Refleksi dari Rima Melati: Belajar Merawat Luka Dekubitus
merawat_luka_dekubitus

Refleksi dari Rima Melati: Belajar Merawat Luka Dekubitus

Kita masih berduka atas meninggalnya Rima Melati, aktris senior yang karyanya telah memberi begitu banyak warna dalam dunia perfilman Indonesia. Sebelum meninggal, Rima sempat dirawat cukup lama di RS, akibat luka dekubitus yang dialaminya. Mencegah dan merawat luka dekubitus memang butuh ketelatenan.

Luka dekubitus adalah luka yang terjadi akibat tekanan. “Tekanan dalam waktu lama akan membuat jaringan pada permukaan tubuh kekurangan darah, karena tidak cukup mendapat suplai darah” terang dr. Dewi Aisiyah Mukarrahmah, Sp.BP-RE(K) dari RS Kanker Dharmais kepada OTC Digest, dalam suatu kesempatan. Akhirnya, jaringan tersebut pun mati, dan terjadilah luka dekubitus.

Luka dekubitus biasanya terjadi pada daerah tonjolan tulang. Misalnya pada daerah tulang ekor, bahu, siku, bagian belakang kepala, dan tumit, pada mereka yang berbaring lama. Bagi yang sering duduk di kursi roda, luka dekubitus bisa muncul pada area bokong dan punggung.

Umumnya, luka dekubitus dialami oleh orang yang berbaring lama, jarang/sulit bergerak (imobil), atau yang duduk di kursi roda. Selebgram Edelenyi Laura (almarhumah) juga diketahui menderita luka dekubitus, karena kecelakaan yang dialaminya membuatnya lumpuh dan harus terus berbaring.

4 Derajat Luka Dekubitus

Luka dekubitus dibagi menjadi empat derajat. Derajat 1 paling ringan, dan derajat 4 paling berat. Derajat luka juga akan menentukan cara merawat luka dekubitus.

Derajat 1

Kulit hanya tampak kemerahan, belum ada luka terbuka.

Derajat 2

Ada luka, tapi baru di permukaan kulit (epidermis). Hanya sebagian kulit jangan (dermis) yang ikut teriritasi. Luka derajat 2 bisa sembuh dalam dua minggu, bila dirawat dengan baik. namun bila didiamkan, akan berkembang ke derajat 3.

Derajat 3

Luka makin dalam, sampai jaringan lemak (lapisan subkutan).

Derajat 4

Luka sudah sangat dalam, sampai menembus jaringan otot. Bila luka sangat dalam, tulang bisa saja terlihat.

Mencegah Luka Dekubitus

Pada prinsipnya, mencegah luka dekubitus dilakukan dengan mencegah terjadinya tekanan yang terlalu lama/terus menerus di tempat yang sama. Untuk itu, keluarga harus belajar cara membalik-balikkan tubuh pasien. “Cara ini disebut mobilisasi, dan merupakan perawatan pertama untuk mencegah luka dekubitus,” terang dr. Dewi. Berikut ini tips dari Dr. Dewi.

1. Pasang alarm

Cobalah memasang alarm tiap 2 jam untuk mobilisasi. “Begitu alarm berbunyi, miringkan tubuh pasien ke kanan. Bunyi lagi, posisikan lurus. Bunyi lagi, miringkan ke kiri. Begitu seterusnya,” ujar dr. Dewi.

Untuk pasien di kursi roda, pasanglah alarm tiap 15-20 menit untuk melakukan mobilisasi. Pindahkan beban tubuh pasien dengan membungkukkan tubuhnya ke depan, bersandar ke kiri, kanan, dan ke belakang.

2. Memasang kasur khusus

Untuk mengurangi tekanan akibat tonjolan tulang saat berbaring, bisa memasang kasur khusus untuk melapisi kasur pasien.

3. Gunakan bantalan

Pada penggunaan kursi roda, letakkan bantalan lembut di dudukan kursi, untuk mengurangi tekanan. Pilih bantal dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan kursi roda yang digunakan.

Bantalan juga bisa digunakan bisa sudah ada luka dekubitus. Misalnya bantal donat, atau bantal berisi air. Letakkan bantalan tersebut di bawah area tubuh yang luka, untuk mengurangi tekanan sehingga luka tidak tertekan makin dalam.

4. Periksakan kursi roda

Jangan lupa, periksakan kondisi kursi roda dua kali dalam setahun. Tidak lain agar kondisinya optimal, untuk menopang beban tubuh pasien.

Mengobati dan Merawat Luka Dekubitus Disesuaikan dengan Derajatnya

Cara merawat luka dekubitus berbeda-beda, sesuai dengan derajatnya. Pada derajat 1, dekubitus cukup diberi losion, agar kulit tidak kering. Pada derajat 2, luka harus dibersihkan secara rutin, dan dijaga kebersihannya. Area di sekitar luka juga harus dijaga kelembapannya. Disarankan mengoleskan petroleum jelly, karena losion saja mungkin tidak cukup.

Perawatan dekubitus derajat 3 pasti lebih sulit, karena luka lebih dalam. “Yang pasti, bila ada jaringan mati maka harus dibersihkan,” ujar dr. Dewi. Sebaiknya, luka diobati dulu oleh dokter, lalu keluarga melanjutkan perawatan di rumah sesuai petunjuk dokter.

Bagaimana bila luka sudah mencapai derajat 4? Bila demikian, maka perawatan luka harus lebih intensif. Mungkin perlu operasi, apalagi kalau tulang sudah sampai terlihat.

Ditegaskan oleh dr. Dewi, dalam merawat luka dekubitus derajat apapun, harus dilakukan dengan baik, dan tetap dikombinasi dengan mobilisasi. Luka yang sudah membaik, bahkan yang sudah dioperasi sekalipun, bisa membuka lagi bila tidak dilakukan mobilisasi. “Caregiver harus telaten,” tandas dr. Dewi. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Home health care photo created by jcomp - www.freepik.com