Ibu hamil dengan mata minus/rabun jauh (miopia) tinggi, perlu perhatian khusus saat melahirkan. Retina mata bisa lepas dari posisi normal akibat tekanan tinggi saat mengejan dalam proses persalinan. “Hal ini bisa mengakibatkan kebutaan,” ujar dr. Andi Darma Putra, Sp.OG dari FKUI/RSCM, Jakarta. Disebut miopia tinggi bila lebih dari -6D.
Bola mata ‘dibungkus’ oleh selaput putih yang disebut sclera. Di bagian belakang bola mata terdapat retina, yang seperti layar dan berfungsi menangkap cahaya. Ruang di antara lensa dan retina disebut badan vitreus yang berupa gel bening. Dan di antara retina dan sclera, terdapat lapisan pembuluh darah yang disebut koroid.
Pada miopia tinggi, sumbu bola mata lebih panjang daripada mata normal. Bila miopiaia progresif (makin lama minus makin tinggi), bagian mata seperti sclera dan koloroid akan bertambah panjang, tapi vitreus tidak. Ini akan menganggu kondisi retina, yang terletak di antara badan vitreus dan koroid. “Di satu sisi retina akan tertarik ke arah koroid, di sisi lain terjadi tarikan pada retina yang menempel di badan vitreus. Jika terjadi peningkatan tekanan misalnya saat melahirkan, retina gampang lepas dan terjadi kebutaan,” tutur dr. Andi.
Namun demikian, tingginya miopia tidak selalu berbanding lurus dengan tipisnya retina. Orang dengan miopia -7D bisa saja memiliki retina lebih tipis dibandingkan orang dengan miopia -9D. Maka, ibu dengan miopia tinggi bisa saja melahirkan secara normal; beberapa studi di Amerika dan Eropa telah menunjukkannya.
Untuk mengetahui keadaan retina dan menentukan apakah ibu aman melahirkan secara normal, perlu dilakukan pemeriksaan saat hamil. “Untuk mengetahui keadaan retina secara akurat, harus dilakukan pemeriksaan retina. Tidak bisa memprediksinya hanya berdasarkan besar dioptri,” terang dr. Andi.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada kelainan pada retina dan minus tidak progresif, ibu bisa melahirkan secara normal. Namun tekanan di bola mata bisa meningkat bila ibu mengejan terlalu kuat; ibu harus belajar cara mengejan yang tepat. “Jika retina terlalu tipis dan berisiko terlepas saat melahirkan, section caesarea merupakan pilihan yang aman,” imbuh dr. Andi.
Tidak ada minus tertentu yang jadi batas aman untuk melahirkan normal, meski risikonya lebih besar pada miopia tinggi. Pada miopia progresif, minus akan bertambah seiring berjalannya waktu. Risiko terlepasnya retina dan kebutaan pun bertambah, terutama setelah usia 20 tahun. Ibu perlu kembali memeriksakan progesivitas miopia dan kondisi retina pada kehamilan berikutnya, meski pada persalinan pertama melahirkan secara normal.
Periksakan kondisi mata selama hamil, pelajari dan latih pernafasan agar bisa mengejan dengan tepat. Jika tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal, sebaiknya jangan memaksakan diri. (nid)