gagal ginjal studium akhir menjalani cuci darah

Gagal Ginjal Dapat Menjalani CAPD, Selain Cuci Darah

Gagal ginjal stadium akhir dapat menjalani cuci darah atau transplantasi (cangkok) ginjal.  Dengan bedah laparoskopi, pendonor ginjal lebih nyaman.

Gagal ginjal stadium akhir atau saat ginjal tidak dapat berfungsi, perlu penanganan untuk menggantikan  ginjal yang rusak tersebut. “Pada pasien penyakit gagal ginjal kronis (PGK) stadium 5, harus dilakukan tindakan,” ujar dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH, dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI). Ada tiga pilihan terapi: hemodialisis (HD), peritoneal dialisis (PD) dan transplantasi.

Baca juga: Penyakit Ginjal Kronis Dapat Dihindari dengan Obat dan Gaya Hidup Sehat

Sebelum HD, dipasang double lumen, kateter dengan dua selang; satu selang dipasang di arteri untuk memasukkan darah dari tubuh ke mesin dialisis, satu selang lagi dipasang di vena untuk memasukkan darah dari mesin ke tubuh. Kateter bisa dipasang di pergelangan tangan (arteriovenous fistula/AF) atau di lipatan lengan (arteriovenous graft/AG). AF membutuhkan waktu lebih lama sebelum dapat digunakan, tapi bisa digunakan lebih lama karena kemungkinannya terhadap bentukan bekuan darah dan infeksi lebih kecil. AG bisa digunakan 2-3 minggu, tapi rentan menimbulkan bekuan darah dan infeksi, sehingga perlu sering diganti.

HD dilakukan di rumah sakit, berlangsung 4-5 jam, dilakukan minimal 2x/minggu. Selama HD berlangsung, darah dari arteri masuk ke alat yang bekerja menyaring darah menggantikan ginjal, darah yang sudah bersih masuk kembali lewat vena.

Adapun PD ada dua macam: continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) dan automated peritoneal dialysis (APD). Di Indonesia, APD masih jarang. Sebelum melakukan PD, perlu  pemasangan kateter di perut. Cara kerja CAPD, satu ujung kateter dihubungkan dengan titanium adapter yang mengalirkan cairan dextrose. “Cairan ini akan menyerap racun di pembuluh darah perut, dan beberapa jam kemudian dikeluarkan,” terang dr. Dharmeizar. Ujung kateter satu lagi dihubungkan dengan kantung, untuk menampung cairan yang kotor.

CAPD dilakukan sendiri di rumah setiap 4-6 jam. Setiap kali prosedur akan dilakukan, peralatan yang akan digunakan dan tempat/ruang untuk meletakkan peralatan, perlu disterilkan. Keunggulan CAPD, bisa menjangkau pasien ginjal di daerah yang jauh dari fasilitas HD. Kelemahannya, pasien harus membawa kantung penampung cairan ke mana-mana, dan selalu sedia dextrose bila bepergian, agar CAPD bisa dilakukan sesuai jadwal. (nid)

Baca juga: Ginjal Rusak Tidak Bisa Membuang Kalium, Konsumsi Buah Perlu Dibatasi


Ilustrasi: Hand photo created by jcomp - www.freepik.com