Membedakan Demam Berdarah Atau Demam Biasa | OTC Digest

Membedakan Demam Berdarah Atau Demam Biasa

Demam bisa disebabkan infeksi virus flu biasa, tapi dapat pula menjadi gejala dari penyakit serius, seperti demam berdarah. Bagaimana membedakan keduanya?

Sayangnya, menurut dr. Alan Roland Tumbelaka, Sp.A, bila demam baru berlangsung satu hari, sulit membedakan antara demam berdarah dengan demam biasa,  misalnya karena influenza, sakit tenggorokan atau tipes, karena gejalanya mirip.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam pada anak bisa dicurigai DBD jika:

  • Demam mendadak tinggi 2-7 hari.
  • Ada gejala perdarahan, misalnya bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang meski kulit diregangkan; gusi berdarah, mimisan dan tinja berdarah. Bintik-bintik merah di kulit bisa muncul sendiri atau dibuat muncul dengan uji bendung. Uji ini dilakukan menggunakan alat pengukur tekanan darah, yang digembungkan di seputar lengan hingga pembuluh darah tertekan. Bila positif, akan muncul bintik-bintik merah.
  • Ada pembesaran hati (organ hati membesar saat dilakukan perabaan).
  • Terjadi syok: denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah turun, anak gelisah, tangan dan kaki dingin.
  • Pemeriksaan laboratorium: trombosit turun dan terjadi kenaikan kekentalan darah. Trombosit kurang dari 100.000/µl dan hematokrit meningkat 20% dari normal.

“Pemeriksaan trombosit dan hematokrit merupakan tes awal sederhana, yang bisa membuat kita curiga adanya demam berdarah,” kata dr. Alan. Jika kadar tombosit turun, tubuh mudah berdarah seperti mimisan, gusi berdarah, dan sebagainya.

Jumlah trombosit normal adalah 150-200.000/ µl. Kata dr. Alan, trombosit yang turun bisa karena penyakit lain seperti campak, demam chikungunya, infeksi bakteri seperti tipes, dan lain-lain. Pada demam berdarah, trombosit baru turun setelah 2-4 hari.

Baca juga : Memilih Obat Penurun Panas

Hematokrit menunjukkan peningkatan pada penderita DBD. Untuk anak Indonesia, nilai hematokrit normal sekitar 37-43%.  Hematokrit yang meningkat merupakan hal penting, karena dapat membedakan DBD dengan infeksi virus lain. Namun, perlu pemeriksaan yang lebih khusus seperti menemukan virus dengue, atau uji reaksi antibodi dan antigen, untuk menetukan. demam berdarah

Pemeriksaan darah yang dilakukan terlalu dini (misalnya demam baru satu hari) belum bisa memperkirakan, apakah anak kena DBD. Bila demam telah berlangsung 3-4 hari, barulah hematokrit meningkat dan trombosit menurun. Kadang, pemeriksaan ditambah dengan tes Widal untuk menyingkirkan tipes.

Anak harus dirawat?

Anak yang baru demam 1 hari, tidak perlu dirawat di rumah sakit. Orangtua cukup memantau perkembangan penyakit anak di rumah. Anak perlu minum banyak dan suhu badan terus dipantau. Biasanya, dokter akan meminta orangtua datang lagi, jika setelah 3 hari demam tidak reda.

Akan dilakukan pemeriksaan hemoglobin, trombosit dan hematokrit. Bila hasil laboratorium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit (kurang atau sama dengan 100.000/µl) atau peningkatan hematokrit (lebih dari 40%), anak harus masuk rumah sakit. Apalagi kalau setelah 3 hari demam tidak turun, atau muncul gejala demam berdarah seperti mimisan, gusi berdarah, muntah, lemah dan gelisah. (vit)