Susu Tangkal Radikal Bebas | OTC Digest

Susu Tangkal Radikal Bebas

Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) mencatat di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya yang padat penduduk masih memiliki indeks standard pencemaran udara sedang. Walau begitu, polusi udara tetaplah sumber penyakit. Kesehatan jantung dan pembuluh darah bisa terganggu oleh serangan radikal bebas akibat polusi udara yang kian parah.

Radikal bebas adalah elektron tanpa pasangan, sehingga ‘berkeliaran’ tak tentu arah menanti pasangan elektron lain. Saat ‘berkeliaran’, radikal bebas merusak sel-sel tubuh sehingga terjadi peradangan. Peradangan di pembuluh darah menyebabkan lemak jahat mudah menempel dan terjadilah aterosklerosis atau penumpukan lemak di pembuluh darah.

Radikal bebas dapat ditangkal dengan antioksidan, yang akan ‘mendonorkan’ sebagian elektronnya pada radikal bebas sehingga tidak lagi merusak. Antioksidan bisa berupa vitamin (A, C, E) dan mineral seperti selenium. Vitamin dan mineral banyak terkandung pada buah dan sayur. Atau susu.

Dengan begitu, menurut dr. Diana F. Suganda, M.Kes dari European Slimming Centre, Jakarta, orang dewasa pun perlu minum susu. Tujuannya yakni untuk memenuhi kebutuhan kalsium, karena kandungan mineral terbesar dalam susu adalah kalsium. “Pada orang dewasa, kalsium perlu untuk pembentukan massa tulang, sehingga terhindar dari risiko osteoporosis,” katanya.

Selain itu, segelas susu (200 ml) mengandung 62µg vitamin A. Dan meski tidak terasa asam, susu mengandung vitamin C, yang penting untuk memelihara kesehatan struktur sel dan kesehatan pembuluh darah. Segelas susu memberikan sekitar 10,3% kebutuhan vitamin C untuk orang dewasa. Vitamin E yang penting untuk mencegah kerusakan sel dan ditengarai dapat mengurangi risiko kanker, terkandung dalam jumlah kecil (0,04 mg/200 ml susu).

Fakta menarik tentang selenium, studi yang dilakukan Universitas Flinder, Australia Selatan, menemukan selenium dari susu memberi perlindungan terhadap kanker kolon. Sebanyak 23 orang sehat dengan kadar selenium rendah, secara acak mendapat 150 mikrogram selenium/hari dalam bentuk susu atau ragi, selama 6 minggu. Kadar selenium di darah meningkat pada kedua kelompok, namun efek terhadap usus besar hanya terlihat pada selenium yang berasal dari susu.

Kandungan vitamin dalam susu bisa ditingkatkan dengan fortifikasi. Nutrisi lain seperti omega 3 dan 6 yang baik untuk jantung pun bisa ditambahkan. Sehingga kini, susu tidak lagi sekedar sumber kalsium; bisa juga sebagai sumber antioksidan. Kombinasi susu dan buah/sayur akan mengoptimalkan sumber antioksidan.

Untuk orang dewasa sangat dianjurkan untuk memilih susu rendah lemak (low fat). “Lemak di susu low fat sekitar 20% lebih rendah dari susu biasa,” ujar dr. Diana. Susu non fat tidak mengandung ‘lemak jahat’ (lemak jenuh), tapi tetap mengandung lemak sehat (lemak tak jenuh). Susu untuk orang dewasa umumnya tinggi kalsium (500 mg/saji), tidak mengandung gula dan bebas kolesterol. (nid)