Pengobatan Psoriasis dan Pola Hidup yang Dianjurkan

Pengobatan Psoriasis dan Pola Hidup yang Dianjurkan

Psoriasis tidak bisa sembuh. “Namun, psoriasis bisa dikontrol dengan baik dan masuk fase remisi,” tegas dr. Endi Novianto, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV. Fase remisi artinya bakat penyakit tetap ada dalam tubuh, tapi tidak menimbulkan keluhan/gejala. Pengobatan psoriasis yang tepat adalah kunci agar penyakit bisa remisi.

Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) ini menegaskan, jangan anggap remeh bercak merah di kulit yang tak kunjung sembuh. Pengobatan psoriasis yang tepat harus segera dilakukan. “Kalau dideteksi lebih awal dan segera mendapat pengobatan, akan lebih mudah remisi. Bila dibiarkan lama, sel-sel radang yang yang menyebabkan autoimun menumpuk di kulit, sehingga terjadi peradangan terus menerus. Ini yang menyulitkan pengobatan, “tuturnya.

Pengobatan prosiasis

Ada beberapa pilihan pengobatan psoriasis. Ini disesuaikan dengan jenis psoriasis, berat-ringan penyakit, kondisi pasien, dan lain-lain. Beberapa jenis obat sudah ditanggung oleh BPJS, jadi jangan ragu untuk berobat.

1. Obat oles (topikal)

“Untuk psoriasis yang ringan, cukup dengan obat topikal,” jelas dr. Danang Tri Wahyudi, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV. Obat topikal diperuntukkan bagi psoriasis ringan, dengan luas kelainan kulit <3% dari permukaan tubuh.

Ada beberapa jenis obat topikal. Antara lain emolien (untuk melembapkan kulit dan mengurangi kering pada kulit), salep kortikosteroijd (untuk mengurangi peradangan), salep dengan kandungan tacrolimus (untuk menekan sistem imun yang terlalu aktif), dan dithranol (untuk mengurangi plak psoriasis).

2. Terapi cahaya dengan fototerapi atau fotokemoterapi

Pilihan terapi ini bisa digunakan untuk psoriasis sedang, dengan lesi psoriasis 3-10% dari permukaan tubuh, hingga psoriasis berat. Bisa pula psoriasis yang tidak mempan lagi dengan obat topikal.

3. Terapi sistemik (oral atau injeksi)

“Terapi sistemik diberikan pada pasien psoriasis sedang hingga berat, di mana lesi lebih dari 10% permukaan tubuh,” tutur dr. Danang. Juga pada kasus psoriasis yang lebih sulit diatasi seperti psoriasis eritroderma, psoriasis pustulosa, dan psoriasis artritis.

Obat oral misalnya methotrexate yang kerap digunakan untuk mengatasi artritis reumatoid dan beberapa jenis kanker, serta obat penekan sistem imun ciclosporin. Ketersediaan terapi sistemik untuk psoriasis di Indonesia memang masih terbatas. Dan yang ditanggung oleh JKN baru 2 obat saja.

Obat injeksi antara lain merupakan pilihan terapi terbaru. Obat yang disuntikkan disebut agen biologi, yang bekerja secara spesifik pada sistem imun tertentu yang berkaitan dengan proses terjadinya psoriasis. Obat bisa diberikan secara suntik (injeksi), atau infus. Terapi ini dinilai cukup efektif, tapi sayang harganya masih belum bisa terjangkau oleh semua orang. “Ada satu obat yang bersedia masuk JKN, tapi masih terkendala beberapa hal,” ujar dr. Danang.

Modifikasi pola hidup

Pengobatan psoriasis harus ditunjang dengan modifikasi gaya hidup agar hasilnya optimal. “Psoriasis membuat pejuangnya harus hidup lebih sehat. Dengan begitu pengobatan lebih baik, dan masa remisi lebih panjang,” tegas dr. Danang.

Pejuang psoriasis sangat dianjurkan makan dengan diet seimbang, serta menurunkan berat badan (BB) bila berlebih. “Dalam lemak tubuh banyak faktor inflmasi. Bila kadar lemak tubuh dikurangi, keluhan psoriasis menurun,” imbuhnya. Selain itu, BB berlebih akan menurunkan efektivitas obat dari dosis yang telah ditentukan, sehingga efek obat jadi tidak maksimal.

Lakukan olahraga rutin dan teratur, dengan intensitas ringan – sedang. Prinsipnya lakukan olahraga penguatan, range of motion untuk melatih gerak sendi agar terjadi kontraks dan pergerakan sendi, dan latihan weight-bearing. “Namun hindari latihan yang menekan atau membebani sendi,” lanjut dr. Danang. Contoh latihan yang disarakan misalnya berjalan untuk menguatkan dan menjaga fleksibilitas sendi; yoga untuk merelaksasi otot, meredakan nyeri sendi, dan memperbaiki range of motion; dan berenang untuk meredakan kaku sendi dan merelaksasi otot. Mulailah secara bertahap, bila belum terbiasa berolahraga. Mulai dari 10 menit, lalu tingkatkan jadi 30 menit, hingga 1 jam bila mampu.

Akibat inflamasi yang terjadi terus menerus, pejuang psoriasis rentan mengalami sindrom metabolik. Itu sebabnya diperlukan pola makan yang baik dan olahraga rutin. Selain itu, lakukan pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, tensi, dan fungsi hati secara teratur. Hindari pula faktor pencetus kekambuhan. Misalnya stres, asap rokok, obat-obatan tertentu, dan trauma kulit.

Berjemurlah 3x seminggu, saat indeks UV 6-8 / People photo created by jcomp - www.freepik.com

Tak kalah penting, berjemur 3x seminggu. “Ini akan meningkatkan kadar vitamin D di tubuh, yang membantu mengontrol psoriasis,” terang dr. Endi. Mulailah dengan 5 menit. Bila tidak timbul masalah, tambah waktunya menjadi 6 menit saat berjemur berikutnya. Naikkan seperti ini secara bertahap, hingga maksimal 15 menit.

Namun perhatikan waktu berjemur, “Berjemurlah saat indeks UV di angka 6-8.” Sebelum berjemur, cek dulu indeks UV di situs ramalan cuaca, misalnya accuweather.com. Jangan lupa, nyalakan dulu lokasi tempat kita berada. Jangan sampai berjemur terlalu lama. “Jangan sampai terjadi sunburn. Malah annti bisa memicu fenomena Koebner,” lanjut dr. Endi.

Hindari berjemur bila memiliki riwayat sensitif terhadap sinar matahari. Tandanya, kulit memerah bila terkena sinar matahari. (nid)

__________________________________________

Ilustrasi: Woman photo created by jcomp - www.freepik.com