Teknik Operasi Baru untuk Mengatasi Lagoftalmus Penderita Lepra
operasi_lagoftalmus_tarsofari_modifikasi

Teknik Operasi Baru untuk Mengatasi Lagoftalmus pada Mata Penderita Lepra

Penyakit lepra tak hanya mengganggu kulit hingga menimbulkan kecacatan pada tangan dan kaki, melainkan juga bisa mengganggu kesehatan mata. Salah satunya lagoftalmus paralisis, seperti yang dijelaskan di artikel ini. Spesialis mata Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K) menemukan teknik operasi baru untuk mengatasi lagoftalmus, yang tidak kalah efektif dibandingkan terapi operasi yang sudah ada.

Terapi untuk lagoftalmus paralisis dilakukan dengan operasi gold weight implant. Teknik ini telah dikerjakan sejak 1958, dan memiliki angka keberhasilan yang tinggi. Pada teknik operasi ini, dijahitkan implan emas pada kelopak mata atas, agar mata penderita lepra dengan lagoftalmus bisa menutup secara optimal. “Pada lagoftalmus paralisis, kelopak mata tidak bisa menutup sempurna, maka kita beri beban emas pada kelopak mata atas,” terang Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K), dalam diskusi daring bersama JEC, Senin (9/8/2021).

Sayangnya, teknik operasi gold weight implant memiliki beberapa keterbatasan. Selain relatif mahal, juga ada risiko beberapa komplikasi pasca pemasangan implan. Misalnya radang, reaksi alergi, implan keluar/lepas (ekstrusi), atau implan bergeser. Risiko lain misalnya ptosis (kelopak mata lunglai) dan astigmatisme (gangguan penglihatan karena kecembungan kornea tidak merata). Selain itu, kepercayaan/keyakinan tertentu juga tidak bisa menerima implan emas.

 

Teknik Modifikasi Tarsorafi, Teknik Operasi Baru untuk Mengatasi Lagoftalmus

Dr. dr. Yunia membandingkan teknik operasi gold weight implant dengan teknik operasi modifikasi tarsofari, sebagai bahan disertasinya. Hasil disertasi tersebut disampaikannya pada Ujian Terbuka Doktor, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

“Implan emas membutuhkan biaya. Tentu akan menyulitkan pasien dengan keterbatasan ekonomi. Muncullah ide melakukan teknik operasi dengan menggabungkan beberapa teknik, sehingga pasien tidak memerlukan beban emas,” paparnya. Teknik operasi baru untuk mengatasi lagoftalmus paralisis ini, yang disebut teknik modifikasi tarsofari, menggabungkan beberapa teknik operasi pada mata. Yaitu teknik teknik tarsorafi lateral permanen, levator recess, serta teknik kantopeksi/lateral tarsal strip (LTS) dan kantoplasti.

Penelitian berlangsung selama Oktober 2018 hingga Mei 2020, dengan melibatkan 19 subjek yang terdiri dari 27 mata. Hasilnya, tampak bahwa teknik modifikasi tarsorafi memiliki efektivitas yang sama dengan teknik gold weight implant sebagai tatalaksana operatif lagoftalmus paralisis pada penderita lepra.

Lama pengerjaan teknik modifikasi tarsofari relatif sama dengan gold weight implant. “Pengerjaan teknik modifikasi tarsofari tidak terlalu sulit, cukup dengan bius lokal, dan memiliki hasil yang baik,” ujar Dr. dr. Yunia. Adapun dari segi efisiensi biaya dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi, teknik yang dikembangkan oleh Dr. dr. Yunia memiliki keunggulan dibandingkan dengan gold weight implant.

Tak bisa dipungkiri, penderita lepra sebagian besar berasal dari masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan pekerjaan yang tidak tetap. Tatalaksana dengan gold weight implant bisa sangat memberatkan. “Dengan pengembangan lebih lanjut, modifikasi tarsorafi dapat menjadi alternatif tatalaksana operatif lagoftalmus paralisis. Harapan saya, teknik modifikasi tarsorafi segera menjadi langkah penanganan yang bisa menjangkau penderita lepra dari kalangan yang lebih membutuhkan,” pungkas Dr. dr. Yunia. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Woman photo created by javi_indy - www.freepik.com