Benarkah Chloroquine bisa Sembuhkan Corona, Ini Faktanya

Benarkah Chloroquine bisa Sembuhkan Corona, Ini Faktanya

Disebut bahwa chloroquine bisa sembuhkan korona, obat ini pun diserbu hingga persediannya menipis, bahkan habis di berbagai apotek. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (19/3/2020) mengatakan bahwa FDA telah menyetujui penggunaan chloroquine dan hydrochloroquine untuk pengobatan corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Pernyataan Trump tidak sepenuhnya benar. Namun memang, FDA telah menyetujui uji klinis obat ini pada pasien corona. Keputusan ini diambil berdasarkan temuan dari studi-studi awal yang menunjukkan bahwa chloroquine dan hydrochloroquine efektif menghambat penyakit saat diuji dengan sel-sel primata in vitro (dalam cawan patri).

Sebuah laporan yang dimuat di jurnal ilmiah Virology pada 2005 mengungkapkan hal serupa. Studi itu mengungkapkan bahwa chloroquine bisa mencegah penyebaran virus SARS-CoV, yang kala itu banyak menyebabkan penyakit SARS. Berdasarkan hasil studi tersebut, chloroquine efektif menghambat virus pada sel-sel primata yang dibiakkan dalam kultur.

 

Obat antimalaria chloroquine bisa sembuhkan corona?

Ya, chloroquine adalah obat antimalaria, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1940-an. Chloroquine adalah bentuk sintetis dari quinine, senyawa alami yang sejak 1600-an telah diekstrak dari dahan pohon cinchona (kina). Dalam pengobatan malaria, chloroquine bekerja dengan meracuni saluran pencernaan parasite Plasmodium penyebab malaria.

Lalu bagaimana caranya sebagai obat antimalaria, chloroquine bisa sembuhkan corona? Ternyata, obat ini ditengarai mampu menghambat kemampuan virus corona bereplikasi.

Pada membran sel tubuh kita, terdapat kompartemen yang disebut endosome. Endosome cenderung bersifat sedikit asam. Virus, termasuk SARS-CoV, menambah keasaman endosome agar bisa menembus membran sel. Setelah itu, virus akan melepaskan material genetik mereka, lalu mulai bereplikasi.

Selain itu, virus SARS-CoV maupun SARS-CoV-2 memiliki “duri” protein pada permukaannya. Begitu duri-duri protein ini berikatan dengan reseptor khusus pada sel manusia yang disebut angiotensin-convertinv enzyme 2 (ACE2), ia mematikan proses kimiawi yang mengubah struktur reseptor. Pada saat inilah virus bisa mengifeksi.

Chloroquine bekerja dalam dua cara. Pertama, obat ini memasuki endosome. Struktur kimiawi chloroquine menaikkan pH endosome sehingga menjadi lebih netral. Dengan cara ini, chloroquine mencegah virus menembus membran sel. Cara kedua, ia menghalangi reseptor ACE2, sehingga protein virus tidak bisa berikatan dengan reseptor tersebut.

Beberapa uji klinis mengenai manfaat chloroquine dan hydrochloroquine menghambat COVID-19 telah dilakukan di Tiongkok. Hasil awalnya menunjukkan bahwa chloroquine tampaknya memang mampu menghambat replikasi virus. Ini seperti memberi kesempatan bagi sistem imun untuk melawan virus.

Di Indonesia, chloroquine menjadi salah satu senjata andalan untuk mengatasi wabah COVID-19. Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah telah menyediakan 3 juta chloroquine.

Namun, jangan bersikap impulsif menanggapi hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa chloroquine bisa sembuhkan corona. Meski hasilnya cukup menjanjikan, tetap ada risiko yang mengintai. Beberapa peneliti menyatakan, modulasi sistem imun yang ditimbulkan chloroquine bisa menimbulkan badai sitokin. Ini adalah reaksi berlebihan terhadap suatu penyakit, yang bisa berujung pada gagal organ bahkan kematian.

Sangat tidak disarankan mencoba mengobati diri sendiri bila merasakan gejala COVID-19. Chloroquine bukanlah obat bebas, melainkan obat resep, dan pengunaannya harus dalam pengawasan dokter. Dokterlah yang memiliki kompetensi untuk memperhitungkan, berapa banyak dosis chloroquine yang dibutuhkan. Sembarangan meminumnya justru bisa membahayakan keselamatan. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Medical photo created by Racool_studio - www.freepik.com