Kenali Tanda Bahaya Pneumonia | OTC Digest
tanda_bahaya_pneumonia_bayi

Tanda Bahaya Pneumonia

Batuk pilek, nafas cepat dan sesak nafas. “Ini segitiga yang merupakan gejala kunci pneumonia,” terang dr. Sri Sudarwati, Sp.A dari UKK Respirologi PP-IDAI. Ia sangat menyayangkan, banyak belum bisa mengenali gejala pneumonia pada anak. Dan hanya sekitar 50% orangtua yang segera membawa anaknya ke layanan medis, sehingga anak terlambat mendapat pertolongan. Memang di beberapa daerah, akses terhadap kesehatan tidak mudah. Ini salah satu penyebab angka pneumonia susah turun di Indonesia.

Umumnya, anak yang mengalami pneumonia awalnya terkena infeksi saluran nafas akut (ISPA) terlebih dahulu, yakni batuk pilek dan kadang demam. Orangtua perlu waspada apakah ada sesak nafas, yang ditandai dengan tarikan dinding dada ke dalam. “Atau ada nafas cepat, yang dihitung selama satu menit,” imbuhnya. Dr. Sri menegaskan, hitung nafas bisa dilakukan oleh orangtua atau siapa saja, tidak harus oleh dokter/tenaga medis.

Hitung nafas harus dilakukan selama satu menit (60 detik); tidak boleh 15 detik lalu dikali empat, karena ritme nafas anak berbeda tiap detiknya. Untuk menghitung nafas, anak harus dalam keadaan tenang, misalnya saat ia tidur atau menyusu. Jangan saat anak menangis atau rewel, karena perhitungan nafas tidak akurat.

Ingat selalu patokan angka 40, 50 dan 60. “Pada anak usia kurang dari dua tahun, nafas tidak boleh lebih dari 60 kali per menit,” papar Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A., M.Sc dari RS Hasan Sadikin, Bandung. Pada anak usia 2 bulan – 1 tahun batasnya 50 kali/menit, dan untuk usia 1 – 5 tahun maksimal 40 kali/menit. Hitung nafas bisa diulang sampai tiga kali. Bila memang nafas anak cepat, segera bawa ke layanan medis. “Nafas cepat merupakan peringatan dari paru-paru bahwa anak sakit dan perlu oksigen,” tegasnya.

Tanda lain dari pneumonia yang bisa dikenali orangtua misalnya nafas berbunyi ngik (mengi) dan nafas melemah. Kadang, anak tidak terlihat sesak tapi terdengan merintih. Ini juga merupakan tanda pneumonia. Waspada bila ada anggukan kepala, atau gerakan dagu ke arah dada. “Itu tanda bahwa pneumonia sudah berat,” tegas dr. Sri.

Kenali tanda bahaya umum. Yakni: anak tidak bisa minum/menyusu, anak selalu memuntahkan semuanya; ada kejang. Ini juga akan ditanyakan oleh petugas kesehatan, untuk menilai kondisi anak.

Pengobatan pneumonia yakni dengan antibiotic yang diberikan melalui infus, karena sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri. Tidak dilakukan kultur terlebih dahulu, karena harus mengejar waktu. Sudah dibuat etiologi pneumonia berdasarkan umur, sehingga bisa diperkirakan, kuman apa yang menyerang anak. “Berdasarkan perkiraan ini, bisa diberikan antibiotic yang sesaui dengan kuman,” terang Prof. Cissy.

Selain antibiotic, anak juga diberi oksigen. Ini penting untuk membantunya bernafas dan mencegah hipoksia. (nid)

Bersambung ke: Cegah Pneumonia dengan Vaksinasi