Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Anak Lewat Chiropraksi (Bagian 1) | OTC Digest

Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Anak Lewat Chiropraksi (Bagian 1)

Kesehatan tulang belakang anak sering luput dari perhatian orangtua. Anak alergi, sulit konsentrasi dan mengalami gangguan pencernaan, bisa jadi merupakan tanda bahwa kesehatan tulang belakangnya tidak optimal. Chiropractic (chiropraksi) yang ditemukan tahun 1895 oleh D. D. Palmer, fokus pada kesehatan tulang belakang, yang merupakan pelindung saraf tulang belakang. 

Lebih jauh mengenai chiropraksi pada anak, OTC DIGEST mewawancara dr. Tinah Tan B. Med, B. App Sc, B. Chiro Sc, FICC, chiropractor  Indonesia pertama. Sejak 2005, dr. Tinah menjabat Wakil Ketua Perhimpunan Chiropraksi Indonesia (PERCHIRINDO). 

Dalam chiropraksi, tulang belakang dilihat sebagai mainframe tubuh manusia. Bisa dijelaskan lebih jauh?
Mainframe diartikan sebagai kerangka tubuh.  Fungsi terbesar tulang belakang adalah menopang tubuh bagian atas dan bawah. Cervical pertama yang dikenal dengan nama Atlas berperan menopang tulang tengkorak/kepala. Dan, lumbal-sacral dengan tulang panggul, berperan sebagai penahan beban tubuh. 

Di tulang belakang terdapat susunan saraf, sebagai lanjutan dari susunan saraf pusat dari otak manusia. Di setiap lubang antara tulang belakang (foramen intervetebrae) keluar sepasang saraf kanan dan kiri yang mempunyai fungsi sensorik, motorik dan otonomik. Saraf ini mengarah ke organ-organ. Kalau aliran saraf ini terganggu, bisa timbul penyakit. 

Tulang belakang sebagai mainframe, terlihat dari anatomi (bentuknya), juga secara fungsional. Tulang belakang sangat esensial, karena dia tumbuh mengikuti lengkung tubuh. Jika tulang belakang bagus, anak akan sehat. Kalau saat tumbuh, tulang belakangnya miring dan tidak kita bantu, akan miring terus.

Apa saja manfaat chiropraksi untuk anak?
Penanganan chiropraksi sifatnya natural (self healing), sehingga menjauhkan anak-anak dari obat. Chiropraksi membantu melihat, apakah tulang belakang seorang anak perlu dibetulkan? 

Deteksi dini kelainan tulang belakang anak, dapat mencecah penyakit atau gangguan di kemudian hari. Manfaat terbesar adalah membantu proses tumbuh kembang, sehingga  anak lebih sehat, aktif dan punya rasa percaya diri yang tinggi. 

Anak yang sehat adalah anak yang aktif, salah satu tujuan pemeriksaan tulang belakang adalah mengoptimalkan kesehatan pada anak. Anak yang sehat aktivitasnya lebih energik. Anak yang kurang aktif, mungkin ada hambatan/gangguan pada tubuh. Bila setelah diperiksa anak tersebut memiliki gangguan pada susunan tulang belakang, perlu ditangani sedini mungkin.

Gangguan tulang belakang apa yang paling banyak terjadi pada anak-anak Indonesia? 
Beberapa tahun belakangan ini, gangguan yang paling sering terjadi adalah skoliosis dan postur tubuh. Kondisi ini biasanya baru terlihat pada anak usia sekolah. 

Anak generasi sekarang tidak dibiasakan olahraga, untuk menguatkan tubuh. Ketika tubuh tidak fit diberi beban tas sekolah yang berat, dia akan mengeluh sakit. Tugas guru dan orangtua untuk memperhatikan kebutuhan anak. Kita harus mencontohkan untuk berolahraga.

Penting memelihara tulang belakang anak, dilihat dari posisi, aktivitas dan perkembangannya. Banyak anak yang merasa minder karena pendek. Mungkin tulang belakangnya bengkok, sehingga dia terlihat pendek. (nid)

Baca juga : Bagian 2