Bayi prematur yang diasuh dengan metode kanguru lebih cerdas, sehat dan memiliki perilaku lebih baik saat dewasa. Penelitian ini didukung Pemerintah Kanada, melalui program Saving Brains dan Departemen Adminstratif Sains, Teknologi dan Inovasi Kolombia COLCIENCIAS, dan dipublikasi di jurnal ilmiah Pediatric. “Studi ini menunjukkan, Kangoroo Mother Care (KMC) memiliki efek protektif sosial dan perilaku signifikan dan bertahan lama,” tutur peneliti utama Dr. Nathalie Charpak dari Kangoroo Foundation, Bogota, Kolombia.
Untuk studi ini, orangtua atau caregiver dilatih menjalankan KMC, berperan sebagai ‘inkubator’ serta menjadi sumber utama makanan dan stimulasi untuk si bayi. Teknik ini melibatkan kontak kulit (skin to skin contact) kontinyu, antara caregiver dan bayi. Sesaat setelah lahir, bayi diletakkan di dada caregiver dalam posisi “kanguru”, diikuti pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif.
Studi diadakan pada 1993-1996. Bayi yang lahir prematur dan BBLR (berat badan lahir rendah) dipilih secara acak untuk mendapat KMC, atau perawatan inkubator tradisional hingga bisa menjaga suhu tubuh mereka sendiri. Saat studi dimulai, para peneliti mendokumentasikan manfaat KMC jangka pendek dan menengah terhadap survival bayi, perkembangan otak bayi, pola menyusu (ASI), serta kualitas bonding ibu-bayi. Angka kematian pada kelompok inkubator 7,7%, sedangkan di kelompok KMC hanya 3,5%.
Selanjutnya, sepanjang 2012-2014, dilakukan studi pada para partisipan yang sudah berusia 18-20 tahun. Kondisi mereka dibandingkan, antara kelompok yang menerima KMC dengan kelompok inkubator. Ditemukan, keluarga yang dilatih dalam KMC lebih cenderung tetap bersama-sama serta lebih protektif dan mengayomi. Ini tercermin dari rendahnya absensi di sekolah, kemampuan anak lebih baik dalam mengekspresikan perasaan, serta perilaku hiperaktif, agresif dan antisosial lebih rendah, saat mereka berusia dewasa muda. Sebagai pekerja, rerata upah per jam mereka hampir 53% lebih tinggi.
Dibanding kelompok inkubator, mereka yang mendapat KMC memiliki otak yang lebih besar, khususnya pada bagian tertentu yang berhubungan dengan penyimpanan dan pengolahan memori. Komplikasi dari kelahiran premature, merupakan penyebab utama kematian anak di bawah usia 5 tahun. Mereka yang selamat, banyak yang menyandang disabilitas, termasuk sulit belajar serta masalah penglihatan dan pendengaran.
Bayi prematur dan BBLR perlu perawatan ekstra untuk mencegah dari kematian/penyakit akibat komplikasi, seperti hipotermia (suhu badan rendah) dan infeksi. Ini menjadi masalah di negara berkembang seperti Indonesia, karena terbatasnya inkubator. Teknik KMC terbukti efektif dan murah untuk mengatasi masalah ini