitu estrogen sintetik dan progestin (progesteron sintetik). Nah, yang berperan sebagai antiandrogen adalah progestin jenis tertentu, misalnya cyproterone acetate (siproteron asetat). Ia memblok reseptor androgen pada kulit, sehingga tidak terjadi over-stimulasi produksi sebum di kulit. Dengan demikian, jrawat pun bisa dicegah.

Pil KB kombinasi dengan kandungan ethinyl estradiol/EE (sebagai estrogen sintetik) dan siproteron asetat terbukti secara ilmiah mampu mengatasi jerawat parah pada mereka yang mengalami hiperandrogen (Bitzer, dkk, 2017). Efektivitasnya mencegah kehamilan pun sangat baik, yaitu 99%. Menariknya lagi, pil KB kombinasi EE dan siproteron asetat tidak memicu peningkatan berat badan, dan kesuburan akan segera kembali setelah pil distop. Jadi, tidak perlu khawatir.

Konsumsi sesuai Petunjuk

Efektivitas dan keamanan pil KB akan optimal bila dikonsumsi sesuai petunjuk. Ini berlaku untuk semua jenis il KB. Bila baru ingin mulai minum pil KB, minumlah pil di hari pertama atau kedua menstruasi. Ini untuk memastikan bahwa kita tidak dalam kondisi hamil. Selanjutnya, minumlah pil secara rutin setiap hari di jam yang sama, dengan urutan sesuai petunjuk kemasan.

Perhatikan pula jumlah pil. Pada pil yang berjumlah 21, maka beri jeda 7 hari bebas pil. Pada periode inilah biasanya akan muncul menstruasi. Setelah 7 hari, kmbali minum pil seperti biasa. Adapun pada pil yang berjumlah 28, maka pil perlu diminum setiap hari tanpa jeda. Pil yang berisi hormon sebenarnya hanya 21, dan 7 pil lainnya tidak mengandung hormon. Dibuat 28 pil agar kita tetap minum pil seperti biasa, karena beberapa orang bisa saja lupa minum pil lagi setelah jeda 7 hari. Itu sebabnya, penting untuk minum pil sesuai urutan pada kemasan.

 Pil KB modern dibuat dalam dosis kecil, sehingga tidak lagi menyebabkan kegemukan atau gangguan kulit, tidak seperti pil KB generasi pertama. Malah, ada manfaat tambahan yaitu pil KB untuk mengatasi jerawat. Tentunya, konsultasikan selalu dengan dokter kandungan atau bidan saat memilih kontrasepsi, dan berkonsultasilah ke dokter kulit bila memiliki masalah jerawat agar bisa diketahui apa penyebabnya, dan mendapat pengobatan yang sesuai. Bila ternyata berkaitan dengan faktor hormon, dokter bisa meresepkan pil KB yang memiliki efek antiandrogen. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Freepik