Ashraf Sinclair Meninggal akibat Serangan Jantung, Faktor Risiko
ashraf_sinclair_serangan_jantung

Ashraf Sinclair Meninggal akibat Serangan Jantung, Ini Faktor Risiko di Usia Muda

Ashraf Sinclair meninggal akibat serangan jantung, pukul 04.51 pagi tadi, Selasa (18/2/2020). Kabar duka ini sangat mengejutkan. Siapa sangka, suami Bunga Citra Lestasi (BCL) yang langsing, tampak bugar, dan rajin berolahraga ini meninggal dunia akibat serangan jantung, di usia yang sangat muda: 40 tahun.

Dulu, serangan jantung identik dengan orang usia 60 tahun ke atas. Namun belakangan, makin sering kita mendengar kerabat kita yang masih berusia 40 tahunan kena penyakit atau serangan jantung. “Penyebab serangan jantung pada usia muda bisa karena faktor risiko yang didapat, atau faktor risiko bawaan (kongenital),” ujar dr. Radityo Prakoso, Sp.Jp(K), FIHA, kepada OTC Digest melalui aplikasi pesan.

Menurut Ketua Terpilih PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) ini, jantung usia muda lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup. “Pola makan berubah menjadi tinggi lemak dan gula, sedangkan aktivitas fisik berkurang alias sedenter,” ujar dr. Radityo. Pola hidup seperti ini membuat kadar kolesterol meningkat, dan gula darah tinggi. Belum lagi kebiasaan merokok, kurang tidur, dan stres. Semua itu menjadi faktor risiko yang didapat.

Adapun faktor risiko bawaan meliputi kelainan bawaan, yang sudah ada dalam tubuh sendiri. “Misalnya kelainan bawaan arteri koroner, kadar kekentalan darah tinggi karena kelainan bekuan darah, dan faktor genetika seperti jaras listrik,” tutur dr. Radityo, yang juga  Ketua Komisi Kegawatdaruratan Kardiovaskular PP-PERKI.

 

Ashraf Sinclair meninggal akibat serangan jantung, kita perlu wawas diri

Kita tidak tahu, faktor risiko apa yang dimiliki oleh Ashraf. Yang pasti, kita perlu lebih waspada terhadap serangan/penyakit jantung. Tanpa disadari, mungkin saja kita memiliki faktor risiko terhadap serangan jantung. “Semua orang bisa kena serangan jantung. Oleh karena itu, perlu medical check-up rutin,” tegas dr. Radityo.

Pemeriksaan jantung dimulai dengan wawancara medis (anamnesis), yang mencakup pola hidup sehari-hari, serta riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, rekam jantung, foto toraks (rongga dada), dan pemeriksaan lab sederhana. Ini antara lain meliputi pemeriksaan kadar gula darah dan kolesterol. “Pemeriksaan lain sesuai indikasi yang dianjurkan dokter yang melakukan check-up,” ucap dr. Radityo.

Ia menyarankan untuk melakukan check-up rutin setahun sekali, sejak usia 40 tahun. “Tapi untuk teman-teman yang berisiko tinggi, bisa mulai lebih awal,” ujarnya. Misalnya mereka dengan riwayat penyakit jantung dan/atau kolesterol tinggi di keluarga.

Serangan jantung datang tiba-tiba, tanpa permisi. Ini bisa kita antisipasi sejak awal dengan mengetahui faktor risiko apa saja yang kita miliki.

Selamat jalan Ashraf, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. (nid)

___________________________________________

Foto: Instagram Ashraf Sinclair (@ashrafsinclair)