ceri_mengandung_antioksidan_mengurangi_nyeri_asam_urat

Ceri Merah Bisa Menjadi “Obat Manis” Untuk Nyeri Asam Urat

Buah ceri merah diketahui memiliki manfaat untuk memerangi reaksi peradangan, seperti dalam penyakit asam urat.

Pigmen merah dalam buah ceri adalah antioksidan kuat sebagai anti-inflammatory properties, ini artinya ia bermanfaat sebagai antiperadangan.

Ceri dikenal meredakan keluhan sakit akibat asam urat (gout). Sebuah studi tahun 2012 dilakukan di Boston University melihat efek ceri pada 633 penderita asam urat. Responden dimonitor selama satu tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, partisipan diminta menjawab kuisioner tentang diet harian, obat-obat yang dikonsumsi, waktu serangan asam urat, tanda-tanda dan faktor eksternal lain yang memungkinkan terjadinya serangan asam urat. Asupan ceri sebelum dan sesudah serangan juga dicatat.

Di akhir studi peneliti mendapati bahwa konsumsi ceri selama dua hari menurunkan risiko serangan asam urat sampai 35%, dibanding mereka yang tidak mengonsumsi ceri. Ditunjukkan dengan berkurangnya rasa tersengat dan nyeri saat serangan asam urat. Pemberian ceri bersamaan dengan allopurinol (obat penurun asam urat) menurunkan risiko serangan sampai 75%.

Hasil yang didapatkan ini konsisten baik pada wanita/pria, gemuk/kurus, asupan purin, memakai obat anti asam urat atau tidak. Konsumsi ceri terbukti mampu menurunkan risiko serangan asam urat yang berulang.

Obat yang manis

Buah ceri bahkan mungkin bermanfaat untuk membantu melawan reaksi peradangan yang lebih parah, misalnya pada kasus kanker. Di dalam ceri ditemukan sekelompok kecil terpenoid yang disebut alkohol perillyl.

“Pada tikus yang menderita kanker payudara, didapatkan hasil yang lebih baik saat menggunakan alkohol perillyl, ketimbang tamoxifen (obat kemoterapi untuk kanker payudara),” kata Michael Gould, dosen onkologi di University of Winsconsin Medical School di Madison, Amerika Serikat.

Alkohol perillyl memerangi tumor dengan dua cara : memperlambat pemisahan sel kanker dan mendorong mereka untuk merusak diri. Karena hasilnya yang bagus, Gould mulai melakukan uji klinis pada manusia.  Di fase awal uji coba ini bertujuan mencari dosis yang aman, tapi banyak pasiennya yang menunjukkan respons menarik.

“Pada satu kasus, perkembangan kanker usus besar benar-benar berhenti dan tetap demikian selama dua tahun,” ujar Gould. “Beberapa kasus lainnya menjadi stabil. Tapi kita tetap hati-hati menerjemahkan hasil ini, karena hanya ada begitu sedikit kasus.”

Tentu saja buah ceri tidak mengandung alkohol perillyl yang cukup untuk memberikan hasil yang sama. Namun, tetap saja ceri akan berguna sebagai penghadang kanker saat dikonsumsi bersama-sama sayuran/buah kaya warna lainnya. Ceri bisa menjadi obat yang manis. (jie)

Baca juga : Lawan Radang Sendi Osteoartritis Dengan Ceri Merah