Status Nutrisi Sebelum Operasi Harus Baik, agar Luka Jahitan Tidak Jebol
nutrisi_perioperatif

Status Nutrisi Sebelum Operasi Harus Baik, agar Luka Jahitan Tidak Jebol

Tak perlu emosi bila dokter menunda operasi anak dengan alasan status gizinya kurang. Ini untuk keselamatan si anak. “Saat operasi akan ada sayatan (luka). Bila kulit dilukai, pasti butuh proses penyembuhan. Penyembuhan luka operasi membutuhkan kecukupan protein dan energi, serta status kesehatan yang prima,” terang dr. Tinuk Agung Meilany, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita, Jakarta. Ini juga penting untuk mencegah faktor buruk dari luar, misalnya infeksi.

Bila status gizi anak kurang/jelek, luka jahitan bisa jebol (wound dehiscence). Dr. Tinuk pernah mendapat pasien yang harus menjalani operasi darurat karena usus si anak pecah akibat infeksi berat. Saat diperiksa, kadar albumin (status protein) hanya 1,5, padahal normalnya 3,5 – 5. Hari ketiga setelah operasi, luka jahitan merah-merah dan hari kelima jahitannya jebol. “Dijahit jebol lagi, dijahit jebol lagi. Jadi, yang lama adalah merawat luka tersebut. Luka yang terbuka berisiko infeksi, luka makin tidak sembuh, lantas gizinya makin buruk. Itu kasus terlama yang pernah saya rawat, hingga 7 bulan,” tuturnya.

Baca juga: Perhatikan Nutrisi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Pada operasi darurat yang bersifat life-saving seperti di atas, memang tidak ada waktu untuk memperbaiki status nutrisi sebelum operasi. Namun pada operasi terencana, misalnya operasi untuk penyakit jantung bawaan (PJB) atau transplantasi, hal ini bisa dilakukan. Ada yang disebut periode perioperatif (periode sekitar operasi). Yakni dua minggu sebelum dan sesudah operasi.

Wound dehiscence memang jarang, tapi begitu terjadi, penyembuhannya sulit dan berisiko terjadi komplikasi infeksi berat. Angka kematian akibat komplikasi mencapai 50%. “Maka itu selama masih bisa dipersiapkan, operasi lebih baik ditunda dulu hingga status gizi anak memadai,” tegas dr. Tinuk.

Baca juga: Pentingnya Perbaikan Nutrisi sebelum Operasi

Ukuran status gizi baik 90-110% dari ukuran berat badan (BB) ideal anak usia tersebut. Gizi kurang berkisar 70-90%, dan gizi buruk <70%. “Anak dengan status nutrisi kurang atau buruk, nutrisinya perlu diperbaiki dulu sampai minimal 80% BB dari ideal,” ujar dr. Tinuk. Pada kondisi ini status gizinya sudah mendekati baik, dan diharapkan kadar proteinnya sudah normal. Protein sangat dibutuhkan untuk penyembuhan luka, kekebalan tubuh, dan untuk melawan penyakit. Adapun energi penting untuk sumber tenaga.

Baca juga: Perbaikan Nutrisi untuk Anak Gagal Tumbuh

Bila status protein dan energi kurang, luka tidak akan kering. Pada hari 3-7 pasca operasi yakni fase penyembuhan jahitan, luka jebol lagi. “Penelitian saya dulu, penyebab utama wound dehiscence yakni gizi buruk. Nomor dua infeksi, nomor tiga anemia. Kalau perbaikan status nutrisi tak tercapai dalam 2 minggu, sebaiknya operasi ditunda dulu. Buat apa membuat luka kalau nanti tidak bisa menutup?” pungkasnya.

Lantas, bagaimana cara memperbaiki status nutrisi anak sebelum operasi? Berikut penjelasannya. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Image by skeeze from Pixabay