vaksin astrazeneca aman untuk komorbid penyakit jantung
vaksin astrazeneca aman untuk penderita sakit jantung

Vaksin AstraZeneca Aman Untuk Komorbid Penyakit Jantung, Begini Penjelasannya

Banyak keraguan di masyarakat pada vaksin AstraZeneca yang kabarnya menyebabkan pembekuan darah, bahkan berujung kematian. Di satu sisi penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi akibat penyakit tidak menular di Indonesia. Tetapi, para dokter ahli jantung menegaskan bila vaksin AstraZeneca aman untuk mereka dengan komorbid gangguan jantung.

Hal tersebut ditegaskan dalam rekomendasi yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), bernomor 078/PP/A5/VI/2021 yang ditandatangani oleh Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA (ketua) dan Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, SpJP(K), FIHA (Sekjen).  

PERKI melakukan telaah penggunaan vaksin AstraZeneca pada pasien penderita sakit jantung antara lain berdasarkan kajian WHO, European Medical Agency (EMA) dan joint statement from ATAGI dan THANZ.

Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Vaksin AZ memiliki efektivitas yang baik dan telah mendapat persetujuan untuk digunakan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.
  2. Sindrom yang sangat jarang berupa pembekuan darah disertai penurunan kadar trombosit (thrombosis with thrombocytopenia syndrome / TTS) dilaporkan terjadi sekitar 4-20 hari setelah vaksinasi. Hubungan sebab akibat antara vaksin dan kejadian trombosis diduga ada, namun hipotesis tentang mekanisme biologisnya masih memerlukan investigasi lebih lanjut.
  3. Risiko kejadian trombosis terkait vaksin AZ yang dilaporkan sangat kecil (sekitar 3,6 kasus per 1 juta orang yang divaksin, atau 0,000000036%); dengan lebih dari 78 juta dosis vaksin AZ telah digunakan di Eropa. Kejadian trombosis akibat COVID-19 dilaporkan sebanyak 207,1 kasus per 1 juta kasus COVID-19, lebih tinggi dibanding kejadian trombosis akibat vaksin AZ.
  4. Pasien dengan komorbid kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, atrial fibrilasi, penyakit jantung bawaan, riwayat typical venous thromboembolism (VTE) seperti deep vein thrombosis (DVT) tungkai atau emboli paru, serta penggunaan antikoagulan rutin terkait kondisi tersebut, dapat menggunakan vaksin AZ selama pasien dalam kondisi stabil dan memenuhi kriteria yang direkomendasikan PERKI.
  5. Pasien dengan riwayat heparin-induced thrombocytopenia (HIT) / penurunan kadar trombosit akibat penggunaan heparin, masuk dalam kelompok yang memerlukan perhatian khusus dan direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin jenis lain bila memungkinkan.
  6. Sebaran kasus trombosis terkait vaksin AZ di Eropa dilaporkan lebih banyak pada usia dewasa muda dibandingkan dewasa tua. Namun demikian, rekomendasi penggunaan vaksin AZ menurut usia dikembalikan pada rekomendasi BPOM.
  7. Setiap penerima vaksin AZ tetap dipantau sesuai panduan KIPI dan bila ada keluhan spesifik, seperti sakit kepala hebat, pandangan terganggu, sesak napas atau nyeri dada tiba-tiba, bengkak di salah satu tungkai, nyeri perut hebat atau timbulnya bintik perdarahan di luar area penyuntikan, maka disarankan untuk segera memeriksakan diri ke faskes terdekat.

Pasien jantung ikut terdampak

Pada kesempatan terpisah, dr. Isman menegaskan pasien dengan komorbid jantung (kardiovaskular) akan mengalami perburukan sangat berat kalau sampai terpapar COVID-19.

“Terlebih situasi dalam 2-3 hari belakang (kenaikan kasus harian) sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa virusnya lebih menular daripada dulu, kita sudah pakai masker tetapi masih mungkin terkena,” katanya dalam konferensi pers virtual, terkait meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Tingginya tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate / BOR) di beberapa daerah juga berdampak pada penderita sakit jantung. Mereka susah mendapat perawatan di rumah sakit karena sebagian besar sudah terisi untuk pasien COVID-19.

“Akhirnya mereka tidak mendapat tatalaksana jantung yang memadai, ini memprihatinkan,” tukasnya sehingga menekankan penting bagi orang dengan komorbid jantung untuk divaksin agar mengurangi keparahan bila terinfeksi virus corona.

“Tidak usah khawatir dengan vaksin AstraZeneca, tidak ada keluhan (KIPI terkait pembekuan darah). Terlebih lagi efikasinya untuk varian baru bagus,” pungkas dr. Isman. (jie)