Hipnoterapi untuk Anak yang Pemarah 2 | OTC Digest

Hipnoterapi untuk Anak yang Pemarah 2

Pada usia 0-6 tahun, perilaku anak banyak didominasi pikiran bawah sadar. Maka komunikasi secara efektif, lebih mudah dilakukan.  Sebaiknya dilakukan oleh orangtua.

“Caranya, sibukkan anak-anak dengan  kegiatan yang disenangi, atau berada dalam kondisi yang nyaman dan rileks. Itu, sebenarnya, sebuah kegiatan hipnosis telah dilakukan. Itu merupakan cara yang dianggap efektif untuk memberikan komunikasi persuasif, dibandingkan dengan memberikan terapi hipnosis formal secara langsung. Itu sebabnya, hipnoterapis paling tepat untuk anak dilakukan oleh orangtuanya sendiri,” urai Willy Wong penulis buku Dahsyatnya Hipnosis.

Faktor penting dalam hipnoterapi anak adalah keakraban antara pemandu (orangtua) dan subyek hipnotis (anak). Menurut Willy, jika keakraban tidak terbangun maka proses hipnosis tidak akan efektif. “Orangtua harus bisa mencairkan suasana dengan membahas topik-topik yang menarik bagi anak. Seperti hobi yang digemari atau acara TV yang disukai. Baru dilanjutkan mempersuasi anak,” ujarnya.

Dalam konteks hipnoterapi, anak pemberontak pada dasarnya memiliki alasan kenapa ia bertingkah demikian. Yakni sesuatu yang “dianggap baik” dan memiliki “keuntungan” baginya. Orangtua harus mencari alasan yang menguntungkan anak, saat ia melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak positif, kemudian mencari alternatif kegiatan lain yang mendukung “keuntungan” tersebut.

“Anak yang suka memberontak, mungkin ia menganggap saran yang diberikan orangtua atau orang lain salah. Dengan memberikan komunikasi persuasif tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan, seperti mempertimbangkan secara teliti, dan memberi argumen secara sopan dan beretika bila tidak terjadi kesesuaian pendapat, perilaku yang lebih positif dapat diharapkan dan dikembangkan,” papar Willy.

Sugesti seperti apa yang diberikan? Pada prinsipnya sugesti bebas diberikan, sesuai dengan yang ingin disampaikan. Gunakan bahasa sehari-hari yang sederhana, agar  lebih efektif diterima oleh pikiran bawah sadar anak.

Hindari menggunakan kata-kata bernuansa negatif, seperti jangan, tidak boleh, dilarang. Beri sugesti berupa kata-kata positif yang sesuai dengan pencapaian tujuan yang diharapkan. Dapat disertai dengan alasan-alasan sederhana, yang mendukung saran persuasif tersebut.

“Hindari mengucapkan ‘jangan malas’. Modifikasi secara lebih efektif menjadi ‘jadilah anak yang rajin belajar’, sehingga dengan waktu belajar yang lebih singkat saat hendak tes ulangan hasilnya lebih baik,” ujar Willy.  

Metode hipnosis dapat digunakan secara luas pada anak-anak dengan masalah mental. Antara lain citra diri (self image) yang rendah (tidak percaya diri, murung, gagap), perilaku yang dianggap sebagai kenakalan (berteriak, membentak atau berbohong), perasaan takut akan hal-hal yang dianggapnya asing (takut gelap, takut kepada dokter dan jarum suntik, dan lain-lain), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan psikologis anak, seperti susah konsentrasi. (jie)

 

Baca juga: Hipnoterapi untuk Anak yang Pemarah 1