Redakan Batuk Dengan Herbal | OTC Digest

Redakan Batuk Dengan Herbal

Batuk merupakan gangguan kesehatan yang umum dijumpai. Satu dari 10 pasien yang berobat ke dokter datang dengan keluhan batuk. Batuk sebenarnya bukan penyakit, melainkan mekanisme pertahanan tubuh di saluran napas.

Batuk adalah reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya “benda asing” seperti debu, asap dan sebagainya yang masuk ke saluran pernapasan.

Menurut dr. Dianiati Kusumo Sutoyo, Sp.P, dari Departemen Pulmonologi dan Respirasi Universitas Indonesia, batuk juga bisa terjadi akibat gangguan atau penyakit di saluran napas atas atau bawah. "Penyakit di saluran napas seperti influenza, asma, radang paru dan sebagainya, bisa menyebabkan peradangan. Terjadi rangsangan untuk mengeluarkan lendir, yang lebih banyak dari lazimnya," paparnya.

Dahak juga adalah bagian dari pertahanan tubuh, dari masuknya “benda asing” seperti bakteri, virus atau alergen (debu, asap atau udara dingin). Hal ini merupakan reaksi alamiah. Saat daya tahan tubuh seseorang lemah, bakteri dan virus dapat menginfeksi saluran napas, sementara debu dan asap mengiritasi.

Pengobatan batuk harus diberikan berdasar pada penyebabnya. "Batuk karena saluran napas terangsang alergen hingga asmanya kambuh, misalnya, langkah pertama adalah dengan menghindari alergen (pencetus)-nya," kata dr. Dianiati.   

Karena bukan penyakit, batuk ringan bisa reda dengan sendirinya. Namun, agar tidak berkepanjangan, batuk dapat diobati dengan obat dari dokter atau obat yang dijual bebas. Bisa juga dengan obat herbal.

Dr. Prapti Utami, dokter yang juga herbalis menyatakan,”Yang digunakan untuk mengatasi batuk adalah herbal yang bersifat anti-bakteri/antiseptik, menghangatkan dan meredakan batuk (antitussive), peluruh dahak (expectorant), penurun panas (antipiretik), anti-infeksi, antiradang dan yang merangsang imunitas.”

Sederhananya, bumbu dapur seperti kencur, jahe, jeruk nipis, belimbing sayur dan bawang merah, dapat dimanfaatkan untuk meredakan batuk.

Kencur mengandung minyak atsiri dengan 23 senyawa aktif seperti monoterpena dan seskuiterpena. Kencur juga mengandung senyawa ethyl-p-methoxycinnamate, yang bersifat antioksidan. Penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro, Semarang, tahun 2010 menunjukkan, ektrak etanol kencur bersifat menghilangkan rasa nyeri (analgesik). Penelitian dilakukan pada 5 kelompok mencit, yang diberi asam asetat 0,1% sebanyak 1 ml sebagai perangsang rasa nyeri, dan ekstrak etanol kencur sebagai penangkal. 

Hasilnya, pemberian ekstrak etanol dosis 32 mg/20 gr BB (berat badan) memberikan efek menekan rasa sakit, bahkan lebih bagus dibandingkan aspirin. Hal itu ditunjukkan dengan rerata jumlah geliatan mencit (penanda rasa sakit) lebih sedikit (5,8 kali), dibanding menggunakan aspirin (6,8 kali).

Jahe diketahui juga bermanfaat sebagai analgesik (penahan sakit). Latifah dari FMIPA Unpad (1987) meneliti pengaruh analgesik perasan jahe merah pada mencit. Hasilnya, perasan rimpang jahe memberikan efek pengurangan rasa sakit. Makin besar dosis yang diberikan, makin besar efeknya.

Herba lain yang kerap dipakai untuk meredakan batuk ialah jeruk nipis. Jeruk nipis bermanfaat sebagai peluruh dahak (mukolitik), menurunkan panas, peluruh kencing (diuretik) dan keringat, serta membantu proses pencernaan.

Masih ada herba thyme. Tamanan ini mengandung lebih dari 64% senyawa fenolik thymol dan carvacrol, pereda batuk yang kuat. Ia juga menstimulasi gerakan cilia (rambut getar), yang berfungsi untuk menyapu dan membersihkan kotoran yang terperangkap dalam paru-paru.

Di pasaran telah tersedia beberapa obat batuk herbal, umumnya dalam bentuk cair dengan dosis yang tepat, sehingga mudah digunakan. Untuk memilih obat batuk herbal yang cocok, sebelum membeli sebaiknya baca petunjuk pemakaian. Atau, konsultasi dengan apoteker yang bertugas di apotek. (jie)