perokok pasif berisiko tinggi alami migrain

Awas, Perokok Pasif Berisiko Tinggi Alami Migrain Parah

Anda tinggal satu rumah dengan seorang perokok dan kerap alami migrain? Studi secara definitif menyatakan secondhand smoker alias perokok pasif berisiko tinggi alami migrain. Sekali lagi riset menyatakan dampak buruk rokok dialami oleh orang-orang lain di sekitar perokok. 

Migrain adalah kelainan kompleks yang ditandai dengan episode sakit kepala berulang, paling sering hanya di salah satu sisi kepala. Dalam beberapa kasus berhubungan dengan gejala visual atau sensorik—dikenal sebagai aura—yang muncul paling sering sebelum sakit kepala namun bisa juga terjadi selama atau setelahnya. 

Migrain paling sering terjadi pada wanita dan memiliki komponen genetik yang kuat. Para ilmuwan juga melihat bila migrain bisa dialami oleh orang lain – non perokok - yang terus menerus terpapar asap rokok, alias perokok pasif.  

Perokok pasif dengan paparan asap rokok berat (heavy secondhand smoker/SHS) dihubungkan dengan sakit kepala berat atau migrain, dengan efek yang bervariasi tergantung pada indeks massa tubuh (IMT) dan tingkat aktivitas fisik, menurut penelitian terbaru. 

Studi ini menganalisa data medis dari 4560 partisipan (rata-rata berusia 43 tahun; 60%-nya perempuan) dari survei National Health and Nutrition Examination tahun 1999 – 2004. Partisipan bukanlah seorang perokok.  

Status migrain ditentukan dengan menanyakan apakah mereka mengalami sakit kepala parah atau migrain selama tiga bulan sebelumnya. 

Sementara status perokok pasif berat dikategorikan menjadi tidak terpapar (kadar kotinin serum <0,05 ng/mL); paparan rendah (kadar kotinin serum 0,05 – 1 ng/mL); atau berat (tingkat kotinin serum 1-10 ng/mL). Kotinin merupakan metabolit mayor nikotin yang sering digunakan sebagai biomarker dalam pemeriksaan paparan nikotin. 

Riset yang dilakukan oleh Junpeng Wu, MMC, dkk, dari Southern Medical University, Guangzhou, China, mendapati 919 (20%) partisipan mengalami migrain atau sakit kepala berat. 

Setelah melakukan penyesuaian demografik dan gaya hidup (termasuk obat-obatan yang dikonsumsi), perokok pasif berat signifikan mengalami migrain atau sakit kepala parah. Sementara kondisi migrain atau sakit kepala berat tidak signifikan dialami oleh perokok pasif paparan rendah. 

Selain itu, perokok pasif dengan gaya hidup sedentari (kurang gerak) dan mereka dengan IMT <25, teramati memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian sakit kepala parah atau migrain. 

Studi tersebut menyimpulkan bahwa paparan asap rokok yang berlebihan (kotinin serum antara 1 – 10 ng,mL) signifikan bisa memicu sakit kepala parah atau migrain pada mereka yang tidak pernah merokok (perokok pasif). 

Dengan memperhatikan hubungan tingkat paparan asap rokok pada perokok pasif, atau kadar kotinin dan sakit kepala parah, para peneliti menulis, “Temuan ini menggarisbawahi perlunya aturan yang lebih kuat terhadap paparan tembakau, khususnya di rumah dan tempat umum.” Penelitian ini dipublikasikan di jurnal American Headache Society, pada 8 November 2023. (jie)

Baca juga: Anak Dari Keluarga Perokok Berisiko Tinggi Stunting