mengatasi kerontokan dengan hair tonik
Tonik Penguat Rambut

Tonik Penguat Rambut

Banyak yang mengeluh rambut rontok setelah memakai hijab. Rontok <100 helai rambut /hari tergolong normal. Cara mengatasi kerontokan yakni dengan tonik rambut. “Tonik merangsang vaskularisasi, sehingga rambut mendapat nutrisi lebih baik,” ungkap dr. Nenden S. Prabu, Sp.KK.

Tonik ada yang mengandung zat golongan minoxidil, yang kerap dipakai untuk merangsang pertumbuhan rambut pada orang dewasa yang mengalami kebotakan. Tonik lain mengandung nutrisi dan bahan-bahan alami seperti ginseng, yang dapat menguatkan rambut. Atau yang merangsang pertumbuhan rambut misalnya urang-aring.

Kapan tonik digunakan, tergantung kondisi rambut. Bila tidak ada masalah atau rontok ringan, cukup 2-3 hari sekali setelah keramas. “Kalau rontoknya berat, perlu tiap hari,” ucap dr. Nenden.

Usapkan tonik pada kulit kepala sambil dipijat lembut. Pijatan bisa memperbaiki peredaran darah di kulit kepala, dan membuat penyerapan tonik lebih baik. Tidak semua masalah selesai dengan tonik. “Selama penyakitnya masih ada, pemakaian tonik dihentikan, rambut  kembali rontok. Penyebab kerontokan harus diobati,” tutur dr. Nenden. Bila rambut berketombe dan sangat berminyak, harus diobati.

Juga bila ada gangguan lain, yang menyebabkan rambut rontok, botak/pitak. Rambut memiliki tiga fase: anagen, katagen dan telogen. Anagen adalah fase pertumbuhan, berlangsung 2-6 tahun. Katagen berlangsung 2-3 minggu, merupakan fase peralihan, “Saat rambut siap diganti dengan yang baru.” Telogen adalah masa lepas, berlangsung 1-3 bulan. Pada keadaan abnormal, fase telogen lebih panjang sehingga rambut rontok. Banyak faktor yang bisa memicu: gangguan dalam tubuh, gangguan nutrisi, atau gangguan dari luar seperti terlalu banyak menggunakan bahan kimia yang bisa merusak rambut, misalnya cat rambut.

Perlu konsultasi ke dokter, bila ada faktor genetik seperti dermatitis seborrhoic atau psoriasis. Dermatitis seborrhoic cenderung kolesterol tinggi. “Bila punya riwayat keluarga dan pola makan tidak dijaga, mudah terjadi dermatitis seborrhoic,” kata dr. Nenden. (nid)