testing pcr covid-19 di indonesia naik

Testing PCR COVID-19 di Indonesia Diklaim Naik Hingga 90%

Salah satu syarat penanganan pandemi yang dirokemendasikan WHO adalah testing PCR sesuai jumlah penduduk, yakni 1 per 1.000 orang per pekan. Harus diakui bila Indonesia belum mampu melakukan testing sesuai standar WHO. Namun kabar gembiranya adalah hingga November 2020 pemerintah sudah mulai mendekati standar minimal WHO.

Untuk ukuran Indonesia dengan populasi mencapai 267 juta jiwa, maka diperlukan testing (pemeriksaan) PCR COVID-19 kepada 267 ribu orang per minggu.

"Walaupun sempat mengalami berbagai fluktuasi, jumlah testing yang dilakukan pada bulan November 2020, mencatatkan tren peningkatan setiap minggunya dari 67,15% pada minggu pertama, naik menjadi 90,64% pada minggu ke-4," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jumlah testing yang dilakukan semakin mendekati standar target yang ditentukan WHO. Pencapaian ini tambah Prof. Wiku, tidaklah mudah karena terdapat beberapa kendala. Seperti ketersediaan reagen, jumlah SDM, kapasitas laboratorium serta kondisi geografi Indonesia.

"Oleh karena itu saya mengapresiasi tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras untuk meningkatkan jumlah testing ini," imbuhnya.

Namun demikian Ia mengingatkan agar jangan terbuai dengan pencapaian ini. “Terus tingkatkan jumlah testing, agar kita mampu mencapai target yang ditentukan WHO. Dan kita mampu mendeteksi dimanapun pasien itu berada agar mendapat pelayanan kesehatan sedini mungkin,” kata Prof. Wiku.

Pelacakan kontak erat

Selain testing dan treatment (pengobatan), penangan COVID-19 juga melibatkan upaya tracing atau penelusuran kontak terdekat dengan mereka yang positif COVID-19.

Melalui tracing, maka tenaga kesehatan akan melakukan pelacakan sehingga kontak terdekat dengan mereka yang positif COVID-19 dapat ditemukan dan dilakukan testing.

Jika hasil tes positif, maka akan dilakukan treatment, sehingga dapat segera sembuh. "Semakin cepat tracing dilakukan, maka kesempatan sembuh akan semakin besar. Oleh karena itu, siapapun anda agar mendukung penuh upaya tracing yang dilakukan tenaga kesehatan. Tunjukkan sifat kooperatif dan terbuka," pesan Prof. Wiku.

Jangan sampai ada gelombang kedua

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tetap waspada, agar jangan sampai terjadi pandemi gelombang kedua.

“Waspada agar jangan sampai terjadi gelombang kedua yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan,” katanya dalam sambutan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 dalam tayangan YouTube Bank Indonesia.

Jokowi mengklaim, penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah mulai membuahkan hasil. Tingkat kesembuhan semakin positif, yakni mencapai angka 84,02%. Ini lebih baik dari rerata kesembuhan dunia sebesar 69,95%.

“Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah, dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya. (jie)