Imunisasi Dasar telat lengkapi dengan imunisasi kejar
Imunisasi Dasar telat lengkapi dengan imunisasi kejar

Telat Imunisasi Dasar? Jangan Khawatir Manfaatkan Imunisasi Kejar

Diakui oleh para ahli, secara global terjadi penurunan cakupan imunisasi dasar selama pandemi COVID-19, demikian pula di Indonesia. Pada anak-anak yang telat atau belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap manfaatkan imunisasi kejar yang akan dilakukan pemerintah. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bila imunisasi merupakan salah satu cara terbaik mencegah penyakit, mengurangi angka kesakitan bahkan mencegah kematian akibat penyakit – setidaknya ada 20 penyakit - yang mengancam jiwa. 

Imunisasi mencegah 2 - 3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza dan campak. Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI menegaskan pandemi COVID-19 menurunkan target cakupan imunisasi. 

“Anak-anak yang tidak dapat imunisasi lengkap sangat rentan kena penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi. Penurunan imunisasi juga berdampak terjadinya KLB (kejadian luar biasa), dan KLB difteri di Kalimantan akibat 3 tahun terakhir cakupan imunisasi di sana rendah,” katanya dalam peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2022, hari ini (14/4/2022). 

Apa yang harus dilakukan bila telat imunisasi dasar?

Dengan berbagai alasan, banyak ibu yang terlewat untuk membawa anak mereka ke puskesmas / posyandu untuk memperoleh imunisasi dasar atau tambahan. 

“Kalau telat imunisasi, tidak apa-apa ada imunisasi kejar,” jelas Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). 

Sebagai informasi, pemerintah pada bulan Mei 2022 mendatang akan menggelar fase pertama Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan fase kedua di Agustus 2022. Manfaatkan BIAN untuk melengkapi jadwal imunisasi pada anak-anak yang telat atau belum mendapat imunisasi dasar. 

Selama BIAN akan dilaksanakan imunisasi dasar (DPT/HepB-Hib, BCG, Polio, dll) disertai pemberian satu dosis imunisasi tambahan campak-rubela tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Juga imunisasi kejar untuk balita dengan semua jenis imunisasi kecuali campak dan rubella. 

“Segera lihat catatan imunisasinya apa yang terlewat, sehingga akan dibuat jadwal baru di dalam BIAN. Maka dari itu pencatatan (imunisasi yang sudah dilakukan) itu penting,” Prof. Sri menambahkan. 

Untuk imunisasi kejar direkomendasikan menggunakan vaksin kombinasi dan suntikan ganda. Kedua jenis imunisasi ini aman, memiliki KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) ringan, dan efektif mempercepat jadwal imunisasi. 

Vaksin kombinasi terdiri dari lebih dari satu antigen dalam satu kemasan, misalnya DPT-HepB-HiB, MR atau OPV. 

Pada suntikan ganda pemberian imunisasi yang berisi dua atau lebih antigen dengan kemasan vaksin yang berbeda, dalam waktu yang bersamaan. Diberikan pada tempat yang berbeda atau pada tempat yang sama, dengan diberi jarak sekitar 2,5 cm. 

“Imunisasi ganda itu suntikan diberikan secara bersama-sama di satu tempat. Ini sudah lama dilakukan di luar negeri, memang di Indonesia belum popular, (hanya) di Yogyakarta sudah dimulai 10 tahun lalu, dan sangat aman,” imbuh Prof. Sri. 

Ini bahayanya bila tidak imunisasi

Pada kesemapatan yang sama dr. Prima Yosephine MKM, Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kemenkes RI, mengatakan imunisasi tidak hanya penting bagi bayi dan anak-anak, melainkan juga secara tidak langsung dapat membatasi penularan kepada kelompok usia dewasa/lansia.

Campak misalnya, ini adalah penyakit yang sangat menular. Sebagai pembanding, pada penyakit lain satu orang yang terinfeksi bisa menularkan pada 5 -8 orang, sementara untuk campak berpotensi menularkan pada 20 – 25 orang. 

“Imunisasi sangat penting buat buah hati. Kalau anak Anda belum dapat imunisasi lengkap, segera datang ke layanan kesehatan yang memberikan imunisasi, dan lengkapi imunisasinya,” pungkas dr. Prima. (jie)