Pedangdut Imam S Arifin meninggal, Bahaya Komplikasi Stroke
imam_s_arifin_meninggal

Pedangdut Imam S Arifin meninggal, Bahaya Komplikasi Stroke

Penyanyi dangdut senior Imam S Arifin (61 tahun) meninggal dunia hari Jumat siang, 17 Desember 2021 sekitar pukul 13.00 WIB. "Ya. Imam S Arifin) meninggal dunia," kata Evry Joe, Humas Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).

Belum diketahui pasti penyebab meninggalnya Imam – nama lengkapnya Imam Sunaryo Arifin -- yang dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu dangdut Indonesia. Sosok ini mulai dikenal lewat single ciptaannya, "Menari Diatas Luka" dan "Jandaku". Kedua lagu ini cukup sukses di pasar dan mengantarkan Imam sebagai salah satu pedangdut legendaris Tanah Air. Album lainnya berjudul “Doa Suci”, “Berdayung Cinta” dan “Kecewa Tak Direstui”.

Imam pernah menikah dengan sesama penyanyi dangdut, Nana Mardiana, dan mereka pernah berduet.  Pernikahan mereka tak berlangsung; keduanya bercerai  Agustus 2007.

Sejak setahun lalu, Imam mengalami stroke. Dia juga pernah terlibat kasus narkoba. Keterlibatannya yang ketiga membuat majelis hakim menjatuhkan vonis 6 tahun penjara.

Kerabat Imam Saiful menyatakan, kondisi Imam yang terserang stroke sempat membaik dan dia mulai  bisa berjalan. Namun kondisinya kembali memburuk dan siang kemarin meninggal dunia.

 

Stroke Iskemik dan Hemoragik

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 15 juta orang di dunia terkena stroke setiap tahunnya dan setiap 10 detik, 1 orang meninggal karena stroke.

Ada dua jenis stroke:

Stroke iskemik

Pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini disebut juga iskemia, yang terbagi 2 jenis; stroke trombotik dan stroke embolik.

Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Kondisi ini dapat dipicu beberapa hal: hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik ada 2 jenis:  perdarahan intraserebral dan subarachnoid.

Aliran darah ke otak terganggu atau terhenti, membuat organ otak tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, sebagian sel-sel di otak mati, menyebabkan bagian tubuh tertentu tidak dapat berfungsi dengan baik.

Stroke termasuk kondisi gawat darurat medis, yang perlu ditangani segera. Sel otak bisa mati dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak, dan mencegah komplikasi.

 

Faktor Risiko Stroke

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko stroke, di antaranya:

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi).
  • Diabetes (kencing manis).
  • Kolesterol tinggi.
  • Obesitas (kegemukan).
  • Penyakit jantung (gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, aritmia).
  • Sleep apnea (gangguan tidur).
  • Pernah mengalami serangan jantung.

Faktor gaya hidup meliputi:

  • Merokok.
  • Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang.
  • Kecanduan alkohol.

Faktor lain:

  • Faktor keturunan (gen).
  • Lanjut usia (lansia) berisiko lebih tinggi, dibandingkan mereka yang lebih muda.

 

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan komplikasi, yang dapat berakibat fatal. Komplikasi yang dapat adalah:

Deep vein thrombosis

Penderita yang mengalami penggumpalan darah di tungkai, dapat mengalami kelumpuhan; dikenal sebagai deep vein thrombosis. Terjadi karena gerakan otot tungkai terhenti, dan aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Kondisi ini meningkatkan risiko penggumpalan darah. 

Hidrosefalus

Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, atau penumpukan cairan otak di rongga otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang slang, untuk membuang cairan yang menumpuk.

Refleks menelan berkurang

Stroke dapat mengganggu refleks menelan, membuat makanan minuman berisiko masuk ke saluran pernapasan (disfagia).

Imam S Arifin telah tiada, namun karyanya akan tetap dikenang. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. (sur)