Macam-macam Jerawat dan Pengobatannya | OTC Digest

Macam-macam Jerawat dan Pengobatannya

Jerawat bisa dicetuskan oleh berbagai hal. Mulai dari faktor hormonal, makanan, faktor genetik, kosmetik, hingga stres.Apapun faktor pencetusnya, jerawat bisa muncul bila terjadi peningkatan produksi sebum (minyak) oleh kelenjar minyak di kulit; penebalan lapisan kulit pada muara kelenjar minyak (hiperkeratinisasi); kolonisasi bakteri P. acnes. “Bila ketiganya berakumulasi, terjadi radang yang kita lihat sebagai jerawat,” ungkap dr. dr. Suksmagita Pratidina, Sp.KK dari Erha Clinic Bintaro, Jakarta.

Di kulit terdapat folikel, kantung tempat tumbuhnya rambut dan kelenjar minyak berada. Pada kondisi normal, folikel dan kelenjar minyak berukuran ramping. Saat timbul jerawat, kelenjar minyak membesar dan memproduksi minyak lebih banyak. Terjadi keratinisasi sehingga minyak menumpuk dan terperangkap tidak bisa keluar. “Ini membuat kolonisasi bakteri penyebab jerawat meningkat,” ujar dr. Gita, begitu ia biasa disapa.

 

Berbagai tipe jerawat

Keparahan jerawat bisa ringan, sedang dan berat. Ini berhubungan dengan jenis jerawat. Sebelum meradang, jerawat diawali sumbatan pada saluran minyak yang membentuk komedo. Disebut white head bila saluran minyak tertutup. Bila salurannya terbuka, maka minyak terpapar oksigen, sehingga terjadi proses oksidasi yang menimbulkan warna hitam/gelap. Ini yang disebut black heads.

Akibat infeksi, gesekan atau hal-hal lain, komedo bisa meradang sehingga tampak merah (papul). Sebagian besar jerawat berbentuk papul: bintil merah padat, sedikit menonjol tapi dangkal.

Papul bisa berkembang lebih berat, disebut pustul. Biasanya ini berhubungan dengan infeksi sekunder oleh bakteri. “Pustul khas karena mengandung nanah,” terang dr. Gita.

Jerawat yang meradang lebih dalam akan menjadi lebih berat, disebut nodus/nodul atau ‘jerawat batu’. Warnanya merah, bila ditekan terasa jerawat jenis ini terletak lebih dalam; tidak hanya di permukaan. Saat sembuh dan merahnya berkurang, di dalam masih teraba ada jaringan parut. Waktu penyembuhannya relatif lebih lama, sehingga orang kerap merasa jerawatnya tidak kunjung sembuh.

Nodul yang berkelompok disebut kista atau jerawat kistik. Kista biasanya berkantung; isinya bisa padat atau cair; cairan kadang mengandung nanah. Memencet-mencet jerawat atau melakukan perawatan yang tidak perlu seperti facial, bisa mencetuskan terjadinya kista. “Tidak semua jerawat membutuhkan facial,” terang dr. Gita.

Facial yang tidak tepat justru bisa membuat peradangan makin melebar dan memperparah jerawat. “Dari papul menjadi pustul, lalu menjadi nodul. Dari nodul bisa menjadi kista,” imbuhnya.

 

Mengobati jerawat

Pengobatan jerawat bisa berbeda pada tiap orang, tergantung tingkat keparahan, jenis jerawat dan penyebabnya. Untuk jerawat ringan yang berhubungan dengan hal tertentu, hindari atau minimalkan paparan terhadap faktor pencetus. Misalnya tidak menggunakan make up terlalu tebal, menghidari makanan yang merangsang produksi jerawat. Perbaiki kebersihan kulit, terutama bagi yang kulitnya berminyak. Cuci muka secara rutin di pagi dan malam hari, serta setelah berkegiatan.

Wajah yang dibersihkan, kadar minyak dan kotoran akan berkurang sehingga kemungkinan peningkatan populasi bakteri di kulit berkurang. Jangan berlebihan mencuci muka karena bisa merangsang kulit memproduksi minyak lebih banyak lagi.

Orang yang mengalami jerawat ringan mungkin akan merasa biasa saja; jerawat akan hilang sendiri atau cukup melakukan perawatan ringan dan sederhana. Jerawat berat tidak bisa hilang sendiri. “Kita perlu mengejar waktu agar jerawat cepat hilang sehingga tidak menimbulkan scar (jaringan parut),” papar dr. Gita.

Jerawat derajat ringan-sedang cukup diobati dengan obat oles (topikal). Dokter akan memberikan obat yang memiliki fungsi keratolitik, yakni mengikis sumbatan dan mengurangi keratinisasi. Nama zat aktifnya misalnya asam salisilat, benzoyl peroxide dan retinoid. Kadang juga digunakan antibiotik untuk mengurangi bakteri, dan antiinflamasi untuk meredakan radang; semua dalam bentuk topikal (oles).

“Untuk jerawat yang sudah berat tidak cukup hanya menggunakan obat topikal. Perlu obat oral (yang diminum),” ujar dr. Gita. Prinsipnya adalah menekan pertumbuhan bakteri, dengan antibiotik oral. Dokter juga bisa memberikan retinoid oral (misalnya isotretinoin), untuk mengurangi minyak dan keratinisasi. Bila masalahnya karena faktor hormonal, maka bisa diberikan terapi hormon yang sesuai.

Pengobatan jerawat perlu dilakukan secara bertahap, dan dimonitor tiap tahapnya. Sebaiknya konsultasi ke dokter kulit, untuk mendapat pengobatan yang sesuai. (nid)

 

Baca juga: Jerawat Akibat Hormon Laki-laki