rumah sakit rujukan covid-19 di jawa kolaps

Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Jawa Hampir Kolaps, Ayo Kembali ke 3M dan DVJ

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, saat ini, mereka yang positif COVID-19 masih harus kesulitan mencari dan melakukan perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate / BOR) di rumah sakit – rumah sakti rujukan tersebut, terutama di Pulau Jawa, hampir penuh.

Data menyebutkan rumah sakit- rumah sakit rujukan COVID-19 di kota-kota besar di pulau Jawa hampir kolaps. Tingkat keterisian (BOR) rumah sakit rujukan di Jakarta sudah mencapai 87%. Ini berarti dari 8.890 jumlah tempat tidur dan ICU RS rujukan di Jakarta, 7.734 ranjang sudah terisi.

“Kapasitas tersisa 13% (sekitar 1.155) lagi untuk menampung pasien COVID-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta,” demikian mengutip akun resmi Instagram Pemprov DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat dari jumlah 87% pasien COVID-19 yang ditangani, sekitar 24%-nya adalah warga dari luar daerah seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan pemerintah daerah penyangga untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19.

“Sehingga nanti warga di luar Jakarta tidak ke Jakarta, bisa ditampung dengan baik, dilayani, rumah sakit-rumah sakit di sekitar Jakarta,” katanya, di Balai Kota, Senin (18/1/2021).

Selain DKI Jakarta, beberapa kota lain menghadapi situasi yang serupa. Tercatat BOR rumah sakit rujukan di Banten 79%, sedangkan DIY, Jawa Barat dan Jawa Timur berturut-turut adalah 78%, 73% dan 69%. Standar BOR menurut rekomendasi WHO maksimal adalah 60%.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono bahkan menyebutkan rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta dan sekitarnya sudah kolaps. “Sudah ada pasien yang meninggal sebelum bisa mendapat perawatan karena rumah sakit penuh, itu artinya fasilitas kesehatan sudah kolaps,” katanya.

Pandu menambahkan, "Kalau rumah sakit kolaps angka kematian bisa sangat tinggi." Dikhawatirkan dalam waktu dekat semakin banyak orang dengan gejala COVID-19 terlebih dulu meninggal sebelum mendapatkan perawatan.

Sementara itu di Tangerang Selatan, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Deden Deni menjelaskan, tingkat keterisian tempat tidur di 23 rumah sakit rujukan COVID-19 telah mencapai 94%.

“Sekitar 94% ya untuk tempat tidur. Kalau ICU masih (terisi) 100% karena jumlahnya kan memang terbatas,” ujar Deden, dikutip dari Kompas.

Kembali ke 3M dan DVJ

Para dokter sepakat bahwa penambahan kapasitas tempat tidur tidak akan menyelesaikan masalah, selama pencegahan penularan virus corona tidak optimal.

Mereka menyerukan kembali ke 3M alias memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta menjaga jarak. Bahkan saat ini juga ditambahkan dengan menghindari kerumunan.

Selain itu terapkan juga protokol VDJ (ventilasi durasi jarak). Hindari berada di ruangan tertutup, dalam durasi yang lama, dan interaksi jarak dekat dengan orang lain saat di luar rumah. Karena risiko penularan tetap ada walau kita sudah menggunakan masker atau mencuci tangan.

Semakin faktor VDJ dijaga, semakin rendah penyebaran virus. (jie)