Eksim tidak mengancam jiwa. Namun kulit anak penderita eksim mudah teriritasi dan infeksi. Karena melibatkan saraf, eksim menimbulkan gatal yang meradang bila terus digaruk. Gatal akibat eksim sangat mengganggu di malam hari, sehingga anak rewel dan tidak bisa tidur.
Eksim berhubungan dengan faktor genetik. “Bukan penyakitnya yang diturunkan, melainkan kecenderungannya,” ujar ahli kulit Prof. DR. dr. Retno Widowati Soebaryo, Sp.KK. Eksim, rinitis alergi dan asma merupakan tiga serangkai penyakit atopik. Dapat muncul salah satu, dua atau ketiganya. Awalnya anak menderita eksim. Jika dibiarkan bisa berkembang menjadi rinitis alergi, dan akhirnya menjadi asma.
Faktor pencetus eksim antara lain iklim, alergen (seafood dan susu sapi, debu, serbuk sari), iritan (air panas, sabun, bahan kimia, asap rokok, wol) dan mikroorganisme (bakteri, jamur, virus).
Eksim bertambah berat jika kelembaban rendah. “Di negara kita, bisa muncul masalah karena hawanya panas,” ujar Prof. Retno. “Berkeringat karena udara panas atau berolahraga dapat menjadi iritan. Stres juga bisa memicu timbulnya eksim.”
Untuk pencegahan, sebisa mungkin hindari faktor pencetus dan jaga kelembaban kulit. Hindari pemakaian wol, kain kasar dan sabun yang mengandung antiseptik karena formulanya yang keras dapat mengiritasi kulit anajk. Gunakan sabun yang lembut. Hindari mandi air hangat. Tinggal di daerah berhawa dingin, gunakan air suam-suam kuku.
Oleskan lotion bayi sehabis mandi, agar kulit lembab. Jika eksim tidak kunjung sembuh atau sering kambuh, konsultasi ke dokter anak. (nid-jie)