kenapa serangan jantung sekarang mengincar usia muda

Berkaca Dari Kematian Ashraf Sinclair, Kenapa Serangan Jantung Sekarang Mengincar Usia Muda?

Berkaca dari kematian Ashraf Sinclair akibat serangan jantung, saat ini serangan jantung ditengarai semakin banyak terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 45 tahun, bahkan di bawah 30 tahun.

Riset terbaru juga menyatakan meskipun usianya relatif muda, mereka yang berusia 20-30 tahun memiliki risiko kondisi yang sama setelah mendapat serangan jantung – termasuk kematian – layaknya orang yang 10 tahun lebih tua.

“Biasanya jarang terjadi seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun mengalami serangan jantung – dan beberapa di antaranya berusia 20-an tahun atau awal 30 tahunan,” kata peneliti senior Dr. Ron Blankestein, ahli jantung di Brigham and Women’s Hospital, Boston, AS.

Riset ini telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan the American College of Cardiology, di New Orleans, pada Maret 2019 lalu.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat data dari sekitar 2.100 pasien rumah sakit berusia < 50 tahun yang mengalami serangan jantung antara tahun 2000-2016.

Secara umum, satu dari lima pasien (20%) berusia 40 tahun, atau lebih muda. Tetapi dalam 10 tahun terakhir selama penelitian, proporsi pasien berusia 40 tahun miningkat hingga 2 % per tahun.

Pasien berusia 40 dan yang lebih muda juga cenderung meninggal setelah serangan jantung, seperti mereka yang berusia 41 - 50 tahun. Ini berarti bahwa usia yang lebih muda belum tentu melindungi setelah serangan jantung.

“Bahkan bila Anda berusia 20 – 30 tahun, sekali Anda terkena serangan jantung, sudah ada risiko untuk mengalami serangan berikutnya, sama seperti mereka yang berusia lebih tua,” kata Blankstein, dilansir dari livescience.com.

Baik kelompok muda atau tua dalam penelitian ini memiliki tingkat faktor risiko yang sama untuk penyakit jantung, termasuk diabetes, hipertensi, merokok dan riwayat keluarga dengan serangan jantung.

Tetapi dibandingkan dengan mereka yang berusia 41 - 50 tahun, mereka yang berusia < 40 tahun dalam riset tersebut cenderung memakai narkoba, termasuk ganja dan kokain. Secara khusus, 18 % dari kelompok yang lebih muda memakai narkoba, dibandingkan dengan 9 % dari mereka dalam kelompok yang lebih tua.

Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan narkoba dapat berkontribusi terhadap tren serangan jantung di kalangan orang dewasa muda, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Orang muda juga cenderung enggan mengonsumsi obat pengencer darah atau antikolesterol setelah mengalami serangan jantung. “Temuan ini mungkin menunjukkan bahwa dokter mungkin kurang merekomendasikan obat-obatan tersebut karena usia mereka,” tulis peneliti.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami kenapa serangan jantung meningkat di kalangan anak muda.

Tetapi saran pencegahan penyakit jantung tetap berlaku untuk semua kelompok umur. "Semuanya kembali ke pencegahan," kata Blankstein. "Banyak orang berpikir bahwa serangan jantung ditakdirkan untuk terjadi, tetapi sebagian besar dapat dicegah dengan deteksi awal penyakit dan perubahan gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko lainnya." (jie)

Baca juga : Senang Olahraga, Kenapa Ashraf Sinclair, Suami BCL, Meninggal Karena Serangan Jantung