Tes Darah Samar Efektif Deteksi Kanker Kolon | OTC Digest

Tes Darah Samar Efektif Deteksi Kanker Kolon

Kanker kolorektal (kolon dan rektum) merupakan salah satu dari 4 jenis kanker yang paling banyak di derita di Indonesia. Kabar baiknya, kanker kolorektal bisa dideteksi sejak awal dengan tes darah samar.

Data Globocan 2018 menyatakan di Indonesia ada 348.809 penderita kanker baru dalam setahun. Tercatat empat jenis kanker terbanyak, yakni payudara (58 ribu kasus), serviks (32 ribu), paru (30 ribu) dan kanker kolon (30 ribu kasus).

Harus diakui tidak semua jenis kanker ada metode deteksi dini, namun beberapa jenis kanker sudah ada. Kanker payudara, serviks dan kanker kolon termasuk tiga jenis kanker dengan kejadian terbanyak yang sudah bisa dideteksi dini.

“Khusus untuk kanker kolon, dengan melakukan colok dubur dan tes darah samar pada tinja. Tes ini mudah dan murah,” terang dr. A. Hamid Rochanan, SpB-KBD, MKes, Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABI).

Kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang tumbuh di usus besar (kolon), atau bagian paling bawah usus besar yang terhubung dengan anus (rektum). Kanker ini biasa juga disebut kanker kolon.

Kanker kolorektal bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker kolorektal.

Tes darah samar atau fecal occult blood test (FOBT) dilakukan untuk mendeteksi adanya darah yang tidak tampak (kasat mata) pada tinja melalui pemeriksaan mikroskopis.

“Diambil dari sampel tinja, dikirim ke laboratorium dan akan dideteksi dengan gampang. Nanti hasilnya tes darah samar negatif atau positif. Jika positif akan dilanjutkan dengan kolonoskopi,” terang dr. Hamid dalam acara Penatalaksanaan Kanker di Era BPJS Kesehatan, di Jakarta (15/07/2019).  

Saat pemeriksaan kolonoskopi, usus besar akan diteropong untuk mengetahui asal perdarahan. Setelah diketahui penyebabnya, dokter akan mengambil sampel jaringan (polip) untuk kembali diperiksa di lab.

“Setelah itu akan terlihat histopatologinya (penyebab). Kalau akibat keganasan, biasanya masih dalam stadium dini, belum ada penyebaran. Jika dilakukan pengobatan hasilnya akan jauh lebih baik, daripada pasien sudah mengeluhkan kembung, atau diare kronis,” urai dokter yang praktik di RS Pusat Angkatan Darat, Jakarta ini.

Gejala kanker kolon yang wajib diketahui antara lain diare/konstipasi, BAB tidak tuntas, darah pada tinja, mual, muntah, perut terasa nyeri/kram/kembung, mudah lelah dan berat badan turun tanpa sebab.

Sementara pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk mendeteksi tumor di area rektum. Dokter akan melakukan colok dubur sebatas jari telunjuk. Dr. Hamid menambahkan, “Semua yang ada keluhan saluran pencernaan harus melakukan colok dubur. Jika terdeteksi ada tumor, bisa dilanjutkan dengan kolonoskopi,” tambah dr. Hamid.

Baca juga : Penting, Colok Dubur pada BAB Berdarah

Colok dubur dilakukan sebelum tes darah samar. Baik colok dubur atau tes darah samar bisa dilakukan sewaktu-waktu, bisa tiap tiga atau enam bulan.

Yang harus melakukan pemeriksaan tes darah samar

Pemeriksaan dini direkomendasikan pada mereka yang:

  1. Semua orang yang berusia di atas 50 tahun.
  2. Memiliki riwayat keluarga dengan sakit polip (benjolan) usus.
  3. Punya riwayat keluarga menderita kanker. “Ada riwayat keluarga kanker, semua jenis kanker, tetapi terutama kanker usus besar,” kata dr. Hamid.
  4. Menderita diare kronis (> 2 minggu) walau sudah diobati. (jie)

Baca juga : Pengujian KRAS pada Kanker Kolon