Buncit, Tanda Awal Prediabetes | OTC Digest

Buncit, Tanda Awal Prediabetes

Diabetes mellitus (DM) menjadi masalah kesehatan serius secara global. Riskesdas 2013 menyatakan DM tipe 2 (DMT 2) di Indonesia sebanyak 6,9 %, (10 juta jiwa) dan angka prediabetes sampai 36,6%. Jika tidak diwaspadai, prediabetes berpotensi menjadi diabetes. Kenali tanda-tandanya.

International Diabetes Federation 2011 memperkirakan pada tahun 2030 sekitar 398 juta orang di dunia akan mengalami prediabetes. Penyakit ini tak lagi identik menjangkit orang tua, mereka yang berusia 30 tahunan pun rentan menderita diabetes.

Prediabetes adalah tahapan sebelum masuk ke diabetes. “Yakni saat kadar glukosa darah puasa 100 -125 mg/dL dan atau glukosa darah 2 jam setelah makan antara 140 – 199 mg/dL,” papar Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua PERSADIA Jakarta, Mei 2017.

Untuk mengetahui kadar glukosa darah bisa melakukan tes gula darah mandiri. Sementara untuk hasil yang lebih akurat, lakukanlah tes glukosa darah dalam 3 bulan (tes HbA1c) di laboratorium. Dianggap sebagai prediabetes jika nilai HbA1c 5,7 – 6,5%; nilai normal HbA1c adalah 4 – 5,6%. 

Prof. Mardi menambahkan, dalam jangka waktu 3-5 tahun jika tanpa perubahan gaya hidup, 25% prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). Sementara dengan perubahan life style, 50% tetap dalam kondisi prediabetes dan 25% gula darah menjadi normal.

Sayangnya banyak orang tidak sadar sudah masuk ke tahap prediabetes. Salah satu penanda adalah obesitas sentral, alias perut buncit. “Hati-hati jika pria memiliki lingkar perut lebih dari 90 cm atau > 80 cm pada perempuan,” tegas Prof. Mardi.

Berbagai riset menunjukkan mereka yang mengalami obesitas sentral jauh lebih berisiko menderita diabetes dibanding obesitas umum. Lemak perut sangat berperan menyebabkan resistensi insulin; hormon insulin yang dilepaskan pankreas tidak mampu mengontrol level gula darah / tidak lagi bekerja semestinya. 

Penanda lain adalah jika Anda selama 4 bulan terakhir terbangun di malam hari untuk buang air kecil, bahkan bisa sampai 2-3 kali. Atau, di daerah lipatan kulit (biasanya di leher belakang) menghitam. Ini disebut dengan acanthosis nigricans, disebabkan tingginya gula darah.

Pada tahap prediabetes, belum memerlukan obat-obatan, cukup dengan perubahan pola diet dan memperbanyak aktivitas fisik. Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan berupa batasi asupan gula (maksimal 50 g / 4 sendok makan), garam maksimal 6 g ( 1 sendok teh) dan 67 g lemak per hari ( 5 sendok makan minyak goreng).     

Pilih sumber protein rendah lemak; buang kulit dan bagian berlemak. Ganti nasi putih dengan beras merah atau singkong. Konsumsi 2-3 porsi buah dan 3-5 porsi sayur per hari. Jangan lupa turunkan berat badan 5-10%. Latihan fisik 30 menit 5x seminggu. (jie)