Lambung Sehat, Puasa Lancar | OTC Digest

Lambung Sehat, Puasa Lancar

Ada kemanisan tersembunyi dalam perut yang kosong.” Ini sepetik bait puisi Jalaluddin Rumi tentang puasa. Rumi mengibaratkan tubuh kita seperti alat musik kecapi; bila kotak resonansinya diisi penuh, maka tidak ada musik yang dihasilkan. Lagu akan tercipta dari otak dan perut yang ‘terbakar’ bersih dengan berpuasa. Kali lain, Rumi menyatakan bahwa puasa adalah dasar pertama dari obat; berpuasalah dan lihat kekuatan jiwa yang muncul.

Tak hanya menguatkan diri secara spiritual, puasa juga menyehatkan fisik. Para pakar di bidang kesehatan sepakat bahwa puasa dapat memberi manfaat kesehatan bagi tubuh. Namun penderita maag kerap khawatir, perut kosong selama belasan jam bisa menimbulkan keluhan perut perih dan kembung.

Secara medis, maag disebut dispepsi. “Ini adalah istilah dari kumpulan gejala. Dimulai dengan rasa nyeri atau tidak nyaman di perut/ulu hati, mual, muntah, kembung, begah, cepat kenyang,” tutur dr. H. Chudahman Manan, Sp.PD-KGEH dari RS Usada Insani, Tangerang. Penyebabnya bermacam-macam; bisa akibat gangguan di lambung, usus halus, atau esofagus (kerongkongan).

Bagaimana hubungan maag dengan puasa? “Perlu diketahui dulu, jenis penyakit maag apa yang diderita seseorang. Hanya sekadar radang, gangguan dari gerak lambung atau apakah ada luka di lambung,” ucap dr. Chudahman.

Bila ada luka yang masih aktif, sebaiknya untuk sementara tidak berpuasa dulu. Selain karena selama berpuasa tidak bisa minum obat, juga, “Tidak ada makanan yang masuk. Akibatnya asam lambung yang seharusnya dipakai untuk makanan tidak terpakai, dan kemudian menyerang luka.”

Bila lambung ‘hanya’ radang (gastritis) yakni merah dan membengkak tapi tidak ada luka dan lapisannya masih bagus, relatif aman untuk berpuasa. Pada keluhaan sakit maag tertentu, justru terasa nyaman saat berpuasa. Yakni sakit maag yang muncul akibat ganguan dari motilitas (pergerakan) lambung. Pergerakan lambung yang tidak normal (dismotilitas) menyebabkan terjadinya penumpukan makanan di lambung sehingga perut terasa penuh. Begitu berpuasa dan lambung dibiarkan kosong, maka akan terasa nyaman. Sakit maag jenis ini cukup banyak terjadi.

Untuk mengetahui apakah terdapat luka di lambung atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan endoskopi atas. Secara gejala, bisa juga dikenali. “Kalau perut terasa nyeri lalu nyeri berkurang setelah makan, kemungkinan besar ada luka,” terangnya. Bila perut tetap terasa nyeri meski sudah makan, umumnya mengarah ke radang. Adapun tanda khas dari dismotilitas lambung antara lain kembung, bersendawa, cepat kenyang dan perut kerap berbunyi.

Obat pereda maag yang bisa dibeli bebas (antasida), bisa digunakan bila ada keluhan nyeri lambung. Obat ini bekerja dengan menetralkan asam lambung, yang merupakan salah satu penyebab utama keluhan sakit maag. Namun antasida bekerja dalam jangka pendek, paling lama 4 jam.

Bila keluhan maag sering muncul apalagi disertai dengan perdarahan, baik muntah darah atau BAB (buang air besar) berdarah/berwarna hitam, perlu diperiksa lebih lanjut. Bisa jadi ada infeksi misalnya oleh H. pylori. Selama kuman ini ada di dalam lambung, keluhan maag akan terus berulang.

Mereka yang memiliki keluhan sakit maag dengan riwayat perdarahan, disarankan konsultasi dulu ke dokter sebelum melakukan ibadah puasa, untuk menilai kondisi terakhir, apakah memang memungkinkan untuk berpuasa. Apakah tetap bisa berpuasa semisal ditemukan gangguan? “Sebetulnya bisa saja. Bisa dilindungi dengan obat untuk menekan asam lambung,” jelas dr. Chudahman.

Dokter akan mengatur dosis dan jadwal obat, disesuaikan dengan kondisi pasien dan waktu berpuasa. Tentu, tetap perlu berhati-hati. Ketika perut terasa nyeri tak tertahankan saat berpuasa, sesuai ajaran agama, lebih baik puasa dibatalkan dan jangan memaksakan diri. (nid)

 

Sambal dan soft drink, hindari

Ada beberapa jenis makanan minuman yang sebaiknya  dihindari. Makanan yang pedas harus dikurangi, karena bisa menimbulkan iritasi pada saluran cerna. “Juga lemak dan minyak, karena dapat memperlambat gerak lambung,” imbuh dr. Chudahman.

Sayur yang kandungan seratnya terlampau tinggi seperti daun singkong dan kangkung, sebaiknya juga dihindari, karena komponen seratnya termasuk yang sulit dicerna. Selain membuat perut terasa penuh, saat keluar sebagai feses bisa tidak berubah bentuk karena tidak tercerna dengan baik.

Hindari makanan minuman mengandung gas seperti kubis/kol dan soft drinks yang bersoda. Juga kopi; pada orang yang sensitif terhadap kafein atau komponen lain dalam kopi, perut bisa terasa kembung dan tidak nyaman usai menyeruput minuman dengan aroma khas ini.

Tips lain, usahakan makan dengan porsi kecil tapi sering. Ini berarti, jangan langsung ‘kalap’ saat berbuka puasa. Awali dengan minuman hangat, lalu konsumsi seporsi kecil makanan (misalnya tajil) secara perlahan. Usai sholat maghrib, bisa makan makanan utama dan porsinya jangan berlebihan. (nid)

 

Baca juga:

Gangguan Enzim Saat Puasa

Tips Aman Puasa Bagi Penderita Maag