Tak Hanya Perempuan, Laki-laki pun bisa Mengalami Gangguan Kesuburan | OTC Digest
gangguan_kesuburan_laki-laki_infertilitas

Tak Hanya Perempuan, Laki-laki pun bisa Mengalami Gangguan Kesuburan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, satu dari empat pasangan usia subur mengalami infertilitas (gangguan kesuburan). Sudah tidak zamannya lagi menyalahkan salah satu pihak bila belum juga dikaruniai anak. “Suami maupun istri punya andil yang sama besar dalam infertilitas,” ujar dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.PG(K), MSc, dari klinik bayi tabung SMART-IVF Jakarta. Infertilitas bisa berasal dari faktor suami, faktor istri, atau kombinasi keduanya.

Untuk mencari tahu penyebab infertilitas, suami dan istri harus datang bersama-sama ke dokter. Umumnya, yang lebih dulu diperiksa adalah laki-laki, karena jauh lebih mudah, dan tidak menyakitkan. Pada laki-laki, gangguan berpusat pada satu hal: sperma.

Maka, spermalah yang akan diperiksa lebih dulu. Mulai dari jumlah, bentuk, hingga gerakan sperma. Normalnya, dalam satu ml air mani terkandung 20 juta sperma. Dan, minimal 60% sperma dari jumlah tersebut harus memiliki bentuk normal, dengan gerakan yang baik.

Baca juga: Sulit Punya Anak, Bayi Tabung bisa Menjadi Pilihan

“Sperma harus bisa berenang maju dengan cepat. Sperma yang gerakannya seperti linglung dan hanya berputar-putar di tempat, tidak akan bisa membuahi sel telur,” papar dr. Beelonie, Sp.OG(K), BMedSc dari SMART-IVF, saat dijumpai dalam diskusi di Jakarta baru-baru ini.

Adapun bentuk sperma yang normal yakni terdiri dari ‘kepala’, ‘badan’, dan ‘ekor’, dengan ujuran yang proporsional. “Kalau kepalanya terlalu besar atau terlalu kecil, itu abnormal. Biasanya ada fragmentasi DNA,” terang dr. Bee, begitu ia biasa disapa. Ada pula sperma yang berkepala dua, berekor dua, tidak punya ekor, badannya melengkung, dan lain-lain. Bentuk sperma bisa diidentifikasi dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. “Bisa kita nilai berapa persen sperma yang DNA-nya rusak. Idealnya tidak lebih dari 30%,” imbuhnya.

Kerusakan sperma bisa akibat gangguan di otak, bisa pula karena gangguan pada testis (buah zakar), sebagai ‘pabrik’ sperma. Produksi sperma diatur oleh berbagai hormon. Bagian hipotalamus di otak mengeluarkan hormon GnRH, yang memicu produksi FSH dan LH. Kedua hormon tersebut kemudian bekerja pada testis, untuk memulai proses spermatogenesis (pembentukan sperma). “Kalau terjadi kerusakan di otak, rusaklah semua,” tandas dr. Bee.

Pada testis, kerusakan bisa disebabkan oleh infeksi, obat-obatan tertentu, panas, dan radiasi. Ibu yang saat hamil terkena gondongan, bayi laki-laki yang dikandungnya bisa mengalami gangguan kualitas dan produksi sperma.

Produksi sperma bisa saja tidak ada masalah, tapi ada gangguan pada saluran sperma (vas deferens), misalnya akibat infeksi, gangguan prostat, atau tidak ada vas deferens. Dalam kasus seperti ini, maka air mani tidak mengandung sperma (azoospermia). Bila kemudian pasangan ini memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, maka sperma diambil langsung dari testis. Masalah lain yang mungkin terjadi misalnya gangguan ereksi dan ejakulasi, di penis.

 

Panas dan radiasi

Produksi sperma di testis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Bayi laki-laki yang testisnya tidak turun ke buah zakardan tetap berada di rongga perut, harus segera ditangani. “Testis harus turun ke buah zakar karena produksi sperma membutuhkan suhu yang sejuk. Bila testis di dalam perut, produksi sperma terganggu karena suhu perut panas,” tutur dr. Bee.

Mengendarai motor dalam waktu lama secara rutin, dan berendam air hangat, sangat tidak baik untuk kesehatan testis.

Baca juga: Panas Mengganggu Kesuburan Laki-laki

Juga, hati-hati menyimpan ponsel di saku celana bagian depan. “Efek radiasi dari gawai akan mengganggu produksi sperma di testis,” ungkap dr. Bee. Demikian pula mengetik dengan laptop di pangkuan.

Tak hanya produksi sperma yang terganggu, kualitas sperma pun akan terdampak. DNA sperma dibungkus oleh protein yang mudah sekali rusak bila terpapar panas dan barang-barang elektronik. Demi buah zakar dan sperma yang sehat, hal-hal di atas sebaiknya dihindari sebisa mungkin. (nid)