Manfaat Cabai Jawa Pedas Berkhasiat
cabai Jawa

  Cabai Jawa Pedas Berkhasiat

Cabai identik dengan sambal. Terasa pedas namun memikat lidah untuk terus mengecapnya. Itulah sensasi yang diciptakan cabai merah atau cabai rawit. Cabai jawa lain lagi. Bentuknya tidak seperti cabai yang umum dikenal. Kegunaannya juga berbeda: untuk  campuran jamu. Penggemar jamu gendong pasti tahu, jamu cabai puyang, yang dapat menghilangkan pegal-pegal, linu, nyeri dan rasa lelah. Jamu ini berbahan cabai jawa serta lempuyang, kunyit, kencur, gula merah, asam kawak dan sedikit garam. Cabai yang satu ini juga biasa dijadikan  bahan minuman tradisional bandrek.  

Cabai jawa (Piper rectrofractum) termasuk familia Piperaceae atau sirih-sirihan; berkerabat dengan dengan lada, kemukus dan sirih. Batang cabai jawa menjalar melilit pada tanaman lain. Akarnya lekat mirip pohon sirih atau lada. Daunnya berwarna hijau muda mengkilap, bentuknya oval dengan pangkal daun membulat dan ujungnya runcing.

Bagian bunganya berbentuk bulir. Buahnya berbentuk bulat memanjang, sekitar 2-7 cm dengan biji berukuran 2-2,5 mm. Warnanya hijau ketika masih muda dan  kecoklatan ketika sudah tua. Berubah lagi menjadi merah cerah ketika sudah matang. Rasa cabai jawa manis-manis pedas tajam.   

Tanaman ini berkhasiat mengusir dingin, menghilangkan nyeri (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), sebagai stimulan dan afrodisiak. Akarnya mempunyai rasa pedas dan hangat, berkhasiat sebagai tonik, penambah nafsu makan dan peluruh haid (emenagog).

Khasiat-khasiat tersebut diperoleh karena tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia. Buahnya mengandung zat pedas piperine, yang mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi dan menekan susunan saraf pusat. Kandungan lain di antaranya: minyak asiri, alpha amirin, fenenol, dehydromatricaria ester dan cineole. Akar dan batangnya mengandung inulin yang terdiri dari artemose oxytocin dan ridentin.

Beberapa uji pra-klinik telah dilakukan pada hewan percobaan. Sa’roni, dkk, tahun 1992 membuktikan adanya efek androgenik dan anabolik, mendukung obat sulit  bersalin atau pengatur haid. Studi oleh  Djoko Hargono, tahun 1992 melihat tanaman ini signifikan serta sebagai antipiretik atau penurun suhu badan.

Salah satu cara pemanfaatan sederhana cabai jawa yakni, sebanyak 2,5 – 5 gram  direbus, lalu diminum. Atau untuk pemakaian luar sebagai parem setelah ibu melahirkan. Daunnya bisa dipakai sebagai obat kumur pada radang mulut.

Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari cabai jawa, dr. Setiawan Dalimarta yang juga herbalis, memperingatkan agar perempuan hamil dan penderita panas dalam tidak meminum ramuan dari tumbuhan ini. (jie)