Mencegah Utama Alergi Susu Sapi dengan ASI Ekskulusif Selama 6 Bulan | OTC Digest

Mencegah Alergi Susu Sapi dengan ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

Menurut Prof. Dr. dr. Sofyan Ismael, Sp.A(K) dari FKUI/RSCM, penting mencegah alergi sedini mungkin, agar anak tidak mudah alergi di kemudian hari.

Alergi susu sapi sering ditemukan pada bayi. “Ciri-cirinya, ruam kulit disertai diare berdarah,” ujar Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) dari FKUI/RSCM, Jakarta. Di dunia, alergi susu sapi mencapai 3-7%. Temuan di RSCM tidak berbeda jauh, dan ada kecenderungan meningkat. 

Penyebab utama alergi, karena bayi tidak diberi ASI (air susu ibu). ASI mengandung IgA yang membentuk lapisan pelindung pada usus bayi. Tanpa lapisan pelindung, dapat terjadi inflamasi (peradangan) dan dinding usus ‘bocor’, sehingga protein yang belum tercerna masuk ke aliran darah; timbullah reaksi alergi. ASI juga mengandung prebiotik, yang memicu pertumbuhan bakteri yang bersifat probiotik (bakteri bermanfaat). Karenanya, pencegahan utama alergi yakni ASI eksklusif selama 6 bulan. Menurut Prof. Sofyan, "Ini cara memotong insiden alergi."

Ada ibu yang sulit menyusui karena ASI tidak keluar, atau produksinya sedikit. Untuk kasus seperti ini, bayi - terutama yang memiliki riwayat alergi dalam keluarga - harus diberi susu formula khusus. “Untuk pencegahan sebelum reaksi alergi muncul, berikan susu sapi yang dihidrolisa parsial,” terang Dr. dr. Zaki.

Susu terhidrolisa parsial atau partially hydrolyzed whey formula (pHWF) adalah susu sapi yang dihidrolisa dengan proses enzimatik; protein dipecah menjadi partikel lebih kecil, hingga lebih mudah dicerna oleh bayi. “Susu hidrolisa parsial harus mengandung probiotik. Kombinasi ini bisa mencegah alergi,” imbuh Prof. Sofyan.

Pemberian pHWF direkomendasikan bagi anak dengan risiko alergi, tapi belum memiliki reaksi alergi. Fungsinya untuk pencegahan. Bayi yang sudah menunjukkan reaksi alergi terhadap susu sapi, perlu diberi susu hidrolisa ekstensif yang partikel proteinnya lebih kecil lagi. Susu hidrolisa ekstensif tidak disarankan untuk bayi yang belum menunjukkan gejala alergi. Selain memang tidak perlu, rasanya juga tidak seenak susu biasa atau susu pHWF, dan harganya pun lebih mahal.

Komposisi protein dalam susu sapi berbeda dengan ASI. Pada ASI, yang lebih banyak yakni kasein, yang memang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi. Sedangkan susu sapi lebih banyak protein whey, yang ukuran partikelnya lebih besar. Protein whey-lah yang kerap memicu alergi susu sapi pada bayi. (nid)