Eksim atau dermatitis atopik (DA) adalah masalah kulit yang sering dijumpai. Eksim adalah bentuk alergi pada kulit, disebabkan oleh reaksi sistem imun tubuh terhadap alergen seperti makanan, serbuk sari dan lainnya.
Eksim merupakan penyakit kronik (berlansung lama), peradangan pada kulit disertai rasa yang sangat gatal. Banyak terjadi pada bayi dan anak-anak. Dermatitis atopik pada bayi kerap menyebabkan gangguan tidur, bayi rewel dan menggaruk terus menerus.
Penyebabnya belum diketahui pasti, namun dihubungkan dengan hipersensitifitas sistem imun, dan merupakan bagian dari reaksi alergi. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), dari Divisi Alergi-Imunologi, Departemen Ilmu Kesahatan Anak FKUI menjelaskan, dari kasus alergi – terutama yang dipicu oleh alergi susu sapi - berkembang menjadi dermatitis atopik.
Dalam penelitian yang ia lakukan tahun 1990-an, kejadian eksim pada anak sekitar 4,9 %, dan naik menjadi 24,6% tahun 2006. “Dibandingkan alergi yang lain, dermatitis atopik lebih besar angkanya, karena pencetusnya sebagian besar adalah makanan,” ujarnya.
Pada riset Double Blind Placebo Controlled Food Challenge, hampir 40% bayi dan anak yang menderita eksim sedang dan berat, mempunyai riwayat alergi terhadap makanan. Penyebab lain adalah alergen hirup seperti debu rumah, bulu binatang peliharaan, jamur atau ragweed di negara dengan 4 musim.
DA terbagi menjadi dua bentuk. Eksim kering (neurodermatitis) adalah penebalan kulit disertai relief yang nyata. Eksim basah (dermatitis numularis) ditandai oleh bercak bersisik, berbentuk bulat, berbatas tegas, berbintil-bintil yang ada airnya dan terasa sangat gatal, dengan lokasi paling sering pada bagian punggung dan dada.
Kulit yang mengalami eksim mempunyai kemungkinan disertai infeksi oleh kuman Staphylococcus aureus, virus dan jamur. Staphylococcus ditemukan pada 90% lesi penderita dermatitis atopik. Pada kasus ini pengobatan eksim harus diberi kombinasi antibiotik dan steroid.
Yang wajib diwaspadai adalah eksim merupakan bentuk awal dari “barisan alergi” atau atopic march. Bayi atau anak kecil yang terkena eksim bisa berkembang ketika ia sudah lebih besar menjadi asma, atau gejala alergi lain.
Menurut dr. Zaki, hal itu terjadi jika eksim pada anak tidak tertangani dengan baik. Biasanya, terjadi pada anak usia >3 tahun.
“Eksim umumnya akan hilang pada usia 2-3 tahun. Tapi kalau alerginya berat, bisa sampai dewasa. Ini yang bisa berubah jadi asma,” katanya. (jie)