sering berhubungan seks turunkan risiko kanker prostat

Sering Berhubungan Seks Turunkan Risiko Kanker Prostat, Apa Kata Ahli

Kanker prostat merupakan kanker kedua tersering dialami oleh pria berusia 50 tahun lebih. Ada pandangan bila sering berhubungan seks risiko menderita kanker prostat pun turun. Benarkah?

Globocan (Global Cancer Statistics) 2018 menyatakan kanker prostat adalah kanker terbanyak keempat di seluruh dunia, dan nomor dua terbanyak pada pria (setelah kanker paru). Diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus baru muncul dan menyebabkan 359.000 kematian di seluruh dunia.

Langkah-langkah untuk mengurangi risiko kanker sering kali melibatkan banyak pantangan yang tidak boleh Anda lakukan. Jadi, bila ada pandangan bahwa sering/rutin berhubungan seks bisa mencegah kanker prostat adalah suatu kabar baik.

Hal tersebut didasari pada penelitian di Australia tahun 2003, yang mengatakan bila seseorang ejakulasi tujuh kali seminggu, maka risiko kanker prostat berkurang hingga 36%. Riset yang mirip oleh Harvard Medical School mengatakan ejakulasi 21 kali dalam sebulan menurunkan risiko kanker prostat 20%.

Para ahli belum memahami dengan benar kenapa sering berhubungan seks, atau ejakulasi secara rutin akan menurunkan risiko kanker prostat. Salah satu teori yang diyakini adalah ejakulasi akan membuang material-material penyebab kanker, infeksi dan penyebab peradangan di kelenjar prostat.

“Kanker prostat adalah kanker yang terjadi pada kelenjar prostat, di antara kandung kemih dan saluran kencing. Salah satu fungsi kelenjar prostat adalah memroduksi cairan sperma,” kata dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD, dari ASRI Urology Center (AUC) Siloam Hospital ASRI.

Menanggapi riset di Australia, dr. Rizal berpendapat bila metodologi yang dilakukan kurang sempurna. “Karena partisipan hanya ditanya seberapa sering ejakulasi,” katanya dalam seminar virtual dalam rangka peringatan World Cancer Day 2021, Rabu (17/2/2021).  

Tetapi pada prinsipnya, mereka yang rutin ejakulasi (baik itu melalui hubungan seks atau martubasi) biasanya memiliki pola hidup yang lebih sehat. Itu yang menurunkan risiko kanker prostat, tambah dr. Rizal.

Mendukung pendapat tersebut, Ketua ASRI Urology Center Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K), mengatakan dengan metodologi yang kurang tepat tidak bisa menyimpulkan bila seseorang yang sering berhubungan seks mak risiko kanker prostat bekurang, atau sebaliknya.

“Jadi apakah orang yang tidak beraktivitas seks, misalnya romo, punya risiko kanker prostat lebih tinggi? Tidak ada penelitiannya,” imbuh dr. Nur Rasyid.

Aktivitas seks menggambarkan kesehatan seseorang secara umum. Mereka yang yang teratur melakukan hubungan seks biasanya memiliki kesehatan yang lebih baik.

“Sebaliknya mereka yang mengalami gangguan ereksi adalah alarm adanya gangguan pembuluh darah, menggambarkan kesehatan yang kurang baik,” terang dr. Nur Rasyid.

Penelitian yang kontroversial

Walau ada bukti yang mendukung rutinitas seksual dan penurunan risiko kanker prostat, teori tersebut mengundang kontroversi. Ada temuan yang saling bertentangan. Kontroversi terbesar adalah mengenai usia responden saat ejakulasi terjadi.

Tim peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menemukan bila pria justru lebih berisiko menderita kanker prostat jika mereka sangat aktif secara seksual di usia 20-30an. Riset tersebut juga tidak menemukan bukti konklusif bila masturbasi memberikan risiko yang lebih besar daripada berhubungan seks.

Sementara penelitian di Harvard tidak mendukung terkait temuan usia dalam riset Cambridge. Menurut mereka tidak ditemukan adanya peningkatan risiko kanker prostat terkait usia melakukan hubungan seks / ejakulasi. Penelitian di Australia menunjukkan penurunan risiko kanker prostat jika ejakulasi sering terjadi selama masa dewasa muda.

Dengan berbagai kontroversi hasil penelitian tersebut, dibutuhkan lebih banyak penelitan untuk memahami hubungan antara kanker prostat dengan aktivitas seksual.

“Yang lebih penting adalah silakan seks itu dinikmati sesuai kesepakatan dengan istri. Tetapi kesehatan seks menggambarkan kesehatan secara umum,” pungkas dr. Nur Rasyid. (jie)

Baca juga : Skrining dan Deteksi Kanker Prostat Mudah