Lansia Tetap Bisa Punya Gigi Utuh, Caranya Cegah Sakit Gusi | OTC Digest

Lansia Tetap Bisa Punya Gigi Utuh, Caranya Cegah Sakit Gusi

Pada orang tua dan lansia salah satu masalah seputar gigi yang biasa timbul adalah sakit gusi, ini berujung pada tanggalnya gigi.

Sakit gusi ini memiliki dua tahap, pertama yang disebut radang gusi (gingivitis), ditandai dengan adanya darah saat menggosok gigi. Dan periodontitis, di mana radang tidak lagi pada gusi, tapi masuk ke jaringan penunjang gigi, seperti tulang gigi.

Sebagai gambaran, gusi yang sehat berwarna merah muda dengan tekstur seperti kulit jeruk dan kenyal. Sementara jika mengalami bengkak, ia menjadi merah tua, disertai keluarnya darah. 

Dijelaskan oleh drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc, bahwa terjadinya sakit gusi pada orang tua karena menumpuknnya plak di sela-sela gigi selama bertahun-tahun.

“Adanya akumulasi plak, penyikatan yang tidak baik, ditambah kebiasaan merokok dapat menyebabkan sakit gusi. Erat sekali hubungan antara sakit gusi dengan rokok,” ujar drg. Mirah. Masalah ini mulai banyak dikeluhkan oleh mereka yang berusia > 35 tahun.

Rokok dan gusi

Banyak penelitian tentang hubungan rokok dan penyakit gusi. Rokok atau produk tembakau mempengaruhi lekatan lutang dan jaringan lunak pada gigi.

Lebih spesifik, rokok mengganggu fungsi normal sel-sel jaringan gusi, sehingga gusi lebih rentan pada infeksi. Juga mengganggu aliran darah ke gusi yang berdampak pada penyembuhan luka.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Dental Association menunjukkan bahwa pengguna tembakau kunyah empat kali lebih mungkin mengembangkan gigi membusuk dibandingkan yang tidak menggunakannya.

Periodontitis

Drg. Mirah menambahkan, kadang orang tua atau lansia sudah merasa nyaman dengan giginya, walau karang gigi menebal. Karena kondisi itu membuat gigi tidak ngilu saat makan/minum makanan panas/dingin. Mereka menjadi lebih bisa menikmati makan/minum.

“Sakit gusi adalah penyakit yang diam-diam. Pertama hanya akan berdarah. Tapi kalau sudah pada tahap jaringan pendukungnya, ibarat rumah, itu fondasinya yang kena. Racun dari bakteri dalam plak akan menerobos masuk sampai ke tulang gigi. Infeksi dapat menjalar, gusi bisa timbul nanah sampai menyebabkan gigi tanggal,” papar drg. Mirah.

Riset menunjukkan lansia berusia 65-74 tahun mulai banyak mengalami periodontitis. Penelitian Holm-Pedersen P, Agerbaek N, dkk., menunjukkan akumulasi plak lebih banyak terjadi pada orang tua/lansia dibanding pada mereka yang lebih muda.

Pada tahap gingivitis, penderita masih dapat menarik napas lega. Dengan melakukan perawatan sederhana seperti pembersihan karang gigi (di dokter gigi), gusi dapat sembuh. “Tapi jika infeksi sudah sampai ke jaringan pendukung, susah untuk dikembalikan seperti semula,” papar drg. Mirah.

Ia menegaskan itu pentingnya kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Karena dalam rentang waktu tersebut karang gigi yang mungkin timbul sudah mulai menebal, berpotensi menyebabkan masalah. 

Disarankan pula untuk memilih sikat gigi berbulu lembut, karena berisiko minimal melukai gusi. Menggunakan pasta gigi berfluride.  Perbanyak minum air putih, karena semakin tua kita, semakin sedikit produksi air liur, dan air liur yang diproduksipun lebih kental. Ini mengurangi kemampuannya membersihkan sisa makanan.  Perbanyak makanan yang mengandung vitamin C. (jie)